Serupa Tapi Tak Sama, Ini 3 Makanan Khas Daerah Aceh yang Wajib dicoba !
Kuliner | 2022-08-23 15:26:27Provinsi di ujung barat Indonesia ini selalu menyimpan beragam keunikan dan kearifan lokal. Selain adat istiadatnya dan pariwisatanya, kuliner Aceh pun tak luput dari perhatian para pecinta kuliner. Salah satu kuliner yang menjadi primadona adalah Mie Aceh, bumbu dan rempahnya yang khas mengantarkan kuliner ini sampai ke kancah internasional.
Kamu tahu tidak, selain mie Aceh ada satu kuliner di daerah ini yang punya tampilan yang serupa namun tak sama, penasaran ? yuk simak penjelasan berikut !
Ada 3 jajan khas daerah Aceh yang sering orang salah kira karena bentuknya sama dan rasanya hampir-hampir mirip. Jajanan tersebut adalah Timphan, Lepat, dan Leugok Sagee
1. Timphan
Timphan adalah kue/hidangan khas Aceh di saat lebaran/hari raya baik hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Timphan lebih terkenal di daerah Kota Banda Aceh, Aceh Besar, dan daerah Aceh bagian timur dan utara. Timphan ini merupakan makanan lembek berbalut daun pisang muda yang di isi dengnan isian sarikaya (sejenis selai yang terbuat dari telur dan pandan)
2. Lepat
Berbeda dengan Timphan, Penganan yang terbuat dari tepung beras ketan, dibalut dengan daun pisang yang menggunakan isian kelapa gongseng yang dicampur gula pasir. Makanan ini menjadi makan wajib bagi masyarakat Gayo menjelang Lebaran Haji.
3. Leugok Sage
Nah kalau makanan yang satu ini berasal dari daerah Nagan Raya atau Aceh bagian barat dan selatan. Makanan ini terbuat dari Tepung sagu dengan isian kelapa parut yang di campur dengan gula pasir. Makanan ini menjadi salah satu kuliner tradisional yang harus ada di acara-acara besar, seperti pernikahan dll.
Nah itu dia 3 makanan tradisional khas Aceh yang serupa tapi tak sama. Jangan lupa kalau pergi Ke Aceh wajib cobain 3 makanan ini karena rasanya beda-beda.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.