Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Affan Safani Adham

Pameran dan Bursa Lukisan, Memaknai Kemerdekaan di Bulan Suro

Gaya Hidup | Tuesday, 16 Aug 2022, 06:28 WIB
Godod Sutejo dan kawan-kawan lebih berniat sedekah lewat lukisan.

YOGYAKARTA - Memaknai kemerdekaan RI, memang tidak harus dengan hiruk-pikuk lomba maupun atraksi kesenian yang melibatkan kerumunan publik. Dalam kondisi masih mencekam ini banyak aksi-aksi positif yang bisa dilakukan sembari berbenah diri.
Seniman sekaligus pelaku spiritual, Godod Sutejo, punya cara tersendiri dalam “merayakan” HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia, yang bertepatan dengan bulan Suro atau Muharram.
Pelukis kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, meyakini bulan Suro dalam kalender Jawa merupakan bulan yang mulia, penuh makna spiritual dan mistis.
Menurutnya, jagad makhluk gaib (tak kasat mata) juga mengikuti rotasi alam sesuai kalender Jawa.
Dengan menggandeng 35 orang pelukis, Godod menggelar pameran -- sekaligus bursa lukisan -- di galerinya: Posnya Seni Godod.
Dalam penyelenggaraan bazar seni, promosi sangat penting dilakukan. Berbagai media dan sarana, perlu dicoba. Dan rata-rata, pengunjung mengetahui pameran itu dari media online, selain juga dari membaca koran.
Pameran yang dibuka sejak Selasa Kliwon, 2 Agustus 2022 pukul 01.11 WIB itu berlangsung hingga Selasa Kliwon, 6 September 2022. "Jam pembukaan sengaja dibuat tidak lazim," kelakar Godod, Senin (15/8/2022).
Pada pukul 24.00 WIB pengunjung diajak hening sesaat untuk memohon pada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberi keselamatan untuk negeri ini.
Beberapa kelompok spiritual hadir pada acara pembukaan, di antaranya kelompok kepercayaan Hardo Kusoro, kelompok Yoga Vivasana, dan beberapa seniman teater seperti Mahmoud Elqadrie dan Rina Nikandaru. Di antara deretan pelukis yang mendukung event kemerdekaan ini antara lain Hajar Pamadhi, Tulus Warsito, Syaiful Adnan, Hatta Hambali, Ikhman, Nunuk Ribanu, Ledek Sukadi, Rakhmat S, dan Godod Sutejo. Bagi penikmat lukisan, tentu ini kesempatan menarik. Hanya dengan Rp 1 juta dapat memiliki lukisan-lukisan berkualitas.Bursa lukisan dipatok harga maksimal Rp 1 juta. Dan tak kurang dari 70 karya pelukis dipajang di lantai atas dengan harga di bawah Rp 1 juta. Sepertinya, Godod dan kawan-kawan lebih berniat sedekah lewat lukisan.
Tiap hari rata-rata ada 15-25 orang penikmat seni yang datang mengamati karya lukisan. "Ini terbilang ramai mengingat pandemi Covid-19 masih menghantui sebagian masyarakat," kata Rakhmat Supriyono selaku penanggungjawab, yang menerangkan dari sisi penjualan terbilang bagus karena sampai hari ke empat sudah 7 lukisan ditandai spidol merah: Sold!
Pembeli lukisan sangat beragam. Ada yang suka gaya naturalis seperti karya Yulianto dengan obyek lanskap, terjual 3 lukisan. Lanskap dengan gaya ekspresif karya Ari Sugiarto juga terjual pada hari ke dua. Di hari ke empat, 3 karya dikoleksi Ibu Lola, masing-masing karya Fakturohman, Purwadmadi dan Godod Sutejo.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image