Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Isaac Surya. Mahasiswa Universitas Airlangga

Mau menjadi Generalis atau Spesialis? Jack of All Trades vs Master of One

Gaya | 2024-12-15 22:46:50

Mau menjadi Generalis atau Spesialis? Jack of All Trades vs Master of One

Menjadi spesialis adalah impian banyak orang. Seorang spesialis menghabiskan bertahun-tahun hidupnya untuk menguasai ilmu yang sangat spesifik, oleh karena itu, keahliannya sangat dihargai. Banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk membayar mahal agar bisa mendapatkan orang dengan keahlian langka ini. Hal ini tidak mengherankan, mengingat semakin terbatasnya jumlah orang yang menguasai suatu bidang secara mendalam. Prinsip sederhana dari hukum penawaran dan permintaan pun berlaku di sini: semakin sulit ditemukan, semakin tinggi nilai seseorang.

Namun, meskipun keuntungan menjadi spesialis sangat jelas, kita juga perlu mempertimbangkan keuntungan yang dimiliki oleh seorang generalis. Sebagai seorang generalis, kita tentu memiliki fleksibilitas lebih besar dalam memasuki berbagai industri. Seorang spesialis mungkin dibayar dengan sangat baik, tetapi dia juga lebih rentan terhadap perubahan dan perkembangan industri yang cepat. Ketika suatu bidang mengalami penurunan atau disrupsi, seorang generalis yang memiliki pengetahuan luas bisa lebih mudah beradaptasi dan beralih ke industri atau bidang lain.

Keuntungan lain menjadi seorang generalis adalah kemampuan untuk menghubungkan berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, seorang insinyur yang bekerja dalam industri pesawat terbang pernah mengamati bahwa tetesan air hujan bisa mengikis pesawat melalui gelombang kejut yang dihasilkannya. Hal ini mengarah pada pengembangan teknologi baru yang menggunakan gelombang kejut untuk memecah batu ginjal tanpa harus melakukan prosedur operasi invasif. Meskipun pesawat terbang dan urologi adalah dua bidang yang sangat berbeda, kemampuan seorang generalis untuk menghubungkan kedua hal ini memberikan manfaat besar.

Namun, menjadi seorang generalis juga memiliki keterbatasan. Pengetahuan yang luas memang bermanfaat, tetapi untuk mencapai kedalaman dan kecanggihan dalam suatu bidang khusus teknologi dan urologi tersebut. Untuk merancang, mengembangkan, dan merealisasikan suatu inovasi mesin urologi tersebut, seorang spesialis diperlukan untuk menggali lebih dalam dan menyelesaikan tantangan teknis yang lebih kompleks.

Tapi juga, tantangan bagi seorang spesialis adalah jika mereka tidak memperluas pengetahuan di luar bidangnya. Seorang spesialis yang hanya fokus pada satu hal bisa terjebak dalam rutinitas yang sempit, sedangkan seorang generalis memiliki peluang untuk berkembang dan memperluas kontribusinya. Bayangkan jika seorang spesialis mengembangkan keterampilan tambahan, seperti manajemen atau kepemimpinan. Dengan keterampilan tersebut, ia bisa memimpin tim dan mengarahkan proyek yang lebih besar, memperbesar dampaknya, dan bahkan meningkatkan peluang untuk mendapatkan imbalan yang lebih besar.

Belajar dengan Cukup

Namun, bagaimana kita bisa belajar efektif sebagai seorang generalis jika kita hanya menyentuh banyak topik secara sekilas? Bagaimana kita memastikan bahwa pengetahuan kita benar-benar berguna? Jawabannya adalah "cukup". Seorang generalis perlu menguasai topik secara cukup mendalam agar itu bisa diaplikasikan dalam berbagai konteks. Tidak perlu menjadi ahli dalam segala hal, tetapi cukup paham untuk dapat menghubungkan ide, menemukan pola, dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan.

Buku adalah sumber yang sangat efektif untuk mengembangkan pengetahuan sebagai seorang generalis. Meskipun banyak artikel atau konten online yang bisa diakses dengan cepat, buku sering kali sudah melalui banyak tahap revisi dan penyaringan untuk menjadi sumber informasi yang padat dan efisien. Melalui buku, kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang topik tertentu, tanpa harus terjebak dalam informasi yang tidak terstruktur atau dangkal.

Tapi apakah seorang spesialis telah membuang bertahun-tahun waktunya hanya untuk mempelajari satu hal dan sekarang harus merangkak ke banyak topik? Jawabannya tidak. Sebenarnya, menjadi seorang spesialis yang juga belajar untuk menjadi seorang generalis adalah kombinasi yang sangat kuat. Seorang spesialis yang memperluas pengetahuannya di luar bidangnya akan lebih tahan terhadap perubahan zaman, lebih serbaguna, dan lebih mudah beradaptasi dengan berbagai situasi. Kamu tetap bisa menjadi ahli dalam bidang tertentu, tetapi dengan kemampuan lebih luas, kamu akan lebih mampu berkontribusi dalam berbagai skala, serta memiliki banyak koneksi yang bisa membuka peluang baru.

Jadi, apakah kita harus memilih antara menjadi spesialis atau generalis? Jawabannya mungkin bukan "atau", tetapi "dan". Keberhasilan terletak pada kemampuan untuk menyeimbangkan kedalaman keahlian dalam satu bidang dengan pengetahuan yang luas dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai disiplin ilmu. Jika kita bisa menguasai keduanya, kita akan rentang akan masa depan, memiliki banyak koneksi, fleksibel, serbaguna, dan tetap manjadi seorang ahli.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image