Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhyatnika Geusan Ulun

PERSIB, Dilema Nama Besar dan Ekspektasi Bobotoh

Olahraga | Sunday, 04 Sep 2022, 14:06 WIB
Logo Persib Bandung. sumber: wikipedia.com

Oleh: Adhyatnika Geusan Ulun

Mengusung nama besar sebagai tim elit sepak bola tanah air memang menjadi dilema bagi Persib Bandung. Banyak faktor yang memengaruhinya. Sehingga semuanya harus disikapi dengan seksama oleh manajemen, dan tentu saja bobotoh.

Dengan dukungan finansial yang besar untuk ukuran nasional memang menjadi modal utam Persib Bandung dalam mengarungi kompetisi Liga 1 2022-2023. Menurut dataindonesia,id, Tim ini tercatat memiliki nilai market sebesar Rp. 90,38 miliar. Hanya selisih 2,6 miliar rupiah saja dari urutan pertama, yakni Bali United.

Sementara itu, jumlah supporter Persib Bandung digadang-gadang sebagai yang terbanyak se-Asia dengan 22 juta orang. Bahkan, dilansir dari channel Youtube Jebreeetmedia TV, jumlah tersebut di urutan ke-23 dunia.

Permasalah yang seperti tidak pernah berhenti di kubu Persib Bandung sangat menarik perhatian pemerhati sepak bola Indonesia. Mulai dari 'seringnya campur tangan' manajemen pada pemilihan pemain jelang kompetisi, gonta-ganti strategi permainan sehingga tampak saat ini Persib Bandung seperti belum menemukan pola terbaiknya, hingga pergantian Pelatih yang kerap dilakukan akibat tekanan dari Bobotoh.

Berkaca pada Persib Bandung era kompetisi amatir Perserikatan tahun 80-90-an, tim ini sangat dikenal dengan pola permainan kaki ke kaki yang indah. Semangat bertanding para pemain sangat terlihat saat mereka bertanding. Ribuan penonton memenuhi stadion setiap kesebelasan ini bermain. Mereka sangat mengenal nama-nama pemain berikut posisi dan ciri khasnya.

Di era Perserikatan, Persib Bandung kendati tidak selalu menjadi kampiun, namun para supporter selalu menyambut positif setiap tim ini bertanding. Tidak peduli menang atau kalah, para fans sangat terhibur permainan Persib Bandung yang dikenal indah dan memiliki ciri khas.

Masih di era tersebut, para pemain tidak berlimpah materi. Mereka cukup bangga dengan jersey yang dikenakan sebagai atlet yang mengharumkan nama daerah. Tidak terdengar adanya kesenjangan antar pemain bintang dengan yang lainnya. Bahkan, gaji pelatih pun tidak pernah diungkap dengan jelas berapa bayarannya.

Penulis pernah menyaksikan para pemain Persib Bandung pada era 80-an sedang makan siang di pinggiran Stadion Sidolig (Stadion Persib). Tidak tampak perbedaan pemain 'superstar' dengan yang bukan. Teringat, kertika itu Adjat Sudrajat (Bintang Persib) sedang bercanda dengan Iwan Sunarya, dan pemain yang lainnya. Sangat jauh dari kehidupan atlet saat ini.

Kini, Persib Bandung dengan segala 'kemewahan' yang dimilikinya, sangat diharapkan penampilan terbaiknya. Dengan Pelatih yang 'wah', berikut gaji pemain yang di atas rata-rata tim lain, adalah wajar bila ekspektasi bobotoh berlebihan.

Berada di zona merah klasemen Liga 1 saat ini, sungguh menyesakkan dada para fans fanatik Persib Bandung. Sangat tidak dimengerti apabila 'kemewahan' yang dimilikinya tidak berbanding lurus dengan prestasi.

Kini, Persib Bandung jelang pertandingan dengan Ran's Nusantara (4/9/22) sangat diharapkan menampilkan permainan terbaiknya. Menang adalah harga mati bagi bobotoh. Oleh karena itu tim pelatih harus mengembalikan performa terbaik Persib Bandung ke jalur yang ditargetkan semula, yakni Juara!

Penulis: Adhyatnika Geusan Ulun

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image