Jalan Terang Penguatan Ekonomi Syariah dari Mergernya Bank Syariah Indonesia
Lomba | 2021-11-22 14:40:14Sejak 1 Februari 2021 lalu, tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi malakukan merger yaitu BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri (BSM). Ketiga bank Syariah tersebut menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).
Sembilan bulan kemudian Negara Kesatuan Republik Indonesia per 31 Oktober 2021 memegang presidensi G20 dari Italia, dan ini untuk pertama kalinya bagi negara berkembang didapuk sebagai pemimpin negara-negara G20.
Penyerahan presidensi tersebut dilakukan pada sesi penutupan KTT G20 Roma yang berlangsung di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu (31/10/2021).
Apa yang membuat Indonesia dapat dipercaya masuk keanggotaan G20 bahkan ditetapkan sebagai Presidensi sejak oktober 2021 hingga oktober 2022 ? tentunya ini ada kaitannya sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 272,23 juta jiwa pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 236,53 juta jiwa (86,88%) beragama Islam.
Margernya BSI dengan presidensi Indonesia di G20 tentu akan sangat berpengaruh pada perluasan dan peningkatan ekonomi syariah. Indonesia merupakan wakil komunitas muslim di kelompok negara-negara penting di dunia itu.
Dalam laporan Refinitiv dan ICD diproyeksikan hingga tahun 2024, total aset industri keuangan syariah global akan menyentuh US$ 3,69 triliun. Dengan asumsi nilai kurs sekarang Rp 14.200/US$, maka nilai aset dalam 4 tahun ke depan akan mencapai Rp 52.398 kuadriliun.
Sungguh nilai yang cukup besar bila Indonesia mampu meraih dari sebagian besar potensi yang ada. Indonesia memiliki peluang meraihnya, bila melihat total aset Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) berdasarkan data Perbankan Syariah Juli 2021 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencapai Rp 616,08 triliun.
Jumlah penduduk muslim Indonesia lebih dari 200 juta dimana lebih besar dari komposisi penduduk muslim negara tetangga bahkan negara-negara muslim Timur Tengah. Tapi, pangsa pasar bank syariah masih sangat kecil, dibawah 7%, sayang sekali bukan ?
Artinya Indonesia memiliki potensi yang cukup besar meraih potensi yang ada, tapi belum bisa menjadi pemain besar ekonomi syariah global. Dapat dikatakan Indonesia merupakan raksasa ekonomi syariah yang sedang tidur.
Peringkat Indonesia berdasarkan Global Islamic Economy Indicator 2020 : overall rangking 4 , makanan rangking 4, keungan syariah peringkat 6, fasyen muslim rangking 3, media islami rangking 5 dan halal kos dan obat rangking 6.
Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi di situs resmi BSI menegaskan sejak Bank Syariah Indonesia ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 1 Februari 2021, BSI justru diharapkan akan menjadi leverage atau daya ungkit bagi ekosistem perbankan syariah nasional.
Tribuana mengharapkan margernya ketiga Bank Syariah menjadi BSI mendorong pelaku industri perbankan syariah lainnya, baik bank umum Syariah (BUS) maupun unit usaha Syariah (UUS) untuk turut maju dan berkembang.
Bank Syariah umum lainnya tidak perlu khawatir dengan kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), karena tidak akan menimbulkan praktik monopoli.
Kehadiran BSI justru dapat mempercepat pertumbuhan perbankan dan ekonomi syariah serta menjadi energi baru ekonomi Indonesia. Hal ini disampaikan tribuana saat audiensi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), rabu, 1 september 2021.
Sebelum dilakukan merger tiga Bank Syariah Himbara, di Indonesia terdapat setidaknya 12 bank syariah, 20 unit usaha syariah, dan 160-an Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
Hadirnya bank dengan kapital yang lebih besar diharapkan akan lebih efisien dan dapat membiayai banyak industri untuk berkembang karena perbankan syariah memiliki kaitan erat dengan sektor riil.
Penguatan perbankan syariah dengan margernya tiga bank syariah diperkirakan akan mampu turut menggerakkan sektor riil, khususnya produk halal Indonesia baik untuk target dalam negeri maupun ekspor.
Dikutip dari kemenkeu.go.id (10/5/2021), Taufik Hidayat selaku Direktur Jasa Keuangan Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyatakan bahwa BSI dengan kapitalisasi pasar yang semakin kuat, ditargetkan masuk 10 besar bank syariah terbesar dunia dalam waktu lima tahun sejak dilakukannya merger.
Modal inti BSI berdasarkan laporan keuangan Juni dan Juli 2021 sebesar Rp 23,6 triliun dengan aset Rp 240 triliun pada saat merger, menjadi bank syariah ranking 19 tingkat global.
Melalui permodalan yang lebih besar, BSI akan lebih leluasa melakukan ekspansi bisnis dan memperluas jangkauan layanan keuangan syariah mulai dari segmen UMKM, ritel, hingga korporasi dalam skala besar.
Indonesia dengan hadirnya BSI memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan baru ekonomi nasional.
Berbagai sektor dalam ekonomi syariah terus menunjukkan tren peningkatan di antaranya industri jasa keuangan syariah dan produk halal. Margernya tiga bank syariah menjadi Bank Syariah Indonesia memberikan jalan perluasan dan penguatan ekonomi syariah.
--
Salam hangat - Andri Mastiyanto SKM
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.