Pemimpin Yang Dirindukan
Politik | 2022-08-01 01:10:01Pemimpin merupakan sosok yang selalu dinantikan oleh setiap manusia, kendatipun semua manusia disebut sebagai seorang pemimpin baik untuk diri sendiri maupun orang lain dengan berbagai hal. Hadirnya seorang pemimpin diharapkan bisa membawa dampak bagi yang di pimpinnya. Menjadi seorang pemimpin merupakan sebuah keniscayaan yang akan dilalui setiap manusia. Presiden pemimpin bagi rakyatnya, ketua di berbagai organisasi menjadi pemimpin bagi anggotanya, guru menjadi pemimpin bagi muridnya berikut orang tua menjadi pemimpin bagi anak-anaknya dan paling sederhana menjadi pemimpin bagi diri sendiri.
Semua orang adalah pemimpin , namun tidak semua manusia dapat memiliki ciri ideal menjadi seorang pemimpin. Kendatipun sudah mencapai sosok ideal menjadi seorang pemimpin, kadangkala juga menghianati tugas kepemimpinannya. Dari berbagai konsep dan teori yang ada baik agama dan teori kepemimpinan lainnya sering menyebutkan ciri ideal pemimpin. Misalnya pemimpin harus cerdas, bertanggung jawab, amanah, jujur, merakyat , dan banyak lagi.
Al-Ghazali misalnya merumuskan tentang pemimpin ideal seperti pemimpin harus bertanggung jawab, bijaksana, pemimpin tidak boleh berbuat zolim, pemimpin tidak boleh sombong, pemimpin harus bisa merasakan apa yang di rasakan rakyatnya (berempati), pemimpin harus seimbang antara ketaatan kepada Allah swt dengan tanggung jawab membantu rakyatnya, bersifat qona’ah, bersikap lembut tidak otoriter, berusaha memberikan kebahagiaan kepada rakyat, mencintai agamanya jangan mencari keridhoan rakyat akan tetapi meninggalkan agamanya serta seorang pemimpin harus membantu rakyatnya.
Dalam konteks negara Indonesia, penulis sendiri melihat bahwa sangat banyak potensi sumber daya manusia yang siap menjadi seorang pemimpin negara dalam hal ini menjadi presiden. Berbagai karakter pemimpin ideal sudah dimiliki namun kemudian selalu mendapatkan pro dan kontra atas kepemimpinannya. Indonesia sebagai negara demokrasi yang sekaligus setiap lima tahun sekali mengadakan pemilihan umum baik pemilihan Presiden ( Pilpres ) sampai pada pemilihan kepala daerah ( Pilkada ) selalu menantikan pemimpin yang ideal secara teori dan praktik. Indonesia dengan kemajemukannya yang memiliki aneka macam suku bangsa, bahasa, agama, dan lain-lain, ditambah dengan geografi negara yang luas membutuhkan pemimpin yang berani mendobrak semua problematika yang dihadapi oleh negara ini.
Kemajuan dan kemunduran suatu negara bahkan kemakmuran dan kemaslahatan dari kehidupan rakyat atau masyaratnya bergantung dengan kualitas pemimpinnya. Jika pemimpin itu adil, kreatif, dan bertanggung jawab kepada amanah yang diberikan oleh rakyat, maka negara dan rakyat pun akan merasakan nikmatnya menjadi orang yang dipimpin. Oleh karena itu, jangan sampai salah memilih pemimpin apalagi untuk konteks ke-indonesia-an yang plural. Dengan arti, negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, bahasa, agama dan adat istiadat, maka Indonesia membutuhkan sesosok pemimpin yang mampu memegang “Bineka Tunggal Ika” secara kuat, sehingga tidak menimbulkan perpecahan. Untuk Indonesia dibutuhkan seorang pemimpin yang benar-benar memiliki reliabilitas, kredibilitas, integritas, tangguh dan berpandangan ke depan yang mampu mendorong warga negaranya agar dapat maju sehingga mampu bersaing baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, budaya maupun di bidang-bidang yang lain.
Sosok pemimpin yang dirindukan oleh rakyat Indonesia bukanlah yang memiliki karakter secara teoritik , namun jiwanya secara praktik. Indonesia tidak kekurangan pemimpin yang pintar, namun kekurangan sosok pemimpin yang memiliki akhlak, moral dan agama yang bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Rakyat Indonesia perlu lebih teliti lagi dalam memilih terlebih dapat memisahkan mana pemimpin yang sangat nasionalis maupun agamis ketika masa kampanye tiba. Konsekuensi salah memilih pemimpin akan membuat rakyat menderita, lima tahun masa kepemimpinan bukan waktu yang cepat, maka dari itu rakyat perlu cerdas memilih mana orang yang benar-benar menjalankan fungsinya sebagai pemimpin ataupun tidak. Paling tidak rakyat bisa melihat dari kinerja sebelumnya ketika dia menjadi kepala daerah misalnya. Apakah pemimpin itu orang yang amanah dalam menjalankan tugasnya atau hanya sekadar jambu ( janji busuk ) yang terbengkalai ditelan waktu, masyarakat harus menghindari politik uang ( money politik) dan kampanye hitam ( black campaign ) yang dapat merusak moral bangsa dan tentu akan merusak demokrasi kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.