Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Trimanto B. Ngaderi

Hidup Ini Dipergilirkan (Kisah Seorang Pengemis)

Agama | 2022-08-27 15:03:07

HIDUP INI DIPERGILIRKAN (KISAH SEORANG PENGEMIS)

“Demi Allah, aku-lah pengemis itu”, kata si suami kedua

Dua negara adikuasa, kekaisaran Romawi dan Persia, akhirnya runtuh dan tunduk kepada kekuasaan bangsa Arab (Islam) yang sebelumnya tak pernah diperhitungkan. Selanjutnya secara silih berganti hadir Kekhalifahan (Dinasti) Umayyah, Abbasiyah hingga Turki Utsmani. Mereka juga runtuh dan digantikan oleh para penguasa Eropa. Kesultanan Islam di Nusantara pun satu per satu tumbang oleh pengaruh kekuatan kolonialis bangsa Eropa.

Demikian halnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Roda kehidupan terus berputar. Ada kalanya orang yang tadinya kaya-raya, kemudian jatuh miskin. Atau sebaliknya, yang tadinya miskin-papa berubah menjadi konglomerat. Ada pula awalnya seorang yang memiliki jabatan dan kedudukan yang tinggi, kemudian menjadi orang biasa kembali. Pun sebaliknya, sebelumnya hanya orang kecil dan tak dikenal orang, setelah itu ia menjadi orang terkenal dan punya kekuasaan.

Sumber gambar: https://manado.tribunnews.com

Sebagaimana kisah yang akan saya ceritakan berikut ini.

Al Absyihi menyebutkan sebuah riwayat bahwa ada seorang lelaki yang sedang makan bersama isterinya. Di hadapan keduanya tersedia ayam bakar. Tiba-tiba di depan pintu rumahnya ada seorang pengemis yang berdiri meminta belas kasihan. Lelaki itu pun keluar dan menghardik (mengusir) pengemis itu.

Tak berselang lama dari peristiwa itu, si lelaki itu kehilangan semua kekayaannya dan menjadi fakir. Bahkan, ia juga menceraikan istrinya.

Setelah ditalak oleh suami pertama, perempuan itu menikah dengan laki-laki lain. Suatu hari, suami-isteri ini tengah makan bersama. Di hadapan keduanya terhidang ayam bakar. Ternyata pintu rumah mereka diketuk oleh seorang pengemis. Si suami berkata kepada isterinya, “Serahkanlah ayam ini kepadanya!”

Ketika keluar rumah untuk menyerahkan ayam bakar tersebut, ia terkejut. Ternyata pengemis itu adalah suaminya yang pertama. Ia pun menyerahkan ayam yang dibawanya dan kembali dengan menitikkan air mata. Ia menangis.

Tatkala ditanya oleh suaminya tentang tangisny, ia menceritakan bahwa pengemis tadi adalah mantan suaminya. Ia juga mengisahkan kejadian yang pernah dilakukan oleh suami pertamanya ketika menghardik seorang pengemis. Mendengar penuturan isterinya, ia berkata, “Demi Allah, akulah pengemis itu”.

Demikianlah, nasib semua manusia akan dipergilirkan. Kejayaan-keruntuhan, kecukupan-kemiskinan, kelebihan-kekurangan, kekuasaan-kehinaan, dan lain-lain. Wa tilkal-ayyāmu nudāwiluhā bainan-nās. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); Q.S. Ali Imran: 140.

Coba perhatikan. Kata yang digunakan adalah “ayyam”, jamak dari kata yaum, yang berarti hari. Artinya, masa pergiliran itu sangatlah singkat, dalam hitungan hari. Kekayaan yang kita miliki atau kekuasaan yang kita pegang tidaklah berlangsung lama. Oleh karena itu, hendaklah kita tidak sombong atau takabur, karena semua yang kita miliki adalah titipan-Nya yang sewaktu-waktu akan diambil kembali olehNya. Wallaahu a’lam bish-shawab.

(Kisah ini disebutkan oleh Al Absyihi dalam Al Mustathraf hal. 17 dan Ibnu Khillikan dalam Wafayat al A’yan 6/108).

Referensi:

Ibnu Abdil Bari El ‘Afifi, 155 Kisah Langka Para Salaf, Pustaka Arafah Solo, 2021.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image