Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Bank Indonesia - DPMPTSP Aceh Gelar Pelatihan IPRO bagi Satgas Percepatan Investasi Kabupaten/Kota

Info Terkini | Monday, 29 Nov 2021, 13:05 WIB
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis ST DEA, sedang membuka acara Pelatihan Penyusunan IPRO, Banda Aceh, Senin, 29/11/2021. (Foto Dok Humas DPMPTSP).

Banda Aceh - Menindaklanjuti Capacity Building dan Dedicated Team Meeting Satuan Tugas Percepatan Investasi Provinsi Aceh yang digelar oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan (Kpw) Aceh bekerjasama dengan DPMPTSP Aceh dalam mendorong percepatan investasi dan pengembangan industri komoditas unggulan.

Kerjasama tersebut sesuai SK Gubernur Aceh No. 570/1052/2021 tentang Pembentukan Satuan Tugas Percepatan Investasi Aceh.

Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis, ST, D.E.A. saat membuka acara Pelatihan Penyusunan Proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang digelar oleh Bank Indonesia Kpw Aceh bekerjasama dengan DPMPTSP Aceh selama 2 (dua) hari dari tanggal 29 s.d 30 Nopember 2021 di Hotel Rasamala, Banda Aceh.

“Kita berterima kasih kepada Bank Indonesia perwakilan Aceh yang memberikan perhatian dalam menggelar acara peningkatan kapasitas aparatur melalui Pelatihan Penyusunan Proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) melalui metode business model canvas (BMC) kepada peserta dari BAPPEDA dan DPMPTSP kabupaten/kota se Aceh,” sebut Marthunis.

Ia menambahkan, acara pelatihan yang diawali dengan kegiatan technical meeting yang digelar secara virtual tanggal 23 Nopember 2021 bertujuan untuk membangun pemahaman dan kapasitas bersama tentang pentingnya penyusunan dokumen proyek-proyek investasi yang ditujukan kepada penanam modal melalui metode business model canvas (BMC).

“Pelatihan Penyusunan Proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) melalui metode business model canvas (BMC) bertujuan untuk untuk membangun pemahaman dan kapasitas bersama melalui kegiatan brainstorming berbagai potensi daerah sesuai karakteristik dan SDA yang dapat dijadikan proyek-proyek strategis dan ekonomis".

BMC, katanya lagi, merupakan metode atau alat manajemen strategis yang memungkinkan daerah mampu memvisualisasikan dan menilai ide atau konsep proyek investasi daerah yang akan ditawarkan kepada penanam modal.

BMC dianggap penting dalam proyek investasi sebagai bagian dari perencanaan strategis sehingga dapat menjadi guidance daerah ke depan dalam menyusun proposal IPRO selama 2 (dua) hari dengan agenda utama meliputi: Pemaparan Tahapan RIRU dan Success Story dari provinsi lain, Proses Pengajuan Proyek Investasi, Business Model Canvas, Brainstorming Potensi Investasi Daerah dan Tahap Lanjutan Penyusunan IPRO.

Adapun output yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah Pemerintah Kab/Kota memiliki pemahaman dan kemampuan mendalam untuk menyusun dan menciptakan berbagai proyek investasi strategis yang dapat ditawarkan kepada penanam modal (investor), baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

Kepala Perwakilan Kpw (Kpw) Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani.

Sementara itu, Kepala Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani menambahkan, penanaman modal membutuhkan iklim usaha yang sehat, kemudahan prosedur dan supply informasi mengenai project-project clean and clear melalui penguatan promosi investasi, termasuk juga kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Investasi akan masuk ke suatu daerah bergantung pada daya tarik daerah tersebut. Hampir seluruh provinsi di Indonesia memiliki berbagai potensi yang sama menariknya, namun daya tarik investasi menjadi penentu bagi suatu daerah untuk menjadi destinasi investor berlabuh. Dengan demikian, perlu berbagai proyek investasi sesuai karakteristik dan SDA daerah yang siap untuk ditawarkan kepada penanam modal, sekaligus didukung dengan iklim investasi daerah yang kondusif, “ sebut Achris Sarwani yang juga sebagai Anggota Pengarah dalam Tim Satuan Tugas Percepatan Investasi Aceh.

Ia juga menambahkan, kerja sama yang dilakukan dengan DPMPTSP Aceh merupakan program Regional Investor Relation Unit (RIRU) yang merupakan perpanjangan tangan dari Investor Relation Unit (IRU) yang dibentuk untuk membangun kepercayaan dan persepsi yang baik dari investor kepada daerah sebagai tujuan investasi dan peningkatan akses pemerintah dan swasta ke pasar nasional dan international. Melalui kegiatan RIRU diharapkan akan meningkatkan investasi di Aceh di segala sektor ekonomi potensial.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Iklim Investasi (P2IPM) DPMPTSP Aceh, Rahmadhani, M.Bus menyebutkan, untuk mendukung kelancaran dan kesuksesan Penyusunan Proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO), maka peserta perlu mempersiapkan berbagai data dan informasi up-to-date tentang profil masing-masing kabupaten/kota.

“Untuk menghasilkan dokumen IPRO kabupaten/kota yang reliable melalui pelatihan IPRO, maka peserta yang ditunjuk, baik dari BAPPEDA, maupun DPMPTSP kabupaten/kota perlu mempersiapkan beberapa data dan informasi daerah, meliputi dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM), Rencana Induk Pengembangan Industri Kabupaten/Kota (RIPIKA) dan Rencana Pembangunan Infrastruktur Permukiman (PIP). Pada sesi terakhir pelatihan akan dipilih 3 (tiga) peserta terbaik hasil pemaparan business Model Canvas dari kabupaten/kota, “ ungkap Rahmadhani.

Selanjutnya, Kepala Bidang Promosi Penanaman Modal DPMPTSP Aceh, Junaidi, SE, menyambut baik pelatihan tersebut.

“Proyek investasi yang siap ditawarkan (IPRO) hasil dari pelatihan ini akan ditindaklanjuti dalam beberapa kegiatan promosi investasi. Kami yakin keberadaan IPRO sebagai materi promosi akan meningkatkan efektifitas upaya menarik minat investor ke Aceh” optimis Junaidi.

Selama acara, ada tiga narasumber utama yang akan memfasilitasi pelatihan tersebut yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro (Undip), antara lain Mirwan Surya Perdhana PhD (Profesor), Erman Denny Arfinto (Assistant Profesor) dan Ricky Adithyo Adjie (Assistant).

Pelatihan Penyusunan Proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) melalui metode business model canvas diharapkan akan memberikan pencerahan dan kapasitas bagi peserta Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui percepatan, peningkatan dan pemerataan investasi di daerah. (**)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image