Semarak HUT Kemerdekaan RI ke-77 di Desa Candiwatu: Tanam Tradisi, Perkuat Sosio-Religi
Eduaksi | 2022-08-17 07:05:26Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 tahun ini terasa hangat dan meriah di mana-mana. Berbeda dengan 2 tahun sebelumnya, yakni pada tahun 2020 dan 2021 yang hening dan cemas karena terkungkung pandemi Covid-19, perayaan kemerdekaan tahun ini sesuai dengan tema besar yang diusung: “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.”
Hal ini sangat terasa di Dusun Candirejo, Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, Mojokerto – Jawa Timur. Malam 17 Agustus, seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, selalu ada malam Tirakatan atau—orang di sini menyebutnya—barikan (baca: syukuran bersama warga di desa/kampung).
Seperti biasa, acara barikan (malam tirakatan) ini dilaksanakan di perempatan sebelah balai Desa Candiwatu dengan diikuti seluruh warga. Setelah doa bersama dilaksanakan secara khidmat, warga yang datang dengan membawa makanan ringan maupun berat saling bertukar makanan lalu dibawa pulang untuk disantap bersama keluarga.
Setelah acara itu selesai, keadaan berjalan seperti biasa: kembali beraktivitas, beristirahat, bercengkrama dengan keluarga, atau jika keadaan memungkinkan akan diadakan lomba-lomba antar RT. Begitulah kebiasaan malam 17-an di Dusun Candirejo, Desa Candiwatu, pada tahun-tahun sebelumnya—khususnya sebelum Covid-19 menggurita 2 tahun terakhir.
Namun pada semarak HUT Kemerdekaan RI ke-77 tahun 2022 ini, ada hal menarik yang menjadi kegiatan tambahan warga Dusun Candirejo dalam menyemarakkan kemerdekaan.
Bayu Dian Wahyudi atau yang akrab disapa Pak Polo, selaku Kepala Dusun Candirejo memiliki inisiatif baru untuk menyemarakkan malam 17-an ini. Bayu mengatakan bahwa masyarakat Candirejo sangat tinggi minatnya terhadap hal-hal religi, seperti sholawat bersama. Hingga akhirnya ia terbersit ide untuk mengadakan acara Gebyar Sholawat Bersama di Masjid Miftahul Jannah yang sebelumnya telah ia koordinasikan dengan perangkat desa dan beberapa tokoh masyarakat.
“Masyarakat sini suka dengan acara sholawat bersama, antusias mereka sangat tinggi. Makanya beberapa hari lalu terlintas pikiran untuk buat acara Gebyar Sholawat ini di Masjid. Lalu saya koordinasikan dengan yang lain dan alhamdulillah terlaksana dengan meriah,” ujarnya.
Kegiatan Gebyar Sholawat bersama ini merupakan acara pertama kali yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia di Dusun Candirejo. Hal ini berdasarkan sambutan yang disampaikan Takmir Masjid Miftahul Jannah, Suwarji, saat membuka kegiatan tersebut.
“Acara Gebyar Sholawat ini merupakan acara pertama di sini, semoga untuk ke depannya bisa terlaksana secara rutin saat peringatan 17 Agustus, dan kita semua bisa mendapat limpahan berkah,” ungkap Suwarji.
Acara Gebyar Sholawat dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Mahasiswa KKN 108 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lalu dilanjutkan menyanyikan lagu Yalal Wathon. Hal tersebut bertujuan guna menumbuhkan jiwa nasinalisme dan memperkuat spirit sosio-religi warga Dusun Candirejo.
Perkuat Kerukunan dan Persatuan Berbasis Sosio-Religi
Basis sosio-religi yang kuat merupakan aset yang harus dipertahankan untuk terus memupuk kerukunan, ketentraman, dan persatuan masyarakat di Indonesia. Pasalnya Indonesia merupakan negara yang hampir seluruh penduduknya memeluk agama, baik agama formal maupun keyakinan atau pelaku spiritual.
Ritual-ritual keagamaan di Indonesia tak sekadar ritus untuk menghubungkan manusia dan Tuhan, melainkan sebagai perekat sosial dan menjadi kontrol sosial yang kuat pula.
Hal ini seperti yang telah berjalan di Desa Candiwatu, khususnya Dusun Candirejo. Kepala Dusun Candirejo sendiri mengafirmasi hal tersebut, bahwa kegiatan-kegiatan keagamaan menjadi sarana masyarakat untuk saling bertemu, memperkuat solidaritas, dan menyatukan seluruh elemen masyarakat di Candirejo.
Oleh karena itu, Pak Polo Candirejo ini berinisiatif untuk mengadakan acara Gebyar Sholawat pada malam kemerdekaan ke-77 ini hingga acara berjalan secara khidmat, meriah, dan sangat hangat. Selain itu, acara ini juga salah satu bentuk penanaman tradisi positif yang akan berdampak baik pula pada masyarakat Candirejo, karena tak sekadar baik secara sosial, namun baik juga terhadap spiritual.
“Melihat acara 1 Muharram kemarin, yang diadakan oleh adik-adik KKN dari Jogja, banyak warga yang mendukung secara positif dan sangat antusias, makanya malam 17 ini dibuat acara seperti itu lagi,” tutur Kepala Dusun Candirejo.
Suksesnya acara Gebyar Sholawat di Masjid Miftahul Jannah, Dusun Candirejo tersebut tak lepas dari peran seluruh elemen masyarakat yang ada. Pemuda-pemudi juga berperan aktif, bersama dengan Mahasiswa KKN 108 UINSUKA Jogja, dalam persiapan acara tersebut.
Konsumsi dalam acara tersebut juga berasal dari warga. Setiap warga membawa makanan—baik berat maupun ringan—untuk kemudian dibagi-bagikan kepada hadirin secara sukarela. Hal ini pula yang memperkuat nilai-nilai sosial dan terdapat pula nilai spiritual di dalamnya.
“Warga di sini tak pernah dimintai iuran untuk acara seperti ini. Jadi biar mereka membawa semampu mereka. Dengan begitu mereka akan lebih ikhlas dan menjadi perantara sedekah mereka, sebab makanan yang mereka bawa juga akan dimakan oleh orang-orang yang berniat baik mengikuti sholawat,” pungkas Bayu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.