Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vania Brotoseno

Percepat Hilirisasi, Gag Nikel Gandeng Gunbuster Nickel Bangun Smelter Di Morowali Utara

Bisnis | Friday, 19 Aug 2022, 14:51 WIB
Presiden Direktur Gag Nikel, Khaidir Said

Anak Usaha PT Antam Tbk, PT Gag Nikel menggandeng PT Alchemist Metal Industry Pte, Ltd untuk membangun pabrik pengolahan nikel di Morowali Utara. Proyek tersebut melibatkan PT Gunbuster Nickel Industry, perusahaan smelter yang terafiliasi dengan PT Virtue Dragon Nickel Industry.

Presiden Direktur Gag Nikel, Khaidir Said mengatakan, langkah tersebut menjadi pendekatan berbeda dengan sebelumnya, di mana Antam ingin membangun smelter secara mandiri.

"Kita berupaya melakukan hilirisasi tapi tantangannya besar, dulu kita upayakan membangun sendiri, tapi sekarang berbeda. Kita bekerjasama dengan Alchemist Metal yang punya smelter Gunbuster Nickel di Morowali Utara. Smelter sudah di bangun, diharapkan akhir 2022 ini sudah beroperasi," ungkap Khaidir saat dijumpai di Jakarta, Kamis (8/18).

Dalam proyek tersebut, sambung Khaidir, Gunbuster Nickel membangun smelter dengan kapasitas 24 line. Nantinya, Antam atau Gag Nikel akan memiliki saham di smelter tersebut.

"Mereka punya smelter 24 line, kita punya direction di sana sehingga itu jadi bagian dari pemenuhan kewajiban kita dalam hilirisasi. Ore yang kita produksi kita pasok ke smelter dan kita punya saham nanti di sana," tandasnya.

Tidak menutup kemungkinan, Gunbuster Nickel juga akan menjadi pemegang saham Gag Nikel. Tujuannya untuk jaminan pasokan bijih nikel ke smelter. Namun demikian, menurut Khaidir, skema ini belum final dan masih dalam tahap pembahasan.

"Skemanya bisa seperti itu untuk kelancaran supply ada kemungkinan mereka punya saham di Gag Nikel, itu masih tahap pembicaraan. sejauh ini kerjasamanya belum final," terang Khaidir.

Sejauh ini, Gag Nikel memproduksi bijih nikel sebanyak tiga juta ton per tahun. Penjualannya dipasok ke Weda Bay, Maluku Utara.

Rencananya, Gag Nikel bakal meningkatkan kapasitas produksi pada tahun depan. Proses studi kelayakannya sudah selesai dan menunggu penerbitan izin lingkungan.

"Kita melakukan penjualan ke Weda Bay. Sekarang produksi tiga juta ton. Kita lakukan studi kelayakan untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 33 persen," beber Khaidir.

"Tapi setelah studi kelayakan, kita perlu mendapatkan izin lingkungan, sedang kita upayakan. Harapannya tahun depan sudah bisa dilakukan," pungkasnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image