Lomba Tulis 27th Republika.co.id 'Menjadi Utuh Bagi Masyarakat'
Lomba | 2022-09-22 23:45:18Hidup bersosial dan hidup bermasyarakat adalah dampak dari hidup menjadi manusia. Kerapkali kita terpaku dengan diri sendiri, hingga lupa pada keadaan sekeliling. Terlebih lagi, manusia Indonesia tergolong saling peduli dan ingin menjadi bermanfaat bagi sesama. Nah, golongan ini dalam lingkup lebih luas berbentuk korporasi biasanya melakukan kepedulian sosial pada masyarakat melalui Gerakan CSR (Corporate Social Responsibility).
Dari dekat bentuk-bentuk Gerakan CSR yang selama ini dilihat masyarakat berbentuk fisik, seperti perbaikan jalan, jembatan, lampu jalan, pembuatan toilet umum, penanaman pohon baik di daerah pesisir dengan mangrove maupun menghijaukan kembali taman yang ada di permukiman masyarakat.
Namun, ada juga Gerakan CSR yang menyasar kalangan khusus bagi masyarakat yang membutuhkan, seperti operasi bibir sumbing, khitanan massal, nikah massal, hingga pelatihan soft skill yang diperlukan untuk menyerap angkatan kerja dimana angka usia masyarakat produktif yang belum memiliki pekerjaan baik di sektor formal maupun informal sekitar 5 - 7 % atau antara 13,5 hingga 19 juta warga dari seluruh penduduk berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS pada tahun 2019 - 2021.
Mari saya ajak melihat lebih dekat dampak sejumlah CSR yang telah diterima masyarakat. Seringkali CSR ini tidak datang dari masyarakat, namun juga pemerintah yang dalam hal ini mewakili masyarakat yang cenderung lebih mengerti sasaran yang tepat penggunaan dana CSR.
Bila bentuk CSR adalah fisik, seringkali proses kepedulian korporasi itu sudah berhenti ketika pembangunan selesai. Lantas serah terima dengan masyarakat dianggap pengelolaan berikut perawatan juga dibebankan pada masyarakat sekelilingnya yang mempergunakan.
Bila masyarakat khusus yang menerima itu tampak wajar, dengan selesainya pelaksanaan. Selesai pula tanggung jawab sosial korporasi pada penerima. Sebab, korporasi amat menyukai data-data. Dari sejumlah kegiatan yang dapat menghasilkan pelaporan inilah yang bisa dipertanggungjawabkan korporasi pada para pemegang kebijakan perusahaan.
Oleh karena itu, dalam hemat pikir saya. Korporasi dapat menebar kebaikan secara utuh dengan menyampaikan komunikasi yang terbuka pada masyarakat. Dengan memberikan solusi konkret melalui pembangunan fisik, itu saya sepakati.
Rangkaian dari proses masyarakat, menyetujui tempat sekelilingnya menjadi area CSR, sampai masyarakat merasa memiliki dan menjaga apa yang telah diberikan lantas dititipkan korporasi inilah yang perlu di edukasi.
Bila diperlukan dalam prosesnya, korporasi memerlukan data untuk memberikan dana CSR berkelanjutan. Misal dalam proses penanaman pohon dengan korporasi mengetahui perkembangan dari waktu ke waktu. Baik tumbuh kembangnya, hingga dampak baik yang ditimbulkan bagi sekelilingnya. Maka, lakukan itu untuk memberikan pemahaman yang utuh dan layak bagi masyarakat.
Tak dapat dipungkiri, peran-peran strategis wakil rakyat dan pemerintah dalam administrasi mengawal tujuan korporasi pada CSR sangat diperlukan. Namun, pola pikir pengambilan keputusan, dampak-dampak yang ditimbulkan, hingga kelayakan tujuan korporasi atau singkatnya politik korporasi. Ini perlu disadari dengan benar oleh masyarakat. Sehingga, tidak muncul komunikasi yang tidak lancar dan sporadis antara korporasi dan masyarakat.
Kita harus kembali mengingat, sebagai upaya introspeksi diri dengan sering menyatakan dalam diri,
Itu sebagaimana, jika kita bersepakat untuk menebar kebaikan bagi masyarakat secara utuh.
Wallahu ‘alam bishawab. Tabik.
Warungasem, Batang | 22 September 2022
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.