Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Taghrid Dara Rizqita Firdausy

Lika-liku Meraih Mimpi

Sastra | Friday, 26 Nov 2021, 12:17 WIB
From : Camera capture

Judul Buku : Kami (Bukan) Sarjana Kertas

Penulis : J.S. Khairen

Penerbit : PT. Bukune Kreatif Cipta, Jakarta

Tahun Terbit : Februari 2019

Jumlah Halaman : 362 halaman

Harga Buku : Rp.88.000,00

Peresensi : Taghrid Dara Rizqita Firdausy/058/Farmasi B

Kami (Bukan) Sarjana Kertas merupakan novel yang terbit Februari 2019 karya novelis bernama J. S. Khairen. Novel ini berkisah tentang tujuh orang sahabat yang menjadi mahasiswa baru yang dibimbing oleh dosen konseling muda bernama Ibu Lira Estrini yang mampu membuat gempar satu kelas dengan kejadian gila yang Ia lakukan. Tujuh orang sahabat tersebut diantaranya ada Ogi, Ranjau, Juwisa, Sania, Gala, Arko, dan Catherin. Mereka berkuliah di UDEL, yaitu kepanjangan dari Universitas Daulat Eka Laksana.

UDEL sendiri adalah kampus pilihan terakhir mahasiswa. Karena reputasinya yang buruk, nama kampus UDEL tidak bisa ditemukan di pencarian Google. Alasan mereka masuk UDEL bermacam-macam, ada yang karena ditolak kampus pilihannya sehingga terpaksa masuk UDEL, ada yang otaknya tak sanggup masuk universitas negeri, dan ada juga yang tidak mampu secara ekonomi.

Ogi, adalah mahasiswa jurusan Komunikasi tetapi passionnya IT. Merupakan anak dari seorang penambal ban dan penjual bensin eceran. Demi untuk menguliahkan Ogi, orang tuanya sampai berhutang dengan orang lain. Namun sayang, Ogi sering absen kuliah, pesta narkoba bertepatan di malam ayahnya meninggal dunia, bahkan Drop Out dari kampus karena sikap dan IPKnya yang tidak mencapai rata-rata. Semua cobaan yang dihadapi membuat Ogi melakukan percobaan bunuh diri.

“Saya kira awalnya kuliah bakalan santai aja, bu. Saya kira jurusan komunikasi tuh ngomong-ngomong doang, saya kira teman–temannya bakalan enak aja, bakalan baik sama saya, gak tahunya ” (hal.64).

Ada hal yang membuat Ogi bangkit dari keterpurukannya yaitu ketika mengikuti salah satu seleksi magang di sebuah program internasional bagi penggemar IT di Ubud yang berhasil membawanya bekerja di Alphabeth Inc bentukan Google. Ajaib! Walau sudah diDrop Out, namun Ia berhasil kerja di perusahaan yang kece.

Randi Jauhari yang biasa disapa Ranjau, seorang mahasiswa teladan yang selalu mendapatkan nilai bagus dalam mata kuliahnya. Namun setelah lulus, tidak ada perusahaan yang memanggil dirinya interview. Justru berkat KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan wawancaranya dengan Nenek Anjali mengantarkannya menjadi seorang reporter yang dikenal masyarakat dalam layar kaca. Meskipun harapan Ranjau menjadi pegawai di perusahaan multinasional harus terkubur. Ranjau bersyukur karena Nenek Anjali adalah pembuka rezekinya.

Juwisa, seorang mahasiswa Jurusan Ekonomi yang berhasil meraih juara pada lomba Konsep Bisnis bersama temannya, Gala dan Arko karena kepintarannya dalam bidang ekonomi. Sayangnya, ayah Juwisa yang hanya supir ojek online, tidak sanggup lagi untuk membiayai kuliah hingga akhirnya Juwisa ingin dinikahkan oleh pria pilihan orangtuanya di kampung. Keadaan yang dialami Juwisa memberikan gambaran nyata bahwa tidak mudah untuk mencari “biaya kuliah” bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah. Untungnya Juwisa adalah mahasiswa yang berprestasi, sehingga Ia bisa melanjutkan kuliah karena mendapatkan beasiswa hingga lulus.

Sania, adalah anak tukang sayur yang bekerja paruh waktu sebagai penyanyi kafe untuk memenuhi biaya kuliahnya. Sania sangat ingin menjadi Diva, tetapi Ia sering mengonsumsi narkoba dan mabuk hingga terciduk oleh polisi. Akhirnya, Sania harus menjalankan rehabilitasi. Namun hal tersebut tidak membuat Sania mangkir untuk menyelesaikan kuliahnya dan bahkan pada akhirnya Ia bisa bekerja di sebuah perusahaan perbankan walaupun Ia lulus dengan telat.

Gala, adalah mahasiswa arsitektur yang bercita-cita sebagai guru. Diceritakan sebagai anak dari kalangan berada. Perbedaan pendapat yang menjadikan Gala dan ayahnya selalu saja berdebat memberitahu kita bahwa kondisi “cukup” pun belum tentu bahagia. Pada akhirnya, Gala sukses menjadi relawan pada sebuah gerakan mengajar di pedalaman.

Arko, mahasiswa rantauan yang memiliki keahlian dalam bidang fotografi. Dengan kamera seadanya yang didapatkan dari menabung sebagai kenek bus sejak kecil, kini ia telah memiliki pelanggan setia yang menggunakan jasanya dan karya-karyanya pun sering dipertunjukkan dalam pameran. Ia mahasiswa yang santai saja, tidak ingin lulus dengan cepat dan terburu-buru.

Catherine, yang biasa disebut “Cath‟ adalah mahasiswa dengan perawakan cantik dan cerdas. Saat perkenalan saja menggunakan bahasa Inggris dengan lancar dan fasih. Cath tidak menyelesaikan kuliahnya di UDEL dan melanjutkan study di Belanda.

Alur cerita novel ini sangat bagus karena menghadirkan peristiwa yang menyenangkan. Dibalik peristiwa yang menyenangkan, tidak jarang masalah berat juga menimpa dan setiap masalah yang dimunculkan dapat membuat perasaan pembaca berubah dari senang menjadi sedih, maupun menegangkan. Setiap pesan yang disampaikan penulis dituangkan ke dalam bahasa yang mengalir ringan. Dari segi bahasa, penulis menggunakan bahasa tidak baku tapi sangat mudah dipahami oleh pembaca. Terdapat beberapa kata lucu yang bercetak miring.

Walau memiliki kelebihan, di novel ini ditemukan beberapa kesalahan, yaitu typo pada kata “tidak pulat” mungkin maksud penulis adalah “tidak pula” (hal.1) dan kesalahan penulisan EYD, yang seharusnya “dijual” namun ditulis “di jual” (hal.261). Selain itu, terlalu banyak tokoh yang diceritakan membuat pembaca tidak tau siapakah yang sebenarnya menjadi tokoh utama.

Buku ini sangat cocok dibaca oleh pelajar SMA, mahasiswa, dosen, maupun orangtua karena banyak sekali pesan moral dan pendidikan sosial yang dapat kita ambil dari buku ini. Salah satunya kita diajar untuk bersyukur dan membuktikan bahwa ada kemampuan yang bisa kita “jual” kepada perusahaan nantinya. Novel ini dapat dibaca secara gratis melalui aplikasi Google Books di Android.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image