Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Moch. Hsyam,S.Ag.,S.Pd

Di Balik Keheningan Malam

Agama | Saturday, 20 Aug 2022, 20:42 WIB

Dibalik Keheningan Malam

Oleh : Moch. Hisyam

Siang dan malam selalu mengiringi dalam perjalanan hidup kita. Siang identik dengan keramaian dan hiruk pikuk karena disaat siang manusia mencari penghidupan. Sedangkan malam identik dengan keheningan karena pada saat malam manusia beristirahat dan tidur.

Suasana malam yang hening yang dihiasi rembulan dan gemintang yang menjadikan kita bisa beristirahat dengan tenang dan tidur dengan nyaman merupakan rahmat dari Allah SWT. “Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (Q.S 8 : 73)

Namun, hening dan indahnya malam, jangan membuat kita terlelap dininabobokan oleh bantal kenyamanan sehingga malam-malam kita sepi dari amal. Kita harus menyisihkan hening dan indahnya malam untuk “menjumpai” sang Pencipta keindahan, Allah yang Maha Penyayang.

Sebab, dibalik heningnya malam terutama di sepertiga malam terdapat keutamaan bagi orang-orang yang merindukan perjumpaan dengan Tuhannya. Saat itu, segala keluh kesah kita akan didengar dan diberikan solusi oleh-Nya, derai air mata penyesalan atas dosa-dosa akan dihapusnya oleh ampunan-Nya, asa dan cita yang kita damba akan diperkenankan oleh-Nya.

Rasulullah saw bersabda, “Tuhan kita yang Maha Agung dan Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika telah tersisa sepertiga malam terakhir. Ia berfirman: Siapakah yang berdoa kepadaku, maka aku akan mengabulkannya, Siapa yang meminta kepadaku, maka aku akan memberikannya. Siapa yang memohon ampun kepadaku maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari-Muslim)

Inilah yang kemudian diburu oleh orang-orang yang saleh. Orang-orang yang haus dengan rahmat dan ampunan-Nya. “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat: 17-18)

Bagi kita yang berlumur dosa dan amal yang minimal sepantasnya berupaya menyisihkan malam untuk menjumpai Allah melalui ibadah yang kita lakukan. Apalagi, di setiap malam Allah swt selalu membangunkan kita untuk mendirikan salat malam dan membaca al-qur’an. “Hai orang yang berselimut, bangunlah pada sebagian malam (untuk salat), separuhnya atau kurangi atau lebihi sedikit dari itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil.” (QS. Al-Muzammil: 1-4)

Bila kita mampu menghidupkan keheningan malam terutama di sepertiga malam maka kita akan mendapat keutamaan dan pahala besar. Selain itu, akan membuat hati kita menjadi lembut. Dalam kitab Lathaiful Ma'arif, Ibnu Jauzi mengatakan bahwasanya hembusan angin pada waktu sahur merupakan makanan pokok bagi ruh. Angin yang berhembus menerpa di pagi hari ini akan menjadikan hati kian lembut, mendinginkan panasnya amarah dan menyampaikan risalah cinta. Sehingga, orang yang sering kali bangun di sepertiga malam memiliki perasaan halus ketika melihat suatu keganjilan di sekelilingnya.

Alangkah indahnya, bila kita mampu menyisihkan keheningan dan keindahan malam dan memadukannya dengan kekhusyukan salat malam, kesyahduan membaca Al-Qur'an dan deraian air mata keharuan. “Malam itu amat panjang, jangan kau pendekkan (hanya) untuk tidurmu. Siang hari itu terang benderang, jangan kau redupkan dengan dosa-dosamu.” Wallahu’alam***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image