Etika Bertetangga Ala Rasulullah SAW
Eduaksi | 2022-08-31 20:50:58Etika Bertetangga Ala Rasulullah SAW
Manusia adalah makluk sosial tidak bisa hidup sendirian membutuhkan orang lain baik bermasyarakat atau bertetangga sehingga setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban terhadap manusia yang lain, disini akan dijelaskan mengenai bagaimana etika bertetangga ala Rasulullah SAW? Simak penjelasannya di bawah ini.
Tetangga adalah setiap keluarga yang berdekatan dengan keluarga kita biasanya berbeda rumah atau berdekatan atau bersebelahan dengan rumah kita. Tetangga bisa sanak saudara atau orang lain yang tidak ada jalur keluarga atau nasab keluarga bahkan berbeda agama namun rumahnya sangat berdekatan dengan kita. Tentunya setiap yang tetangga harus saling menjaga etika bertetangga dengan yang lainnya walaupun berbeda agama.
Etika bertetangga harus saling menjalankan dan saling menghormati sehingga terjalin bertetangga yang harmonis didalamnya saling membantu, menghargai dan saling memperhatikan satu sama lain.
Situasi saat ini sejalan dengan kemajuan zaman teknologi semakin canggih bertetangga sifat sosial bertetangga semakin pudar apalagi dikota-kota besar, diapartement, di perumahan elit, perumahan subsidi bahkan di masyarakat saat sering mengabaikan etika bertetangga.
Dahulu kalau diperkampungan kalau ada tetangga yang membikin rumah maka tetangga yang lain berbondong-bondong ikut membantu dan bergotong royong. Makan bersama dengan tetangga yang lain kumpul bersama diteras halaman berbagi menu makanan dengan ibu-ibu yang lainnya bersenda gurau, tersenyum riang sekarang semakin pudar bahkan nyaris tidak ada. Kalau ada yang sakit tetangga orang-orang pada menengoknya. Ada makanan berupa lauk pauk saling berbagi dengan tetangga yang lainnya mungkin sekarang tinggal sejarah. Mungkin masih ada didaerah yang melestarikan tradisi bertetangga saling menbantu, gotongroyong, berbagi makanan, menengok atau sikap sosial lainnya etika bertetangga dengan tetangga yang lainnya.
Setiap keluarga akan membentuk tetangga, setiap tetangga akan membentuk masyarakat dan setiap masyarakat akan membentuk negara atau bangsa.
Setiap negara bangsa yang maju harus diawali dari keluarga yang beretika pula akan melahirkan tetangga harmonis, dari tetangga yang baik akan melahirkan masyarakat yang bermoral, serta bangsa dan negara beretika dan bermartabat.Rasulullah SAW mengajarkan bertangga yang baik.
Dalam hadis Rasulullah SAW banyak sekali mengajarkan bagaimana etika bertetangga yang baik dengan mengedepankan hak-hak bertetangga. Seperti hadis yang dikeluarkan oleh bukhari (6018) dan lafaz ini miliknya dan Muslim (47)
"Dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda :" Barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, janganlah ia tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir maka hendaklah Ia berkata yang baik atau hendaklah diam".
Hadis diatas menjelaskan bahwa orang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya jangan menyakiti tetangganya, memuliakan tamu, dan berkata baik atau hendaklah diam.
Dalam hadis yang dikatakan oleh Rasulullah SAW sampai tiga kali menyebutnya sebagai orang yang tidak beriman dengan sumpahnya Demi Allah tidaklah beriman siapakah? Dalam hadis yang dikeluarkan oleh Ahmad (27162) dan lafaz ini miliknya dan bukhari (6016) :
"Para sahabat bertanya," siapakah itu wahai Rasulullah SAW? Beliau menjawab,"Seorang tetangga yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya." Mereka berkata,"Wahai Rasulullah, apakah gangguannya itu? Beliau menjawab," Kejahatannya,".
Hadis diatas menjelaskan barang siapa yang menyakiti tetangganya dengan kejahatannya sehingga merasa tidak aman Rasulullah menjawab dengan sumpahnya bahwa dia tidak termasuk orang beriman.
Situasi saat ini banyak kejahatan-kejahatan seperti pencurian, pembunuhan, perampokan, penganiayaan dan bentuk kejahatan laiinya maka orang yang melakukan kejahatan tersebut termasuk tidak beriman.
Islam menjamin dan melindungi segenap manusia baik muslim dan non muslim menjaga keamanan mereka baik bertetangga maupun bermasyatakat dengan meningkatkan keamanan lingkungan ditingkat ke-RTan sampai negara konsep islam menjamin keamanan dan melindungi masyarakat diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Hukum positif yang berlaku menjamin dan melindungi setiap warga negara terutama dalam keamanan.
Bahkan Rasulullah SAW mengajarkan memberikan makanan kepada tetangganya baik muslim dan non muslim. Sebagaimana hadis yang dikeluarkan oleh Abu daud (5152), at-tirmidzi(1943) dan lafaz ini miliknya:
"Dari Mujahid bahwa Abdullah bin Amr Ra disembelihkan seekor kambing untuk makan keluarganya, maka ia berkata, "Apakah sudah kalian hadiahkan untuk tetangga kita yang Yahudi itu? Apakah kalian sudah hadiahkan untuk tetangga kita yang yahudi itu? Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,"Tidak henti-hentinya Jibril berwasiat kepadaku supaya berbuat baik kepada tetangga, sehingga aku menyangka bahwa ia akan menjadi ahli waris,".
Dalam riwayat lain yang dikeluarkan oleh Muslim(2625):
"Dari Abu Dzar al-Ghifari Ra, berkata, "Rasulullah SAW bersabda," Hai Abu Dzar, jika engkau memasak sup, maka perbanyaklah kuahnya dan berikanlah untuk tetangga-tetanggamu."
Dalam hadis lain Rasulullah SAW "jangan salah seorang dari kalian meremehkan kebaikan sedikitpun menemui saudaranya dengan wajah berseri-seri. Dan engkau membeli daging atau memasak sup perbanyaklah kuahnya, dan berilah sebagiannya untuk tetanggamu"( Hadis dikeluarkan oleh at-Tirmidzi (1833) dan lafaz ini miliknya.
Dari hadis diatas kita diperintahkan untuk berbagi makanan dengan tetangga baik tetangga muslim atau non muslim dicontohkan dengan membagikan sup kepada tetangga dan jangan meremehkan kebaikan yang kecil walaupun dengan senyuman menemui tetangganya.
Demikian pemaparan sebagaian hadis etika bertetangga ala Rasulullah SAW dengan tidak menyakiti, melindungi, memberikan perlindungan, memberikan makanan bahkan memberikan senyuman kepada tetangganya baik muslim atau muslim sebagai bukti keimanan kepada Allah SWT dan hari akhir.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.