Pembentukan Kesepakatan Kelas di SDIT Al Amin Bandung Barat
Guru Menulis | 2022-09-07 16:31:14Oleh: Nucke Mutiara Anwar, S.Pd,
(SDIT Al-Amin Ngamprah Bandung Barat)
Sekolah Dasar Unggulan Al-Amin adalah sebuah sekolah swasta yang dikelola berbasis Pendidikan Agama Islam atau yang lebih dikenal dengan sebutan SDIT Al-Amin.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah kami mengikuti kurikulum nasional yang ditetapkan Dinas Pendidikan. Sebagai tambahan kami memililiki kurikulum program yayasan. Kedua kurikulum itu kami padukan dalam suatu program atau kegiatan sekolah.
Program atau kegiatan sekolah dilaksanakan untuk mencapai visi misi sekolah yaitu mempersiapkan generasi yang kuat Iman, Islam, Ilmu, dan Akhlaknya. Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional dan Profil Pelajar Pancasila yang salah satunya menekankan keimanan dan akhlak mulia.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu strategi awal sebelum kegiatan di sekolah mulai. Strategi awal tersebut dapat dilakukan dengan adanya kesepakatan penetapan keyakinan kelas.
Keyakianan kelas merupakan sejumlah norma aturan dan atau nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal, yang ditetapkan bersama oleh semua warga kelas. Warga kelas berasal dari berbagai macam daerah, suku, dan lingkungan keluarga. Setiap warga kelas memiliki berbagai perbedaan karakter. Perbedaan karakter ini dapat menjadi suatu energi positif yang dapat mempengaruhi kegiatan kelas.
Untuk menjadikan suatu energi positif perlu adanya kesepakatan penentuan norma atau nilai-nilai kebajikan universal. Untuk itu diperlukan suatu kesepakatan keyakinan kelas.
Seperti yang sudah disampaikan di atas, setiap warga kelas memiliki berbagai macam karakter, begitu juga warga kelas 6A SDU Al-Amin memiliki berbagai macam karakter. Perbedaan karakter ini tentu dipengaruhi oleh berbagai latar belakang daerah, suku, budaya, keluarga, dll. Perbedaan karakter ini dapat menjadi suatu energi positif bagi berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Perbedaan karakter setiap warga kelas 6A saat ini belum dimanfaatkan menjadi suatu energi positif bagi pembelajaran. Sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang maksimal karena kondisinya kurang kondusif.
Dalam kegiatan pembelajaran selalu ada siswa yang diam saja, hanya mendengar dan membaca tanpa respon yang dapat mewakili hasil belajarnya. Pembelajaran hanya berupa rutinitas saja. Partisipasi aktif hanya berlaku bagi sebagian siswa, sementara siswa yang lain hanya menjadi penonton dan pendengar saja.
Partisipasi aktif dari siswa-siswa tersebut belum nampak. Akibatnya tingkat kebermaknaan dan keterdampakan hasil pembelajaran menjadi tidak menyeluruh bagi semua siswa. Selain itu, situasi kelas juga sering terkendala dengan perselisihan siswa yang cukup berpengaruh pada kondisi kelas, hal ini terjadi dari sikap beberapa siswa yang tidak dapat diterima oleh siswa secara umum.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka perlu dibangun suatu budaya positif dengan melaksanakan suatu strategi guru yang tepat agar situasi kelas kondusif dan semua siswa dapat berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Salah satu strategi tersebut, yaitu dengan diadakannya penetapan kesepakatan keyakinan kelas. Sehingga dengan penetapan kesepakatan keyakinan kelas, semua warga kelas akan diingatkan kepada norma-norma dan nilai-nilai kebajikan universal yang wajib diikuti oleh semua pihak. Dengan demikian diharapkan akan menjadi suatu energi positif yang dapat menjadikan kegiatan pembelajaran berdampak bagi seluruh siswa.
TUJUAN
Kegiatan penetapan dan pelaksanaan keyakinan kelas yang dimaksud di atas bertujuan untuk menjadikan perbedaan karakter setiap siswa sebagai energi positif untuk berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Kemudian, membangun budaya positif sekolah diantaranya dengan mengingatkan semua warga kelas akan nilai-nilai kebajikan universal.
Selanjutnya, meningkatkan partisipasi aktif semua siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Lalu, mempromosikan suara (voice) dan kepemilikan (ownership) siswa dalam kegiatan kelas sebagai salah satu media pelaksanaan kepemimpinan siswa, dan meningkatkan kebermaknaan dan keterdampakan hasil pembelajaran bagi seluruh siswa.
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penetapan keyakinan kelas 6A dilakukan dengan menggunakan teknik survey, berupa curah pendapat siswa mengenai situasi kelas yang mereka dambakan. Sebelum melakukan survey, terlebih dahulu guru melaksanakan langkah sebagai berikut, yaitu sosialisasi kelas mengenai apa yang dimaksud dengan keyakinan kelas. Kemudian, menjelaskan tentang tujuan ditetapkannya keyakinan kelas, dan memberi petunjuk tentang cara penetapan keyakinan kelas.
Setelah melaksanakan tahapan di atas, kemudian survey curah pendapat dimulai dengan mengikuti tahapan sebagai berikut.
Guru membagikan kertas sticky note kepada seluruh siswa. Kemudian, siswa menuliskan suara hatinya tentang situasi kelas yang diinginkan pada kertas: sticky note tersebut, dan setelah sekitar 5 sampai 10 menit, siswa menempelkan kertas sticky note tersebut di papan tulis.
Selanjutnya, setelah semua siswa menempelkan kertas sticky note tersebut, salah seorang siswa membacakan semuanya. Kemudian, guru memimpin untuk menentukan kesepakatan curah pendapat yang telah dilakukan.
Berikutnya, penentuan kesepakatan kelas dituangkan dalam beberapa kalimat universal yang dapat mewakili semua curah pendapat yang dilakukan siswa. Akhirya, kesepakatan keyakinan kelas ditempel di dinding kelas yang strategis.
Kesepakatan keyakinan kelas 6A dilaksanakan pada awal semester 2, yaitu minggu kedua bulan Januari 2022. Semua siswa terlibat dalam penyusunan kesepakatan keyakinan kelas.
Mereka nampak antusias untuk mewujudkan situasi kelas yang mereka inginkan. Mereka sepakat dan bertekad untuk melaksanakan keyakinan kelas tersebut dengan benar.
Apabila dalam pelaksanaannya terdapat pelanggaran terhadap kesepakatan kelas tersebut, mereka sepakat untuk saling mengingatkan dengan baik.
Hasil Kegiatan
Setelah pelaksanaan kesepakatan keyakinan kelas berlangsung selama dua bulan, budaya positif kelas mulai nampak. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang dicapai sebagai berikut: Semua siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Mereka aktif ingin mengambil bagian dalam kegiatan kerja kelompok ataupun diskusi. Sehingga suasana pembelajaran nampak hidup.
Kemudian, suasana kelas menjadi lebih kondusif. Semua siswa merasa diakui keberadaannya. Tidak ada lagi siswa yang suka menyendiri. Semua berbaur baik dalam kegiatan formal maupun nonformal. Selain itu tingkat tanggung jawab siswa untuk menjaga kebersihan kelas semakin meningkat. Hal ini menambah kenyamanan kelas.
Akhirnya, perselisihan besar antar siswa tidak lagi sering terjadi. Hal ini terjadi karena mereka berusaha mematuhi kesepakatan keyakinan kelas, yang diantaranya berbunyi ‘Saling menghargai dan menghormati’ dan ‘Tidak membeda-bedakan teman’.
Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penetapan penyusunan dan pelaksanaan keyakinan kelas, dapat disimpulkan bahwa penetapan penyusunan keyakinan kelas sangat perlu dilaksanakan, karena dapat menumbuhkan budaya positif siswa.
Selanjutnya, penetapan dan pelaksanaan keyakinan kelas dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Lalu, penetapan dan pelaksanaan keyakinan kelas dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga kenyamanan dan keamanan kelas dapat dilaksanakan.
Berikutnya, penetapan kesepakatan keyakinan kelas dapat menjadi salah satu alat untuk mempromosikan suara (voice) dan kepemilikan (ownership) siswa sehingga prinsip kepemimpinan siswa dalam kegiatan sekolah dapat terlaksana dengan baik.
Akhirnya, keberhasilan pelaksanaan kesepakatan kelas dapat tercapai dengan baik apabila semua warga kelas konsisten dan tanggung jawab melaksanakannya.
Semoga dapat bermanfaat bagi para pendidik khususnya. Salam Guru Penggerak!
Penulis: Nucke Mutiara Anwar, S.Pd. Lahir di Cianjur 8 September 1972. Domisili di Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Peserta Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat Tahun 2021. Bertugas sebagai guru di SDIT Al-Amin Ngamprah Kab.Bandung Barat sejak tahun 2002. Pernah menjabat sebagai Kepala SDIT Al-Amin masa jabatan 2014-2019. Sekarang bertugas sebagai guru kelas 6A SD IT Al-Amin. Email : [email protected], IG. @nucke.anwar
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.