Dahsyatnya Istighfar
Agama | 2022-08-12 14:39:12Bertindak sebagai khatib pada pelaksanaan shalat jumat, 12/08/2022 di Masjid Al Hidayah Yon Zipur, Krueng Jreu, Indrapuri, Tgk Afrizal Sofyan, S.PdI, M.Ag Anggota MPU Aceh Besar menjelaskan panjang lebar tentang dahsyatnya istighfar.
Ia menyebut, "semua manusia pernah berdosa. Tidak seorang pun yang luput dari kesalahan, besar ataupun kecil, sengaja atau tidak disengaja. Sebab, fitrah manusia adalah tempat salah dan lupa. Tidak ada manusia yang maksum, kecuali Nabi Muhammad saw yang dosanya telah diampuni dan dijamin surga".
Hal itu tidak lain karena Allah telah memberikan dua potensi dasar kepada manusia yaitu fujur (negatif) dan taqwa (positif).
Itu pula yang menyebabkan fluktuasi iman dan bahkan cenderung kepada salah satunya yang bakal menentukan posisinya di akhirat, neraka atau surga.Kendati begitu, tidak menjadi alasan bagi seorang muslim menumpuk dosa dan mengulur tobat dengan alasan karena Allah Swt Maha Penerima Tobat.
Janganlah berpikir mumpung masih hidup, masih muda, masih berlimpah harta, masih banyak waktu, lantas asyik masyuk bergelimang dosa dan lupa tobat. Sebab, tak seorang pun tahu kapan usianya berakhir. Bisa detik ini, hari ini, lusa, bulan depan atau bahkan bisa tahun depan.
Ajal tidak mengenal usia, waktu, dan tempat. Sebab, jika ajal telah keluar dari raga, maka pintu tobat ditutup rapat, penyesalan menjadi terlambat yang ada hanyalah derita sepanjang masa di akhirat.
Oleh karena itu, Allah Swt memerintahkan umat manusia selalu bertobat dan beristighfar.
Firman Allah Swt, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Ali-Imran: 135)
Makna istighfar
Istighfar secara harfiah artinya memohon ampunan dan sekaligus rahmat Allah Swt. Ampunan Allah Ta’ala dapat diraih dengan istighfar yang diucapkan dengan tulus dan ikhlas, serta diiringi pertobatan yang mendalam.
Istighfar berfungsi sebagai penambal atas kekurangan yang dilakukan dalam beribadah dan permohonan ampunan ketika melakukan hal-hal yang sia-sia dan perkara yang haram.
Menurut Ibnu Rajab Alhambali dalam kitabnya Jamiul ‘Ulum wal Hikam, ketika menjelaskan hadist tentang keutamaan istighfar dengan pernyataan, bahwa istighfar adalah permohonan ampun atas dosa.
Kata tobat mencakup istighfar, maka istighfar dan tobat jika disebutkan masing-masing sendirian maka mencakup yang lainnya dan jika disebutkan keduanya (secara bersamaan) dalam nash-nash, maka makna istighfar adalah memohon dihapuskannya dosa-dosa dan dihilangkannya sisa, dampaknya dan memohon perlindungan dari buruknya dosa-dosa yang telah lalu, serta agar ditutup, sehingga tobat maknanya adalah kembali taat kepada Allah swt.
Dahsyatnya istighfar
Istighfar yang dilakukan seorang hamba akan memberikan dampak positif yang sangat besar dalam kehidupannya di dunia dan akhirat, diantaranya:
Pertama, solusi dalam menghadapi masalah kehidupan
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang selalu beristighfar, maka Allah menjadikan baginya pada setiap kesempitan suatu solusi, dan setiap keprihatinan suatu jalan keluar, dan Allah memberinya rezeki dari jalan yang tak terduga”. (HR Abu Dawud)
Kedua, istighfar mendatangkan pahala yang besar
Rasulullah saw bersabda, istighfar mendatangkan pahala yang besar, antara lain Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan:“Barangsiapa mengucapkan kalimat: Aku memohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia Yang Maha Hidup dan Yang Mengayomi. Aku bertobat kepadaNya, maka diampuni dosa-dosanya meskipun ia pernah lari dari barisan perang”. (HR Abu Dawud dan At-Turmuzi dan Al-Hakim)
Ketiga, dengan beristighfar, Allah mengampuni dosa
Rasulullah saw bersabda: ”Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, sungguh selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni semua dosa yang ada pada dirimu, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu sampai setinggi awan di langit, kemudian engkau memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, kemudian menemui-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan Aku sedikit pun, tentulah Aku akan memberikan pengampunan sepenuh bumi. (HR Tirmidzi)
Keempat, terhindar dari azab pada hari kiamat
Rasulullah saw bersabda: ”Tidaklah seorang muslim berbuat dosa kecuali Malaikat berdiri selama tiga saat (jam). Bila ia beristighfar dari dosanya maka Malaikat itu tidak mencatatnya dan Allah tidak akan menyiksanya pada hari kiamat.” (HR Hakim)
Bacaan istighfar
Baginda Rasulullah saw mengajarkan umatnya ucapan istighfar dalam kehidupan sehari-hari, yang artinya, “Barangsiapa mengucapkan kalimat: Aku memohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia Yang Maha Hidup dan Yang Mengayomi. Aku bertobat kepadaNya, maka diampuni dosa-dosanya meskipun ia pernah lari dari barisan perang”. (HR Abu Dawud dan At-Turmuzi dan Al-Hakim)
Dari Ubadah Bin As-Shamit radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang terjaga di malam hari lalu mengucapkan zikir, “Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi Nya. Hanya milik Nya kerajaan dan hanya milik Nya pula segala pujian. Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa. Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah. Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah ampunilah aku. Lalu berdo’a, niscaya dikabulkan do’anya. Jika dia shalat, niscaya diterima shalatnya”. (HR Bukhari).
Diriwayatkan dari Syaddad Bin Aus radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Penghulu istighfar adalah ucapan seorang hamba, yang artinya: “Ya Allah, Engkau Tuhanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah ciptakan diriku, dan aku hambaMu, aku tetap setia memegang janjiMu dengan segala kemampuanku, aku berlindung kepadaMu dari kejahatan perbuatanku, aku mengakui besarnya nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Barangsiapa yang mengucapkannya di siang hari dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum menjelang sore, maka masuklah ia ke dalam surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum menjelang pagi, maka diapun termasuk penghuni surga”. (HR Bukhari)
Dari beberapa hadist dapat dipahami, mengucapkan istighfar boleh kapan saja dan setiap saat, pagi, siang, sore dan malam. Sangat diutamakan pada waktu-waktu mustajab doa. Tak ada yang bisa menjamin manusia bersih dari dosa.
Karena itu, Allah menganjurkan hamba-Nya untuk senantiasa beristighfar atas segala kesalahan dan dosa yang diperbuat. Istighfar adalah satu bentuk zikir untuk mengingat Allah.
Dr Aidh Al Qarni dalam bukunya 'La Tahzan' menulis, istighfar merupakan bentuk kasih sayang Allah swt terhadap hamba-Nya. Istighfar mampu membuka gembok-gembok pengunci, mendamaikan hati, melenyapkan keresahan, serta mendatangkan ketenangan batin bagi siapa pun yang melakukannya.
Karena itu, ingatlah, bahwa ampunan Allah itu sungguh maha luas. Allah Swt akan mengampuni siapa pun yang pernah berbuat dosa, menerima tobat mereka, memaafkan dan menutupi kesalahan hambanya. Dengan rutin membaca istighfar akan mendatangkan ketenangan batin, sebab Allah Swt melimpahkan rahmat-Nya dan memberikan pengampunan yang tidak terbatas pada manusia yang bertobat. Sungguh tiada zat yang Maha Pengampun selain Allah Swt. (smh)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.