Merekrut Karyawan ala Khadijah Binti Khuwailid
Bisnis | 2022-08-22 16:53:22Dalam awal sejarah Islam, perempuan yang aktif dalam kegiatan kewirausahaan salah satunya adalah Ummul Mukminin yaitu Khadijah Binti Khuwailid instri Rasulullah SAW yang merupakan teladan wanita karir hingga saat ini. Khadijah merupakan wanita sekaligus pekerja tangguh, etos kerjanya tinggi, serta diimbangi dengan kempuan manajerial dan insting bisnisnya yang begitu memukau. Beliau keluar dari batas-batas norma adat kebiasaan yang berlaku pada saat jahiliyah bahwa perempuan harus tinggal di rumah dan urusan bisnis adalah urusan kaum lelaki. Khadijah ra, beliau beberapa kali melakukan perjalanan bisnis internasionalnya ke Syam (Syria) serta beberapa kota bisnis mancanegara lainnya dan kembali lagi ke Mekkah dengan membawa barang dagangan baru pada abad 6 M.
Jiwa kewirausahaan Khadijah sangatlah unggul, ia pandai dalam mengelola modal baik materi maupun non materi. Salah satu modal non materi adalah kepiawaiannya dalam memilih sumber daya manusia. Hal ini dibuktikan dengan perekrutan Rasulullah SAW sebagai pemimpin kafilah dagang ke Syam yang berhasil menghasilkan banyak keuntungan. Ini menjadi salah satu kunci sukses Khadijah Binti Khuwailid dalam menjalankan bisnisnya adalah karena ia pandai merekrut karyawan dan menjalin mitra kerja, pandai memberi motivasi pekerja dengan baik, mempu mendelegasikan tugas secara efektif, dan memberikan kepercayaan penuh kepada pekerjanya. Kriteria penilaian yang ditetapkan oleh Khadijah Binti Khuwailid dalam merekrut karyawannya diantaranya adalah kejujuran, tanggung jawab, dan sikap dapat dipercaya.
Terdapat 3 proses memilihan karyawan yang dilakukan oleh khadijah, berikut penjelasannya;
1. Menentukan kriteria yang sesuai sebelum merekrut karyawan.
Dalam merekrut karyawan ata mitra kerja, Khadijah melakukan wawancara. hal ini terbukti saat ia memanggil Muhammad untuk menangani urusan-urusan perdagangannya ke Syam. Ia mengirm seorang utusan untuk memanggil beliau. Setelah Muhammad datang, Khadijah mengatakan kepada beliau bahwa ia mengetahui kejujuran dan kemuliaanya. Dari wawancara singkat, sederhana dan informal ini, Khadijah dapat melihat bahwa Muhammad yang akan menjadi karyawannya ini adalah seorang yang cerdas, santun, pandai menjaga diri, dan berpenampilan sempurna. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Khadijah tidak sembarang dalam memilih SDM yang akan bekerja untuknya. Ia menentukan telah menetukan job Qualification yang jelas sebelum merekrut karyawannya. Job Qualification yang digunakan Khadijah diantaranya adalah jujur, santun, akhlak mulia, dan tanggung jawab.
2. Memberikan kepercayaan penuh kepada karyawan
Khadijah sangat pandai dalam medelegasikan pekerjaan kepada karyawannya. Ia bisa memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang mampu memberikan kepercayaan besar kepada mereka. Dalam melakukan perdagangan lintas daerah seperti yang dilakukan khadijah, kepercayaan terhadap karyawan atau mitra kerja mutlak diperlukan. Sebab pemilik usaha atau pemodal tidak ikut serta bersama karyawan dalam melakukan perjalanan dagang. Keberhasilan usahanya benar-benar sangat tergantung kepada para karyawannya. Dalam dunia bisnis saat ini, delegasi yang efektif akan membuat karyawan lebih efektif dalam bekerja. Tips dalam mendelegasikan karyawan diantranya adalah; percaya penuh kepada karyawan bahwa ia akan berhasil menjalankan tugasnya, terus melatih dan mendidik karyawan dan menjelaskan tentang hasil akhir yang ingin dicapai.
3. Penentuan upah saat melakukan kontrak dengan karyawan.
Upah menjadi motovasi tersendiri bagi karyawan. Khadijah mampu memotivasi para karyawannya dengan ketepatannya saat memberikan upah kepada karyawan sesuai dengan kesepakatan diawal. Upah yang ditetapkan oleh Khadijah kala itu adalah dua atau empat ekor unta muda.
Dari uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa kepiawaian Khadijah dalam memilih rekan kerja menjadi salah satu kunci suksesnya dalam berbisnis.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.