Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Natasya Nurridlo Aulia

Membangun Kesadaran Kesehatan Gigi dan Mulut melalui Media dan Kegiatan Sosial

Info Sehat | 2024-12-19 20:21:23

Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi masalah yang terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Maryati et al. (2023) mengungkapkan bahwa menjaga kebersihan mulut, seperti menyikat gigi dengan benar, adalah salah satu indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Meski demikian, masih banyak yang mengabaikan cara menjaga kesehatan gigi, mulai dari teknik menyikat yang salah hingga waktu menyikat gigi yang kurang tepat. Masalah-masalah ini berdampak serius pada kesehatan mulut dan dapat memicu kondisi yang lebih parah seperti gigi berlubang, yang jika dibiarkan bisa menimbulkan rasa sakit dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut, banyak pihak yang mulai menyebarkan informasi melalui berbagai media. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun kini diperkenalkan dengan pengetahuan tentang kesehatan gigi sejak dini. Pentingnya media edukasi bagi anak-anak sangat jelas karena mereka adalah generasi yang akan membentuk masa depan. Dengan media yang sesuai, edukasi tentang kesehatan gigi dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mudah dipahami. Menurut Hidayat (2015), pemanfaatan media edukasi yang tepat bagi anak-anak sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Media dan Kegiatan Sosial sebagai Sarana Edukasi Kesehatan Gigi
Salah satu langkah penting dalam membangun kesadaran adalah melalui penyuluhan yang melibatkan masyarakat. Aida Silfia (2023) menjelaskan bahwa penggunaan media dalam penyuluhan kesehatan gigi bisa sangat membantu karena membuat materi lebih menarik dan mudah dipahami. Penyuluhan seperti ini dapat dilakukan di berbagai komunitas, sekolah, atau pusat-pusat kesehatan masyarakat, dan menggunakan alat bantu seperti poster, hingga video animasi untuk menyampaikan pesan yang mudah diterima semua kalangan usia.
Selain penyuluhan langsung, pengenalan kesehatan gigi juga bisa dilakukan melalui model pembelajaran e-learning, yang menawarkan fleksibilitas tinggi, terutama bagi generasi muda yang sangat terbiasa dengan internet. Menurut Maryani (2011), e-learning sangat efektif karena bisa diakses kapan saja dan dari mana saja, serta memungkinkan pengajar memperbarui materi dengan cepat dan menggunakan multimedia untuk memperkaya pembelajaran. Dengan e-learning, anak-anak dan remaja dapat mengakses informasi kesehatan gigi yang berguna tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.
Peran Teknologi dalam Mendukung Edukasi Kesehatan Gigi
Di era digital saat ini, teknologi informasi dan telekomunikasi memegang peranan penting dalam bidang kesehatan. Inovasi dalam teknologi informasi membuka jalan bagi penyebaran pengetahuan kesehatan gigi yang lebih luas dan efektif. Beberapa negara bahkan telah memanfaatkan teknologi ini untuk konsultasi kesehatan gigi secara online atau tele-dentistry, yang memungkinkan pasien berkonsultasi dengan dokter gigi tanpa harus mengunjungi klinik secara langsung. Putri et al. (2022) mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi dalam bidang kesehatan gigi di beberapa negara berkembang merupakan salah satu bentuk penerapan teknologi canggih yang memberi dampak positif bagi masyarakat.
Generasi Z yang tumbuh di era digital, merupakan kelompok yang sangat akrab dengan teknologi informasi. Mereka cenderung mengandalkan perangkat digital untuk hampir semua aspek kehidupan mereka, termasuk untuk belajar dan mencari informasi tentang kesehatan. Oleh karena itu, media digital seperti video tutorial, aplikasi edukasi kesehatan, dan platform media sosial dapat menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan gigi kepada mereka.

Kesimpulan:
Penggunaan berbagai media dan kegiatan sosial untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting. Dengan penyuluhan yang menarik, e-learning yang fleksibel, dan dukungan teknologi digital, masyarakat, terutama generasi muda, dapat dengan mudah mengakses informasi dan mengembangkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi yang baik. Edukasi ini tidak hanya membantu mereka menjaga kesehatan gigi dan mulut, tetapi juga berdampak positif pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Upaya bersama dalam memanfaatkan media dan teknologi untuk edukasi kesehatan gigi diharapkan dapat mengurangi jumlah kasus masalah gigi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat kedepannya.

Referensi:
Aida Silfia. (2023). Jurnal Kesehatan Gigi. Jurnal Kesehatan Gigi, 1(1), 1–4. Hidayat, T. (2015). Penerapan Teknologi Augmented Reality Sebagai Model Media Edukasi Kesehatan Gigi Bagi Anak. Creative Information Technology Journal, 2(1), 77. https://doi.org/10.24076/citec.2014v2i1.39 Maryani, Y. (2011). Aplikasi E-Learning Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Di Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Pontianak. 9, 125. Maryati, I., Sahri, A. I., Siregar, A. F., Medina, A. H., Nur Cahyani, D. I., Maulana, H. H., Akbar, K. E. N., Apriliana, K. U., Naufal, M. F., Ben Syawal, M. A., Hasugian, P. I., Hasugian, P. I., Suherman, S. H., & Apreela, S. N. (2023). Edukasi Kesehatan Gigi Dan Mulut Serta Pemanfaatan Teknologi Sebagai Media Informasi Kesehatan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming, 6(3), 874–882. https://doi.org/10.30591/japhb.v6i3.4758 Putri, T. A. W., Dewi, I. A. M., Bhakta, S. D., & Sardi, N. W. A. (2022). Pemanfaatan teknologi informasi dalam bentuk aplikasi untuk konsultasi gigi secara online (teledentistry) di kalangan generasi Z pada era society 5.0. Prosiding Webinar Nasional Pekan Ilmiah Pelajar, 4(Januari), 593–602.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image