Stunting: Ancaman Senyap yang Menentukan Masa Depan Anak Indonesia
Info Sehat | 2025-11-19 00:30:03
Stunting masih menjadi persoalan besar di Indonesia. Meski kerap terdengar dalam kampanye kesehatan, tidak sedikit orang tua yang belum memahami bahwa stunting bukan sekadar masalah tinggi badan pendek. Lebih dari itu, stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi yang berlangsung lama, infeksi berulang, serta kurangnya stimulasi pada masa emas perkembangan. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mempengaruhi kecerdasan, kesehatan organ, hingga produktivitas anak ketika dewasa.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan stunting sebagai tinggi badan anak yang berada lebih dari dua standar deviasi di bawah standar pertumbuhan usia mereka. Artinya, ketika anak tidak mendapatkan nutrisi dan perawatan kesehatan yang cukup dalam waktu lama, proses tumbuh kembangnya akan terganggu secara permanen. Inilah yang membuat stunting dianggap sebagai ancaman serius bagi kualitas generasi masa depan.
Mengapa Stunting Berbahaya?
Dampak stunting tidak hanya terdampak pada fisiknysa saja. Tubuh anak yang lebih pendek atau wajah yang tampak lebih muda dari usia aslinya hanyalah bagian permukaan. Di balik itu, stunting dapat menghambat perkembangan otak. Anak yang mengalami stunting lebih berisiko memiliki kemampuan kognitif lebih rendah, sulit fokus, serta rentan sakit karena sistem imunnya melemah.
Jika tidak tertangani sejak dini, dampaknya bisa terasa hingga usia dewasa. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa yang pernah mengalami stunting berpotensi lebih tinggi mengalami penyakit degeneratif seperti diabetes, gangguan jantung, dan beberapa jenis kanker. Secara ekonomi, stunting juga berdampak pada kualitas sumber daya manusia, yaitu menurunnya produktivitas, kapasitas kerja, hingga daya saing bangsa.
Tanda-Tanda Anak Mengalami Stunting
Orang tua dapat mengenali gejala stunting pada anak melalui beberapa tanda berikut :
• Tinggi badan anak jauh di bawah rata-rata teman seusianya;
• Berat badan sulit naik, bahkan cenderung stagnan;
• Anak tampak kurang aktif dan cepat lelah;
• Lebih sering sakit akibat imunitas rendah; dan
• Kemampuan fokus dan daya ingat tidak optimal.
Cara Efektif Mencegah Stunting
Mencegah stunting tidak hanya dimulai ketika anak lahir, tetapi jauh sebelum anak lahir. Terdapat tiga pilar penting yang menjadi kunci, yaitu :
1. Pola Makan Bergizi Seimbang
Mulailah memiliki pola makan bergizi seimbang dari masa kehamilan. Ibu hamil perlu mendapatkan asupan zat besi, asam folat, dan nutrisi lengkap untuk menunjang perkembangan janin. Setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dan dilanjutkan dengan MPASI bergizi sangat dianjurkan.
Pada anak, satu piring ideal sebaiknya didominasi oleh protein, baik hewani maupun nabati dan disertai sayur, buah, dan sumber karbohidrat dalam jumlah cukup.
2. Pola Asuh yang Tepat
Peran orang tua tidak hanya memberi makan, tetapi juga memberikan stimulasi yang cukup bagi perkembangan otak anak. Edukasi gizi bagi remaja dan calon ibu sangat diperlukan untuk mencegah stunting sejak dini. Jangan abaikan imunisasi karena berfungsi melindungi anak dari penyakit infeksi yang dapat menghambat tumbuh kembang.
3. Sanitasi dan Akses Air Bersih
Ketersediaan air bersih dan kebiasaan hidup bersih merupakan fondasi penting. Infeksi yang berulang, seperti diare, banyak dipicu oleh sanitasi yang buruk. Biasakan cuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan pastikan keluarga tidak melakukan praktik buang air besar sembarangan.
Mencegah stunting bukan tugas pemerintah semata. Orang tua merupakan garda terdepan dalam memastikan anak tumbuh sehat dan berkembang optimal. Konsistensi dalam memberikan makanan bergizi, menjaga kebersihan lingkungan, dan memantau pertumbuhan anak secara berkala menjadi kunci penting.
Stunting memang terjadi dalam senyap, tetapi dampaknya berlangsung lama. Dengan kesadaran dan langkah pencegahan yang tepat, setiap keluarga dapat berperan mencegah lahirnya generasi masa depan yang terhambat potensinya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
