Hamdani
BKKBN Gandeng TPUKP Sosialisasi Akses Modal di Kampung KB Gampong Ulee Lheu
Eduaksi | 2022-08-11 08:09:51
Banda Aceh - Tenaga Pendamping Usaha Kelautan dan Perikanan (TPUKP) bersinergi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kota Banda Aceh memberikan sosialisasi Akses Pembiayaan Usaha kepada kelompok ibu-ibu di Gampong Ulee Lheu, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda, Rabu, (10/08/2022).
Kegiatan yang berlangsung di gedung PKK Gampong setempat dibuka secara resmi oleh Khairuni, S.KM.,M.Si dari Kantor BKKBN Banda Aceh diikuti 20 peserta dari kader RDK, Kelompok UPPKA atau sebelumnya disebut UPPKS, dan ibu rumah tangga.
Tim BKKBN Banda Aceh memiliki komitmen yang kuat dalam membantu meningkatkan pendapatan keluarga akseptor melalui kelompok-kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA). Salah satunya dengan melibatkan Tenaga Pendamping Usaha Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sebagaimana diketahui, Gampong Ulee Lheu memiliki potensi sektor perikanan, wisata, dan perdagangan seperti kuliner. Dengan memberikan sosialisasi dan wawasan tentang modal usaha, diharapkan kelompok ibu-ibu dapat melihat hal itu sebagai peluang untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Saat ini banyak sumber permodalan usaha yang dapat diakses oleh pelaku usaha skala rumah tangga seperti kelompok UPPKA. Selain kredit program pemerintah seperti kredit usaha rakyat (KUR) juga tersedia skim pinjaman usaha mikro non KUR yang ada di pelbagai lembaga keuangan.
Terpenting adalah kelompok tersebut memiliki usaha produktif yang sedang dijalankan dan dikelola dengan baik serta prospek kedepan.
TPUKP siap memberikan pendampingan dan memfasilitasi pelaku UMKM mendapatkan KUR maupun non KUR.
Selain TPUKP ikut hadir para penyuluh perikanan Kota Banda, perangkat Gampong, Tuha Peut, dan beberapa orang nelayan.
Makan Ikan Cara Terbaik Mencegah Stunting
Pandemi covid 19 belum juga usai, dan pada waktu yang bersamaan negeri ini juga diterpa oleh wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada ternak sapi. Akibatnya semakin menguras energi pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan lebih tinggi.
Konon jumlah hewan ternak di provinsi Aceh yang diserang wabah PMK mencapai ribuan ekor.
Situasi ini tentu saja sangat mengkuatirkan jika tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat. Karena nantinya akan mengganggu stok daging sapi yang menjadi pangan dan sumber protein bagi kesehatan masyarakat.
Ditambah lagi dengan permasalahan stunting, maka beban pemerintah semakin berat jika masyarakat sendiri tidak ikut membantu.
Menurut Informasi yang beredar, di Banda Aceh bisa dikatakan zero stunting. Selama satu tahun terakhir tidak ditemukan adanya kasus gizi buruk yang dialami warga. Ini menandakan penanganan stunting di kota provinsi serambi Mekah ini sudah baik.
Meskipun demikian, masyarakat harus terus diingatkan agar selalu menjaga kesehatan dan mengonsumsi makanan sehat dan memperhatikan kecukupan gizi/kalori.
Salah satu pangan yang sangat baik untuk meningkatkan kecukupan gizi dan sekaligus dapat mencegah stunting adalah dengan mengkonsumsi ikan yang banyak.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh melaporkan Angka Konsumsi Ikan (AKI) masyarakat Aceh saat ini sudah mencapai 59,32 kg/kapita/tahun dan terus ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya. (*)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
