Nostalgia Ompreng Perahu Nelayan: Mahasiswa UMSurabaya Launching Rancang Bangun Pengembangan Wisata
Wisata | 2022-08-23 20:49:09Paciran menjadi daerah di kawasan pesisir Jawa Timur yang memiliki pesona pada keindahan pantainya. Selama ini Wisata Bahari Lamongan (WBL) menjadi destinasi utama bagi wisatawan ketika berkunjung ke Desa Paciran. Namun belakangan ini, mulai bermunculan side destination, sebagai penyeimbang pariwisata seperti Taman Kuliner Paciran, Kafe Aola, dan lain sebagainya.
Berkembangnya wisata-wisata dan sentra kuliner tersebut membuktikan bahwa Paciran memiliki potensi besar meningkatkan taraf perekonomian masyarakatnya melalui keberadaan wisata-wisata berkonsep pantai tersebut.
Jika menilik sejarah Desa Paciran, yang diceritakan oleh sebagian masyarakat nelayan Desa Paciran, dahulu ketika WBL masih menjadi Wisata Tanjung Kodok, nelayan banyak yang memanfaatkan perahu mereka sebagai pekerjaan sampingan selain melaut. Pekerjaan tersebut adalah ompreng perahu (ojek perahu) dengan memberikan tumpangan bagi wisatawan melakukan telusur laut menikmati panorama.
Landasan historis dan sosial inilah yang mendorong M. Danar dan Fahreza (mahasiswa Teknik Arsitektur UMSurabaya bersama tim KKN lainnya bekerja siang malam mendesain rancang bangun pengembangan wisata pesisir Paciran. Dalam desain tersebut tampak sepanjang garis pantai Paciran dibangun jembatan apung (floating bridge) yang terdapat dermaga-dermaga mini. Dermaga mini ini nantinya menjadi tempat perahu nelayan bersandar untuk menunggu wisatawan. Selain itu juga terdapat pedestrian, mini park, dan sentra kuliner.
“Jadi, adanya pengemabngan side wisata ini, selain bisa meningkatkan pendapatan para nelayan, juga bisa membuka peluang bagi perkembangan usaha jualan produk kuliner lokal, baik bagi UMKM maupun usaha rumahan,” jelas Danar, mahasiswa yang juga merupakan ketua kelompok KKN.
“Sentuhan inovasinya pada dermaga mini untuk ompreng perahu nelayan, dan desain bangunan sentra kuliner yang merupakan transformasi dari rumah bergaya arsitektur lokal Lamongan,” tambahnya.
Ide ini masih berupa konsep rancang bangun, skematik desain, video animasi, dan maket. Tentu saja tahapan agar ide tersebut bisa terealisasi masih sangat panjang. Membutuhkan dukungan dari banyak stake holders, termasuk membutuhkan kegigihan Pemerintah Desa setempat. Harapannya rancangan ini bisa menjadi sumbangsih ide yang bermanfaat bagi pengembangan Desa Paciran.
Di momentum penutupan KKN ini, mahasiswa merasa sangat senang sekaligus lega. Hal ini dikarenakan, ide rancang bangun mendapatkan respon luar biasa dari Kepala Desa dan seluruh apratur desa yang hadir. Bahkan Kepala Desa Paciran, Bapak Khusnul Khuluq menyampaikan dalam sambutannya rasa terima kasih dan apresiasi mendalam atas kerja keras mahasiswa KKN. Beliau dengan antusias menerima karya rancang bangun tersebut dan berkata akan berusaha keras mencari investor serta dukungan pihak-pihak terkait yang bisa membantu merealisasikan ide cemerlang dari mahasiswa KKN.
“Melihat desain tersebut serasa Paciran ini disulap menjadi sangat indah, baru melihat desainnya saja saya yakin jika direalisasikan akan menjadikan Paciran lebih maju perkembangan wisatanya. Meskipun ini butuh waktu yang tidak sebentar, dan saya akan berusaha mencari investor untuk pembangunan pengembangan wisata ini,” ujar Pak Khuluq, sapaan akrab Kepala Desa Paciran yang pada momentum tersebut juga sekaligus meresmikan launching karya dan menutup pelaksanaan KKN UMSurabaya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.