Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image padma malikahani

Mengulas Statement Berbuka Dengan Yang Manis

Agama | Monday, 22 Nov 2021, 16:34 WIB

Menyambut bulan suci Ramadhan pasti selalu di sapa oleh kemeriahan hidangan nikmat yang beraneka ragam saat berbuka, bahkan tidak hanya yang berwujud real karena pada kalanya baik iklan televisi maupun siaran online selalu merekayasa penontonnya dengan siaran yang menggoda iman hingga terbit liur tak tertandang. Jargon berbuka dengan yang manis kerap kali disuarakan oleh khalayak ramai menjelang bedug berkumandang, namun tidakah jargon tersebut terdengar usang karena disalahartikan? Baiklah mari kita ulas lebih lanjut terkait anjuran ketika berbuka puasa!.

Syeikh Zarruq berkata dalam syarahnya: “Diantara sunnah berbuka puasa adalah menyegerakan berbuka puasa, hal tersebut dijelaskan sebagai bentuk kasih sayang kepada orang yang lemah, menyayangi diri, dan menjadi pembeda dengan orang yahudi, dan dengan memakan kurma atau apa yang semakna dari yang manis-manis agar mengembalikan penglihatan yang berkurang lantaran puasa”.

Sebenarnya tidak ada hadits yang secara spesifik menjelaskan tentang berbuka dengan makanan atau minuman yang manis. Hadits yang mendekati anjuran makan makanan manis untuk berbuka adalah hadits Rasulullah yang berbunyi:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَن يُصَلَّى فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٍ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسًا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Yang artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air” (hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud). Istilah ruthab adalah kurma basah yang masih muda, segar, berair, dan tentu saja menyehatkan. Sedangkan istilah tamr adalah kurma yang sering kita temukan atau yang biasa disebut dengan kurma kering, sebagaimana di tafsirkan bahwa dua jenis kurma ini tidak bisa diganti dengan makanan manis. Begitu pula menurut penelitian kesehatan modern yang mengatakan bahwa air putih sangat baik bagi tubuh untuk berperan sebagai jeda sebelum menikmati sajian berbuka puasa yang lain.

Namun, beberapa ulama menganjurkan berbuka dengan yang manis, salah satunya sebagaimana yang disampaikan oleh Ulama Al Hattab Ar Ru’aini melalui kitab Mawahibul Jalil Fi Syarhi Mukhtashar Khalil. Dia menafsirkan perintah berbuka dengan kurma bertujuan untuk memulihkan penglihatan yang menurun akibat puasa. Jika kurma tidak ditemukan, maka bisa diganti dengan makanan atau minuman manis begitulah fatwanya. Sayangnya kebanyakan orang menyantap sajian manis seperti makanan tinggi gula dan sirup secara berlebihan saat berbuka puasa yang pada akhirnya akan meningkatkan kadar gula darah yang membuat tubuh cepat merasa lapar dan memicu makan berlebihan.

Menurut penelitian British Nutrition Foundation, orang yang berpuasa memiliki simpanan gula darah yang terus menurun sepanjang hari karena tubuh kita tidak mendapat asupan lain, Sementara gula darah merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Idealnya menu berbuka puasa sebaiknya memang manis untuk mengembalikan energi, namun sebaiknya tidak mengonsumsi banyak makanan atau minumam manis dengan gula tambahan. Selain dapat membuat gula darah merosot drastis, asupan kalori dan gula terlalu banyak mengakibatkan berat badan naik, lemas dan mengantuk setelah berpuasa. Adapun jenis makanan sehat yang dianjurkan apabila tidak menemukan kurma adalah buah segar dan air kelapa murni.

Dilansir dari healthline, Serat buah-buahan membantu mengontrol gula darah agar tidak melonjak tinggi. Satu butir kurma ukuran sedang mengandung sekitar 23 kalori, 6,2 gram karbohidrat dengan 5,3 gram gula dan 0,7 gram serat. Makan 3 butir kurma memberikan sekitar 69 kalori dalam sekali berbuka puasa. Kurma juga mengandung serat, protein, dan beragam mineral yaitu kalium, megnesium, copper (tembaga), mengan, besi, hingga vitamin B6 yang penting untuk tubuh. Sedangkan kandungan gula pada segelas teh manis hangat bisa lebih tinggi, tergantung menurut berapa banyak takaran gula yang dipakai. Satu sendok makan gula pasir (13 gram) mengandung 50 kalori, 13.65 gram karbohidrat, dan 13,65 gram gula. Alangkah baiknya untuk mengganti gula pasir dalam menu berbuka puasa, maka pakailah madu yang memiliki indeks glikemik lebih rendah dibanding gula, sehingga tidak membuat lonjakan kadar gula darah secepat gula biasa ketika dikonsumsi serta memiliki nilai gizi cukup menguntungkan atau ekstrak vanila.

Maka dari itu perlu diingat bahwa, tidak tepat mendahulukan berbuka dengan makanan manis ketika tidak ada kurma. Lebih salah lagi mendahulukan makanan manis padahal ada kurma. Yang sesuai sunnah nabi adalah mendahulukan berbuka dengan kurma, jika tidak ada kurma maka dengan air minum. Adapun makanan manis sebagai tambahan saja, sehingga tetap didapatkan faidah makanan manis yaitu menguatkan fisik. Wallahu a’lamu bissawab!

Padma Malikahani

Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image