Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image MEGA AMELIA SUCIPTO

Renungan Ketika Masih Hidup

Info Terkini | 2021-11-24 11:51:57

Judul Buku : Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti? Penulis : Kim Sang-hyun Penerjemah : Dewi Ayu Ambar Rani Penerbit : Penerbit Haru , Ponorogo Tahun Terbit : Cetakan Pertama, Oktober 2020 Jumlah Halaman : 168 hlm; 19 cm

Harga Buku : Rp.77.000,-

Peresensi : Mega Amelia Sucipto/115/Farmasi C

Buku yang berjudul “ Siapa yang Datang ke Pemakamanku saat Aku Mati Nanti?” yang berisi tulisan-tulisan pendek tentang pengalaman hidup, kontemplasi, dan refleksi diri. Kim Sang-hyun menuliskan isi pikirannya dan caranya memaknai kehidupan. Dibagi dalam empat bab utama (Kesalahan, Hati yang Hilang, Sejarah, dan Semoga Itu Kebahagiaan), buku ini mengurai banyak hal terkait kehidupan. Meski judulnya memuat kata kematian, tapi tulisan dalam buku ini lebih banyak memuat hal-hal bijaksana terkait kehidupan.

Pada bab pertama yang berjudul “Kesalahan”, secara umum membahas tentang hal-hal yang cukup sering menjadi kecemasan, seperti 'peran'ku yang berubah-ubah ketika bertemu orang-orang yang berbeda, atau perasaan merasa tertinggal dari orang lain yang membuat pembaca seolah-olah menjadi orang paling susah. Bab ini menceritakan hal-hal kecil yang sering ditemui di kehidupan sehari-hari, yang luput dari perhatian kita. Perbedaan pola pikir dengan orang lain ternyata bisa merusak hubungan. Sebagai contoh, ketika berada di tempat ramai, seringkali merasa risih ketika ada orang yang tidak sesuai tata krama dan berlaku seenaknya. Dari sinilah penulis membuat pembaca menjadi sadar, bahwa perbedaan pola pikir itu wajar, dan apa yang dianggap benar, belum tentu dianggap benar, bisa saja ketika pembaca meyakini nilai yang dianggap benar, ternyata bagi orang lain itu adalah beban.

Kemudian bab “Hati yang Hilang”. Kita semua mungkin menyadari, ketika kita sedang berada di titik terendah, rasanya seperti ada bagian dari hati yang hilang. Dan kemudian butuh sesuatu untuk mengisi atau bahkan menemukan kembali bagian yang hilang. Di bab ini penulis seperti mengajak kita untuk bangkit lagi dari kesedihan. Entah sedih karena gagal mencapai impian, atau untuk hal lainnya. Kalau dibaca berulang-ulang, seolah di bab ini seperti ada seorang teman yang berusaha memahami dan menemani kesedihan kita. Selanjutnya di bab ketiga yang berjudul “Sejarah”, apa yang dilakukan di masa lalu maupun sekarang, akan menjadi sejarah di masa depan. Meskipun tidak semua sejarah bisa dikenang oleh semua orang. Di dalam bab ini penulis seperti mengajak kita untuk menjadi orang baik supaya suatu saat kita bisa dikenang sebagai sejarah baik bagi pribadi seseorang juga penulis juga menekankan bahwa hubungan antar manusia itu seperti segenggam pasir. Semakin digenggam terlalu erat, akan semakin hilang. Yang terakhir yang berjudul “Semoga itu Kebahagiaan”. Sebagaimana yang sudah diketahui, bahwa kebahagiaan kita bergantung pada pola pikir. Di sini penulis bercerita mengenai hal-hal sedih yang menghambat kebahagiaan. Penulis bercerita bahwa ada banyak hal masa sulit yang dia hadapi semasa hidup, hingga akhirnya ada suatu masa yang membuatnya sadar dan berusaha untuk berpikiran. Bagi penulis akan ada hari di mana masa sulit membuahkan pengalaman yang baik. Bab ini seperti mengajak kita untuk melihat segala sesuatu dari dua sisi. Apa yang kita anggap buruk, tidak sepenuhnya buruk, dan sebaliknya.

Perenungan yang jarang kita lakukan ketika hidup adalah tentang kematian. Kadang kita perlu merenungi akhir perjalanan untuk menemukan mana yang penting, mana yang bermakna dalam perjalanan kita.Kita pernah putus asa, kita pernah lelah, dan kita pernah terluka dalam menjalani hidup. Melalui tulisan-tulisan yang disampaikan oleh penulis, kita bisa menemukan kekuatan baru. Sebab kita sebenarnya tak sendiri. Apa yang kita rasakan bisa jadi juga dirasakan oleh banyak orang lain. Kita tak benar-benar sendirian dalam berjuang melakukan yang terbaik dalam hidup. Meski tidak setiap tulisan disertai dengan pemikiran yang sangat dalam, tapi ada kehangatan tersendiri setiap kali kita membaca setiap tulisan di buku ini. Kita bisa membaca buku ini secara berurutan dari depan ke belakang, bisa juga membacanya secara acak sesuai dengan judul yang kita inginkan. Bahkan kita bisa mendapat impresi yang berbeda dari setiap tulisan yang sama. Sesuaikan dengan suasana hati, maka ada ketenangan yang bisa kita peroleh dari buku ini. Sekaligus membuat kita kembali merenungkan hidup kita sendiri.

Buku berjudul “Siapa yang Datang ke Pemakamanku saat Aku Mati Nanti?’’ dapat menjadi sahabat baru untuk menemukan harapan yang lebih baik dalam menjalani hidup. Kita hidup hanya sekali, maka setiap waktu yang kita miliki pastinya sangat berharga. Kelebihan dari buku ini ialah penulis menggunakan menggunakan gaya bahasa yang mendalam sehingga cerita mudah untuk dipahami. Kemudian penulis seolah olah mengajak pembaca untuk jadi teman ceritanya, jadi pembaca sekilas memang lagi berkomunikasi dengan si penulis. Di dalam buku ini juga ada banyak pesan supaya kita jadi orang yang lebih baik. Buku ini juga terdapat banyak kata penyemangat yang menyegarkan hati para pembaca. Kekurangan dari buku ini adalah terlalu banyaknya kalimat kalimat pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Kemudian alur dari cerita ini cukup membingungkan bagi pembaca. Buku ini memiliki judul yang cukup mengerikan yang bagaimana membuat para pembeli buku ini berfikir dua kali sebelum membelinya. Simpulan buku ini adalah catatan kecil sang penulis yang berusaha untuk hidup sedikit lebih baik, sedikit lebih bahagia, sedikit lebih sejahtera. Ditulis dengan gaya bahasa yang tenang dan jujur, penulis mencoba menyampaikan kehangatan, memberikan penghiburan, dan menumbuhkan kekuatan bagi pembaca untuk menjalani hidup, meraih mimpi, juga mengatasi kekecewaan dan berbagai perkara hidup sehari-hari.

*) Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang

Nama : Mega Amelia Sucipto

Kelas : Farmasi C

Alamat : Jalan Sikatan Dusun Mangiran RT 002 RW 05 Desa Lamong Kecamatan Badas Kabupaten Kediri

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image