Hakikat Kemerdekaan
Agama | 2022-08-14 12:50:46Hakikat Kemerdekaan
Oleh : Moch. Hisyam
Dengan diraihnya kemerdekaan bangsa ini pada 17 Agustus 1945, bukan berarti perjuangan kita membangun diri dan bangsa ini telah usai. Akan tetapi, justru kemerdekaan yang telah kita raih itu merupakan awal, pintu gerbang atau jembatan emas untuk meraih kemerdekaan yang hakiki.
Hakikat dari kemerdekaan bukan semata mampu membebaskan diri dari cengkeraman penjajahan bangsa asing. Akan tetapi, kemampuan untuk membebaskan diri dari belenggu hawa nafsu yang mencengkram jiwa dan melepaskan ketergantungan kepada selain Allah ta’ala.
Meraih kemerdekaan hakiki merupakan misi Islam. Misi ini telah dijalankan oleh Rasulullah saw. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan beliau mengantarkan negeri Madinah meraih kemakmuran dan kesejahteraannya. Demikian pula dengan keberhasilan beliau memerdekakan Mekah dari cengkaman kafir Quraisy serta meruntuhan kejahiliyahan dengan hidayah.
Dikatakan berhasil meraih kemerdekaan yang hakiki karena kesejahteraan, kedamaian dan keamanan yang meliputi diri, masyarakat dan bangsa, semua itu menjurus kepada tercapainya hakikat dari kemerdekaan
Oleh karena itu, ada lima kemerdekaan yang harus kita raih setelah kita merdeka dari .penjajah bangsa lain agar kita mampu meraih kemerdekaan yang sesungguhnya, kemerdekaan yang benar-benar merdeka.
Pertama, merdeka dari belenggu hawa nafsu. Allah SWT berfirman, “Adapun orang-orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya." (Q.S An-Nazi’at : 40-41)
Kedua, merdeka dari perilaku dan akhlak tercela. Rasulullah saw bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud).
Ketiga, merdeka dari budaya dan pandangan hidup hedonisme yang mengarah kepada semata-mata memburu kenikmatan duniawi sesaat secara berlebih-lebihan. ''Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada hatinya, memudahkan urusannya dan dunia (yang hina ini) akan datang kepadanya (dengan sendirinya).” (HR At-Tirmidzi)
Keempat, merdeka dari praktik syirik dalam segala bentuknya. “Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan (al-mubiqat).” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa yang membinasakan tersebut?” Beliau bersabda, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh kecuali jika lewat jalan yang benar, makan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan qadzaf.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kelima, Kemerdekaan bangsa dan diri bebas dari belenggu bangsa asing baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, budaya dan pertahanan
Untuk itu, mari kita jadikan momentum peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke 77 ini menjadi awal, pintu gerbang atau jembatan emas bagi kita semua untuk berupaya meraih kemerdekaan yang hakiki.
Semoga Allah swt menguatkan dan memampukan kita baik sebagai pribadi maupun bangsa untuk meraih kemerdekaan dari belenggu hawa nafsu, cengkraman akhlak tercela, terbebas dari pandangan hedonisme, sehingga kesejahteraan, kedamaian dan keamanan dapat kita rasakan sebagai pertanda kita telah meraih kemerdekaan yang hakiki. Amin. Wallahu’alam***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.