Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Iren Dwi puspita p

resensi buku self improvement "Baca buku ini saat engkau patah hati"

Sastra | Thursday, 25 Nov 2021, 15:25 WIB

Judul : Baca buku ini saat engkau patah hati

Pengarang : Akata

Penerbit : Psikologi Corner, Yogyakarta.

Ketebalan buku : 304 halaman

Cetakan : pertama, januari 2020

Presensi : Iren Dwi Puspita Pramudya/ Universitas Muhammadiyah malang

Buku yang berjudul “Baca buku ini saat engkau patah hati” merupakan buku cetakan pertama pada tahun 2020 diterbitkan oleh psikologi corner, termasuk kedalam kategori buku pengembangan diri yang ditulis oleh akata yang bernama asli Arina Millataka yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara, lahir di magelang dan besar di Yogyakarta, memiliki hobi menulis, jalan-jalan, jajan, membaca buku, menulis puisi, dan jatuh cinta.

Akata menulis buku ini berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan kumpulan kisah-kisah yang terjadi dalam hidupnya, ditulis dengan bahasa yang bagus dan dapat dipahami dengan mudah. Buku ini dirangkum dari topik-topik tentang percintaan dan sakit hati yang diperuntukkan untuk pembaca yang sedang pengalami permasalahan percintaan seperti seseorang yang sedang patah hati, putus cinta, sedang dikhianati atau mengkhianati.

Jika cinta dijadikan sebagai bahan pembicaraan tidak akan ada habisnya, karena cinta akan selalu hadir sebagai pemanis dan pembangkit gairah disetiap kisah hidup manusia. Banyak orang yang memberi arti salah terhadap cinta, lalu apa itu cinta? cinta seringkali diungkapkan oleh setiap orang, akan tetapi sedikit yang dapat memberi arti, Sebagian orang membicarakan cinta akan sampai ke akar-akarnya, cinta tidak akan pernah selesai sebatas kata-kata. Ada juga yang memilih membiarkan cinta hadir apa adanya tanpa perlu tahu maknanya. Sebagian orang mengikut sertakan cinta kedalam logika dan ada juga yang tidak menggunakan logika sehingga bisa disebut sebagai budak cinta (bucin).

Jika cinta berwujud manusia mungkin saja telinganya akan memerah dan panas karena terlalu sering dijadikan bahan perbincangan, dalam hidup cinta tentu memberi pengalaman yang berbeda-beda untuk setiap individu. Ada yang mempunyai kisah cinta unik berjalan dengan indah, dan terus menerus sampai tua. Ada juga yang harus berakhir di tengah jalan, menggores luka yang mendalam dan meninggalkan sedih yang tak berkesudahan. Cinta dan patah hati adalah dua hal yang tidak terpisahkan, selalu hadir sepaket. Jika tidak memilih salah satu maka harus siap dengan kehadiran yang lain seperti patah hati contohnya. Patah hati adalah mesin psikologis yang terus bekerja, banyak orang ingin mengakhiri rasa sakit hati dan emosi-emosi negative, namun tanpa disadari usaha yang kita lakukan hanyak akan memperkuat rasa sakit itu. Kebenaran paling miris mengenai patah hati bahwa ditengah duka yang mendalam, naluri yang diandalkan untuk membimbing diri sendiri sering menyesatkan. Dalam melakukan suatu hal, cenderung terlibat pemikiran dan perilaku yang terasa sangat benar pada saat itu tapi ternyata malah merusak secara psikologis. Sering merasa diabaikan, ditolak, tidak dihargai, dan ditinggalkan tapi tetap saja mendambakan seseorang itu.

Jangan bersedih ketika hati patah, sakit yang dirasakan saat patah hati memang sangat memporak-porandakan hati sekaligus pikiran, kita akan merasakan tidak enak makan, tidur tidak tenang, menjalani aktivitas tanpa gairah, dan menjadi lebih sering menangis daripada meringis. Terdapat quotes “lebih baik sakit gigi daripada sakit hati”. Tetapi baik sakit hati maupun sakit gigi sama-sama sakitnya, rasa sakit hati itu untuk diterima dan dijalani sebaik-baiknya bukan untuk dihindari. Namun seperti yang sudah diketahui bahwa untuk sampai pada titik menerima harus memalalui beberapa proses, akan butuh waktu lama untuk bisa bangkit dari trauma, butuh usaha besar untuk Kembali percaya. Perempuan dengan perasaan yang lemah lembut biasanya mudah menjadi korban sekaligus selalu merasa bersalah dalam hal ini. Patah hati itu wajar, dia adalah sebuah proses jiwa untuk lebih Tangguh dan mendewasa.

Tidak boleh berekspektasi karena ekspektasi akan mengakibatkan rasa sakit dan kecewa akan sealalu merasa kurang atas sesuatu yang sudah diterima. Ekspektasi yang terlalu dibenarkan akan membawa kita pada harapan tak berujung dan semakin membawa kita jauh dari kenyataan.semakin tinggi ekspektasi seseorang, rasa kesal dan patah hati sebab tidak terpenuhinya sebuah ekspektasi akan semakin mengecewakam. Ekspektasi yang berlebihan akan menjadikan diri kita pribadi yang tamak, selalu merasa kurang dan menuntut terus, kemudian mengeluh saat ekspektasi tidak sesuai dengan realita bahkan mungkin sampai menyalahkandan menyakiti orang lain, maka bertambahlah kehinaan kita. Sudah merasa sumpek, galau, tambah nilai kualitas diri menurun. Dalam menjalin sebuah hubungan, kitab bisa sampai mepunyai perasaan yang mendalam kepada pasangan, sampai-sampai kita merasa takut kehilangan pasangan. Merasa kehilangan itu sangat wajar selama perasaan takut kehilangan tidak lantas menguasai diri. Perasaan takut kehilangan biasanya terjadi setelah komunikasi yang buruk, setelah ada Tindakan yang membuat kita tidak nyaman atau melakukan hal-hal aneh yang membuat kita curiga. Rasa takut kehilangan yang berlebihan akan menjadi semacam teror yang menghantui kapan saja, akan memenuhi kepala dengan prediksi-prediksi yang membuat cemas dan berpikir negatif.

Kelebihan dari buku ini adalah Bahasa yang digunakan mampu diserap dengan mudah sehingga mampu menghantarkan makna yang disampaikan oleh penulis, dalam buku ini penulis juga banyak menyisipkan kata-kata Mutiara religious dan motivasi yang membangun, cover dari buku juga simple dan menarik, sedangkan untuk kekurangannya yaitu terlalu banyak tulisan dan sedikit gambar, penggambaran tokoh kurang lengkap, dan buku ini juga sangat susah didapatkan.

Buku ini cocok untuk kalangan remaja yang sedang memasuki fase pubertas, dimana buku ini banyak membahas tentang masalah pecintaan, mengenai patah hati, dan cara menangani cinta. Banyak nasehat dan motivasi dari sang penulis dalam buku ini sehingga buku ini perlu untuk dijadikan pegangan oleh setiap remaja agar mengetahui seluk beluk tentang cinta.

Nama : Iren Dwi Puspita Pramudya

Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 16 Januari 2002

Alamat : kangean, sumenep, jawa timur

Email : [email protected]

Mahasiswa : Universitas Muhammadiyah malang

Prodi : S1 Farmasi

Dosen Pembimbing : Dr. Daroe Iswatiningsih, M.Si.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image