Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Zakat Pertanian Adalah Kunci Pengentasan Kemiskinan

Agama | Sunday, 07 Aug 2022, 12:16 WIB
H. Mahdi Muhammad sedang memberikn ceramah subuh dengan topik ekonomi di Masjid Baitul Jannah, Kemukiman Tungkob, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Ahad, 07/08/2022. Foto Tgk Saiduddin A. Rasyid Imam Besar Masjid Baitul Jannah.

Ada hal yang menarik disampaikan oleh H. Mahdi Muhammad dalam tausiyah singkatnya yaitu model pengentasan kemiskinan di Aceh melalui zakat pertanian. Perihal ini ia katakan saat mengisi ceramah subuh di Masjid Baitul Jannah, Kemukiman Tungkob, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Ahad, (07/08/2022).

Mengapa zakat pertanian dapat mengentaskan kemiskinan?

Inisiator penggerak Kebun Kurma Barbate di perbukitan kawasan antara Blang Bintang dan Krueng Raya Kabupaten Aceh Besar itu mengawali tausiyah yang bertemakan "Jihad Menghidupkan Lahan yang Mati" dengan mengutip beberapa ayat dalam Alquran surat 'Abasa ayat 24-32Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman"Maka hendaklah manusia itu memerhatikan makanannya," (QS. 'Abasa 80: Ayat 24).

Menurut Mahdi ayat ini memerintahkan kita untuk mengurus masalah pangan. Tidak hanya untuk umat Islam tetapi umat manusia agar memikirkan, mengurus, memproduksi, dan memperdagangkan pangan atau menjadi produsen pangan.

Hari ini negara yang mengurus pangan menjadi negara maju bukan? Bahkan negara yang Allah berikan potensi namun tidak mau mengurus pangan menjadi negara terbelakang atau disebut negara dunia ketiga.

Secara korporasi atau secara perusahaan coba lihat, katanya lagi, orang kaya di Indonesia adalah orang/perusahaan yang mengurus makanan, bisnisnya adalah bisnis makanan.

Provinsi Aceh memiliki areal pertanian yang sangat luas mencapai 294.483 hektar. Ini adalah potensi untuk produksi pangan. Bahkan kalau menanam padi bisa menghasilkan 17,5 ton per hektar, maka menghasilkan padi 5,2 juta ton setiap panennya. Jika masa tanamnya dapat di lakukan 2 sampai 3 kali pertahun. Tentu hasil berkali lipat.\

Dari hasil pertanian tersebut kemudian ada zakat pertanian yang wajib dikeluarkan. Kalau zakat harta atau zakat profesi hanya 2,5 persen namun zakat pertanian bisa sampai 5 hingga 10 persen. Sehingga zakat pertanian di Aceh bisa terkumpul mencapai 52 ribu ton.

Sementara angka kemiskinan di Aceh meskipun tertinggi di Sumatera yakni 14,32 persen atau sekitar 820 ribu orang. Maka dengan penerimaan zakat sebanyak itu akan mampu mengentaskan kemiskinan.

Mahdi menyebut, laporan BPS yang dirilis setiap tahun ternyata indikator kemiskinan itu ada dua paling tidak. Pertama; tidak terpenuhinya kebutuhan kalori. Ini berarti penyebab orang miskin karena tidak cukup pangan. Kedua; kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya.

Ini artinya mengentaskan kemiskinan adalah dengan menyediakan pangan yang cukup. Jadi walaupun banyak tawaran model yang lain. Namun lebih utama mengatasi kemiskinan adalah menyediakan pangan bagi mereka.

Bagaimana menghidupkan lahan mati?

Tanah yang mati juga kekuasaan Allah. Di tanah itu Allah tumbuhkan biji-bijian. Kemudian daripadanya Kami jadikan kebun-kebun anggur dan kebun kurma. Lalu Allah pancarkan mata air dari tanah mati itu.

Di Barbate Blang Bintang itu sebelumnya adalah tanah mati bahkan tidak cocok ditanami apapun karena secara ilmu pertanian itu pH nya 4, artinya tanah tersebut asam dan banyak racun.Namun Mahdi mengaku terinspirasi dengan ayat yang terdapat dalam surat Yasin yang Allah katakan bahwa tanah yang mati juga merupakan kekuasaan Allah.

Semua ciptaan Allah sempurna tetapi ada maksud Allah disitu.

Ini tanah bisa dihidupkan tetapi tanam biji-bijian.Maka pertama kali yang ditanam di Barbate adalah kedelai, kacang hijau, jagung, dan seterusnya yang bisa dimakan. Lalu dengan menanam kurma.

Hingga saat ini atau selama 4 tahun terakhir di Barbate sudah kita tanam sebanyak 9.000 pohon kurma dan sekarang di sana sudah sering turun hujan lebat dengan durasi lama dan jarang terjadi sebelumnya.

Curah hujan di Barbate dahulu 800 mm/tahun, artinya sangat rendah. Kira-kira setengah dari hujan di Banda Aceh. Namun kini sudah banyak hujan.Allah SWT berfirman, "Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit)," (QS. 'Abasa 80: Ayat 25).

Tidak ada peran kita, semua kerja Allah SWT. Dengan sistem Nya, Kekuasaan Nya, Rahmat dan Rahman Nya menurunkan hujan.

Jadi prasyarat utama menghidupkan lahan, menumbuhkan tanaman adalah turunnya hujan.

Mantan Kepala Bank Indonesia kantor perwakilan Provinsi Aceh itu juga membacakan ayat "kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya," (QS. 'Abasa 80: Ayat 26).

Bagaimana maksud membelah bumi dengan sebaik-baiknya ini harus dikaji lebih dalam secara saintifik.

Nah setelah ada hujan, Allah membelah bumi dengan sebaik-baiknya.

Lalu berikutnya firman Allah SWT, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian, anggur dan sayur-sayuran, dan zaitun dan pohon kurma" Biji-bijian seperti apa?

Allah memberikan karakter ekonomi bahkan karakter kuantitatif dari biji-bijian, yang sampai hari ini kita mencapai pada titik yang Allah janjikan itu. Mengapa apa masalah nya?

Anggur dan sayur-sayuran, Allah sebut anggur sebanyak 14 kali dalam Alquran, dan anggur adalah makanan pokok yang wajib bayar zakat. "Kita tahu kismis, itu adalah makanan istimewa.

Pada zaman dahulu para ulama kalau ada santri-santri yang sedang belajar, itu setiap hari disuruh makan atau diberi makanan kismis, supaya daya ingatnya kuat, supaya tubuhnya kuat untuk belajar, itu penting," urai Mahdi.

Begitu juga dengan pohon zaitun, yang Allah sebut sebagai pohon yang berkah. Berkah itu memiliki kebermanfaatannya luar biasa. Allah menyebut zaitun sebanyak 6 kali dalam Alquran.

Jenis makanan utama.

Kalau kita memperhatikan beberapa ayat ini, Allah SWT meminta kita untuk memperhatikan makanan. Tidak banyak, hanya tujuh jenis yaitu biji-bijian, anggur, sayuran, kurma, zaitun, buah-buahan, dan ada hewan ternak, tetapi hewan ternak yang makan rumput.

Ada tiga jenis makanan yang mungkin bagi kita asing tapi Allah sebut nama. Pertama; kurma. Kurma Allah sebut lebih dari 20 kali. Kedua; Anggur 14 kali. Ketiga; zaitun 6 kali.Kurma adalah makanan keseharian, boleh dicoba, mungkin setiap pagi atau setiap malam, meskipun bagi kita asing, atau kita makan kurma hanya ramadan saja.

Kemudian zaitun, kita mungkin mengenal minyak zaitun, namun di tempat lain Allah sebut sebagai pembangkit selera. Jadi orang yang tidak selera makan, zaitun sebagai pembangkit selera.

Allah SWT menjelaskan bagaimana cara memakan minyak zaitun yang dioleskan pada makanan bukan dimasak. Sampai sedetil itu.

Kita tahu semua bahwa beberapa lembaga riset mempublikasikan makanan tersehat di dunia adalah minyak zaitun. Tetapi kemudian kita tidak bisa makan zaitun. Mengapa? Hanya satu alasannya yaitu minyak zaitun ini terlalu mahal, harganya sekarang bisa Rp300 ribu/kg.

Kalau demikian, terlalu mahal, mestinya yang kita produksi adalah yang mahal-mahal ini karena kita produsen. Memproduksi yang memiliki harga menarik di pasar.

Lantas mari kita pikirkan mengapa Allah menyebut kurma, anggur, dan zaitun?

Jika dilihat dari sisi ekonomi, ketiganya memiliki harga yang mahal, lebih mahal dari makanan lain.

Pohon-pohon tersebut umurnya panjang. Sekali ditanam bisa dipanen dalam waktu yang lama. Kurma itu umurnya 100 tahun, anggur 200 tahun lebih, dan zaitun lebih dari 1000 tahun.

Mahdi mengajak jamaah untuk memulai gerakan menanam zaitun di setiap pekarangan. Bahkan di masjid Baitul Jannah bisa menanam pohon zaitun. Sungguh menan pohon zaitun terdapat keberkahan.

Tetapi marilah kita menanam yang bukan hanya hijau saja tetapi pohon yang ada buahnya. Karena itulah yang dimaksud dengan baldatun tayyibatun warabbul ghafur. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image