Kenyataan Yang Memerdekaan dan Puisi Lainnya
Sastra | 2022-08-19 13:34:17Tertib dan Terpaksa Menjadi Pendusta
Prajurit presiden sigap
Menerima perintah apapun
Oleh presiden mereka selalu siap
Penyanyi kecil
Tubuhmu terlalu kecil
Kamu bagian dari masyarakat sipil
Kecil, mungkil, menggigil
Di atas sayap
Burung garuda
Garda depan diisi pasukan pramuka
Garda belakangnya ditutup oleh bendera
“Merah sekali wajahmu, nak”
Kata ibu-ibu yang melihat festival gerak jalan
Anak-anak tak bisa menjawab apa-apa
Karena mereka
harus
tertib dan terpaksa menjadi pendusta.
(Malang, 2022)
Kenyataan Yang Memerdekakan
Bung,
apa yang bisa kita rebut kembali?
Maaf, bung
Rakyat Indonesia hari ini
Tak punya waktu
Untuk memikirkan negara ini
Mengapa begitu, bung?
Kau tau sendiri, bung
Waktunya habis
Dimakan permainan
di dalam telepon pintar
yang kepintarannya
membuat mereka
tunduk padanya.
Ah, susah!
Dulu
Kau sendiri yang bilang, bung
“Perjuanganku mudah
Karena melawan penjajah,
Dan perjuanganmu lebih sulit
Karena melawan bangsamu sendiri”
Apa yang bisa kita lakukan kalau begitu, bung?
Kau perintahkan kenyataan
Untuk menampar hayalan
Yang ada dalam permainan
Sejatinya, mereka terbuai
Oleh teknik bermain yang lihai
Dan bermain terlalu lebai
Pasca itu,
Biarlah
Kenyataan yang memerdekakan
Mereka dari sebuah permainan
Aku yakin, bung
Hidup itu permainan
Tapi bukan untuk dipermainkan
Begitulah
Kenyataan yang memerdekakan
(Malang, 2022)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.