Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agung Izzul Haq

Trifting akan menjadi budaya fashion atau ekonomi ?

Gaya Hidup | 2022-09-13 10:45:25

Trift yang muncul dari gaya berpakaian anak muda yang menggunakan model-model maju jaman dulu atau vintage yang di dapatkan di pasar loak yang menjual baju-baju bekas branded dengan harga miring sekarang sangat digandrungi oleh kaum muda.

“Trifthing” mereka menyebutnya, trift menjadi budaya populer yang digandrungi oleh anak muda, mereka mencari gaya fashion yang keren dan juga dengan harga yang murah untuk didapatkan. Sehingga mereka memilih untuk membeli pakaian yang dijual bekas, masih berkualitas dan tentunya branded serta murah.

Kota Surabaya misalnya menjadi pusat anak muda untuk berburu pakaian-pakaian fashionable, murah dan branded untuk dikenakan aktivitas harian. Tp Pagi dan Pasar Gembong menjadi pusat tempat anak-anak muda trifthink pakaian-pakaian murah dan branded untuk digunakan pribadi.

Kita akan disuguhkan surga pakaian vintage dan ber merek disana, meskipun dengan harga yang murah kita bisa mendapatkan pakaian yang branded dari sana, banyak brand-brand dari luar yang dijual di sana, seperti Lacoste, The North Face, Pol ham, PoloRalplauren, Adidas, Puma, Stone Island, dan masih banyak brand-brand luar yang dijual disana.

Bukan hanya baju-baju dan celana yang dijual di tempat-tempat trift, topi, gelang, kacamata, sepatu, hingga tas pun ada di jual di tempat trift. Anak muda yang digandrungi dengan vibe-vibe jaman dulu atau gaya fashion vintage tahun 80an, 90an akan berburu di sana untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Berjalannya waktu anak-anak muda yang awalnya hanya menjadi konsumen dari adanya tren trift ini, tidak sedikit yang memanfaatkan peluang bisnis pakaian bekas ini atau sering disebut TriftingShop atau TriftShop. Dengan membuka jualan online dengan platform digital atau e-commercial, mereka melihat peluang bisnis yang cukup besar da sedang digandrungi dengan anak muda yang

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image