Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Talitha Nasywa Chasani

Kemerdekaan Hakiki, Akankah Kita Raih tanpa Islam?

Gaya Hidup | Sunday, 14 Aug 2022, 07:36 WIB

Hari proklamasi atau biasa disebut Hari Kemerdekaan Indonesia yang pastinya semua orang bergembira menyambut hari yang menjadi awal kemerdekaan Indonesia ini telah tiba. Bendera merah putih terpasang di pinggir-pinggir jalan. Masyarakat pun ramai menyambutnya dengan mempersiapkan berbagai acara yang menarik disertai perlombaan yang tentunya tak kalah seru.

17 Agustus merupakan hari bersejarah yang akan selalu diingat oleh warga Indonesia. Sebab, di hari inilah Indonesia menyatakan dirinya merdeka dari para penjajah asing. Apa sih merdeka itu? Mulai tadi bahas merdeka mulu hehe. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri. Dengan kata lain, kemerdekaan adalah kebebasan.

Telah kita ketahui, sejak hari itu Indonesia mampu berdiri sendiri dan mempunyai wewenang untuk mengatur negaranya tanpa dijajah oleh bangsa asing. Pengepungan, peperangan, kerja rodi, dan lain sebagainya sudah tidak ada lagi. Indonesia benar-benar menyatakan dirinya merdeka di hari itu.

Tentunya kemerdekaan adalah sesuatu yang diinginkan oleh semua orang. Namun, jika kita lihat kondisi zaman sekarang dimana para pemudanya lebih sibuk mencari pasangan daripada menuntut ilmu, lebih sibuk mencari uang daripada beribadah, haus akan eksistensinya hingga terjadi fenomena yang baru-baru ini viral yaitu Citayam Fashion Week (CFW). Belum lagi maraknya kasus kekerasan seksual, pembunuhan ibu oleh anak, narkoba, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Apakah ini kemerdekaan yang kita harapkan? Lantas, kemerdekaan seperti apa yang sebenarnya kita butuhkan? Apakah kita sekarang benar-benar telah merdeka? Nyatanya tidak, kasus di atas masih seputar sektor pendidikan dan pergaulan, belum lagi di sektor ekonomi yang akhir-akhir ini menurun. Dilansir dari kompas.com, beberapa waktu lalu terjadi kelangkaan minyak goreng yang disusul membanjirnya minyak goreng tapi mahal, kemudian terjadi kasus mahalnya bahan bakar minyak (BBM) dan masih banyak lagi kasus di berbagai sektor yang ada di Indonesia ini.

Lalu apa yang menyebabkan semua kasus di atas terjadi? Apakah memang ini kesalahan individu? Atau memang sejak awal aturan yang diterapkan tidak sesuai? Mari kita telisik lebih dalam. Jika kita lihat lagi, semua aktivitas di sektor yang ada sekarang tujuannya adalah meraih keuntungan. Lahan kelapa sawit dikelola oleh swasta yang pasti akan meraup keuntungan sebesar-besarnya tanpa peduli akibatnya pada rakyat biasa.

Belum lagi fenomena yang heboh akhir-akhir ini yaitu muda mudi yang ada di Citayam. Mereka menggunakan jalan sebagai ajang fashion di akhir pekan. Mereka membuka auratnya dan memamerkannya dengan berlenggak lenggok melewati zebra cross di jalan tersebut. Bahkan, dilansir dari detiknews.com, ada salah satu anak citayam yang viral karena menolak beasiswa yang diberikan oleh Menteri Sandiaga Uno. Sebegitu pentingnya uang dan ketenaran bagi mereka daripada harus menerima beasiswa dan susah payah sekolah yang belum tentu bisa mendapatkan uang. Di sisi lain, para pemuda penghafal Al-Qur’an sama sekali tidak dilirik oleh pejabat negara.

Sudah terlihat jelas bahwa semuanya tertuju pada keuntungan materi. Inilah akibat jika sistem kapitalisme yang diterapkan, tak peduli halal haram asalkan mendatangkan keuntungan langsung dibabat habis. Padahal kalau di dalam Islam, semuanya wajib menuntut ilmu, mereka tidak perlu susah payah memikirkan uang masuk sekolah karena semua itu dijamin oleh negara. Masyarakat pun tidak akan kesusahan memenuhi kebutuhan hidupnya karena Sumber Daya Alam yang dimiliki rakyat dikelola sendiri oleh negara tanpa campur tangan para kapital.

Kewajiban seorang muslim seperti menutup aurat, tidak bertabarruj, dan lainnya pun terlaksanakan. Ini karena mereka paham tujuan hidup mereka hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Alhasil, tidak akan ada yang namanya kasus pelecehan seksual, dan ajang pencarian jati diri yang mengundang maksiat seperti Citayam Fashion Week (CFW), karena semuanya paham tentang kewajiban yang harus mereka lakukan dan hukuman apa yang akan mereka dapatkan jika berani melanggarnya.

Semua permasalahan yang ada hanya bisa kita dapatkan solusinya jika sistem Islam diterapkan di muka bumi. Sistem yang datang langsung dari Sang Pencipta yang paling mengetahui tentang ciptaannya melebihi ciptaannya sendiri. Oleh karena itu, marilah kita wujudkan kemerdekaan hakiki dengan menerapkan sistem Islam dari Sang Ilahi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image