Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. Abu Fayadh Muhammad Faisal, M.Pd

Al Chaidar Bicara Propaganda Terorisme pada Islam

Info Terkini | Saturday, 20 Nov 2021, 15:24 WIB
Gambar Via RMOL.ID

*Pengamat Teroris Al Chaidar berbicara tentang Agenda Propaganda Terorisme Pada ISLAM*

Pengamat Teroris Al Chaidar: Sejak 2007 Jamaah Islamiyah Tidak Terbukti dan Sudah Bukan Lagi Organisasi Teroris , Kenapa Era Rezim Jokowi Di Fitnah lagi !!!

Penangkapan tiga orang terduga teroris Dr.Farid Okbah, Dr. Zain An-Najah dan Dr. Anung Al-Hamat oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror di Wilayah Bekasi, Jawa Barat, terus menjadi perbincangan publik.

*Penangkapan Brutal Ulama Adalah Drakor Densus 88 untuk Pengalihan Kegagalan Ekonomi dan Mega Scandal Bisnis Ratusan Trilliun Mentri Mentri Rezim Jokowi*

Terlebih, salah satu dari tiga orang itu adalah anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

*Bubarkan Densus 88 yang hanya Hamburkan Uang Rakyat , Lembaga Islamophobia Yang Takut Ke Papua tetapi malah Mengincar Kotak Amal Masjid*

Menanggapi hal itu, pengamat terorisme Al Chaidar menilai Dr. Zain An-Najah dan Dr. Farid Okbah belum kuat untuk didefinisikan sebagai teroris hanya karena terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah.

“Ustadz Dr. Zain dan Dr. Farid Okbah bukan teroris. Jamaah Islamiyah (JI) sudah bukan lagi menjadi organisasi teroris,” kata Chaidar kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Rabu sore (17/11).

Chaidar menuturkan, JI sudah empat kali mengalami transformasi. Transformasi itu juga membuat organisasi ini berbeda dengan JAD, MIT dan ISIS yang masih bergerak sebagai gerakan terorisme.

Dosen Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh itu lantas mengurai bahwa pada tahun 1992 hingga 1998, JI merupakan organisasi jihadis yang berusaha membebaskan dan membantu negara negara muslim yang dijajah seperti Afghanistan, Mindanao, Pattani, Palestina.

Orientasi itu berubah pada tahun 1999 hingga 2007. Organisasi cenderung melakukan aksi teror. Sejumlah pemboman terindikasi melibatkan JI, bahkan hingga WTC di USA.

Kemudian pada 2008 hingga 2013 JI menjadi organisasi dakwah dan meninggalkan operasi operasi teror di berbagai wilayah.

Sementara 2013 hingga sekarang, JI menjadi organisasi humanitarian dengan mendirikan Syam Organizer, HASI (Hilal Ahmar Society Indonesia), One Care, ABA, dan sebagainya.

“Sudah sejak 2007 akhir mereka memutuskan untuk tidak lagi bergerak dalam operasi terorisme. Densus 88 masih mempercayai perspektif lama tentang JI,” tuturnya.

Namun begitu, Chaidar menyebut aliran dana dari Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA) ke Ustadz Dr. Farid Okbah mungkin saja adanya.

“Tapi kalau untuk membeli bom dan senjata, itu pasti ngarang,” sambungnya.

“JI konsisten kok dengan janji mereka sejak 2007. Saya lihat tak ada pengingkaran terhadap janji itu,” demikian Chaidar.

Densus 88 Antiteror menangkap tiga orang terduga teroris di Bekasi Jawa Barat pada Selasa kemarin (16/11). Mereka adalah Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ustadz Dr. Farid Okbah, pengurus MUI Dr. Zain An-Najah, dan Dr. Anung Al-Hamat.

*Arogansi Densus 88 Yang Terus Melakukan Fitnah dan Islamophobia Akut*

_Pola Brutal dan Biadab Densus 88 menangkap sasaran 11.12 dengan cara cara KPK melakukan OTT, yang penting target namanya sudah jatuh, urusan hukum belakangan._

*Tidak Ditemukan Kebun Kurma Milik Jamaah Islamiyah di Tanggamus Lampung Seperti Tudingan & Fitnah Densus 88*

_Inilah cara-cara mereka dalam *mengkampanyekan islamophobia* terhadap penduduk Indonesia yang mayoritas ISLAM, narasi narasi-negatif di bangun sedemikian rupa untuk menahan dan menghambat tokoh-tokoh Islam yang tidak kenal kompromi dalam hukum Alloh, tidak heran jika wakil ketua MUI heran atas dua anggota nya yang juga ikut di tangkap.._

*Bubarkan Densus 88 yang hanya Hamburkan Uang Rakyat , Lembaga Islamophobia Yang Takut Ke Papua tetapi malah Mengincar Kotak Amal Masjid*

_16 November 2021 di hebohkan oleh penangkapan sejumlah ulama...tanpa surat panggilan sebelumnya, *ada apa dengan negeri ini, apakah hukum sudah berazaskan hukum jalanan, brutal dan tak mengenal kompromi..?*_

_WAKIL Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengaku kaget mendengar kabar Ustadz Dr. Farid Okbah, Dr. Ahmad Zain An-Najah, dan seorang Ustadz bernama Dr. Anung Al-Hamat ditangkap oleh Anggota Densus 88. Dia mempertanyakan tindakan apa yang telah dibuat Ustadz Farid dan dua orang lainnya.“Sepanjang pengetahuan saya yang bersangkutan adalah seorang ulama yang anti dengan tindak kekerasan, tapi kok dia ditangkap oleh Densus 88,” kata Anwar dalam keterangan yang diterima, Selasa (16/11/2021)._

_*Sahabat Muslim fillah dan lillah*_✒️

_Hukum di negara ini semakin kacau..sudah tak jernih, tak bisa membedakan mana hang benar dan salah *anomie*, sulit menerima ketika kebenaran di suarakan oleh ummat Islam, rasa muak dan takut ketika Islam berbicara...itu kenapa pembungkaman ulama terjadi.., apalagi di sinyalir Reuni 212 akan di gelar lagi... *Apa ada yang salah dengan bersatunya ummat Islam...??*_

_*Salah bagi mereka yang berasumsi bahwa Islam itu radikal, salah bagi mereka penggerak ISLAMPHOBIA*_

_Lalu apa arti dari Penangkapan sejumlah ulama kemaren..??, Tuduhan *teroris* diberikan untuk mereka yang gigih menyuarakan ajaran Islam yang tanpa kompromi...apakah mereka tau arti *teroris..??*, Apakah ada fakta bahwa ulama² yang mereka tangkap benar² membahayakan *kedaulatan bangsa dan negara..??*_

*_Sahabat Muslim Fillah & lillah_*✒️

_Dan naif nya tidak sedikit dari saudara sesama muslim yang kerjanya *menjadi spionase untuk bertajassus/ memata matai* para da'i yang di anggap penyebar radikalisme,mereka cari makan dari hasil menjerumuskan dan memfitnah saudara sesama muslim, astagfirullah,,,mereka para pengagum Liberalisasi berkedok moderasi beragama, merekalah teroris yang sesungguhnya...mereka tertawa lepas terbahak-bahak ketika mendengar ada da'i yang ditangkap,namun demikian ditangkap nya mereka tidak akan menyurutkan perjuangan para ulama yang bertekad *Li 'i'la kalimatillah* di muka bumi ini._

*_Allohu Akbar Allahu Musta'an_*

_*Kebenaran akan mencari jalanya sendiri meski di injak dan di gempur sana sini*_

_Saatnya ummat Islam sadar dan merapatkan barisan. Jangan terpecah belah... *Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.....BANGUNLAH..!!*_

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211006205724-20-704371/berbau-islamophobia-fadli-zon-minta-densus-88-dibubarkan

*Fadli Zon Kritik Pencitraan Densus 88 yang Setiap Hari Tangkap Teroris: Mau Teror Siapa???*

https://nkripost.com/fadli-zon-kritik-densus-88-yang-setiap-hari-tangkap

*Ummat Muslim Bawa Tasbih dibilang Teroris Radikal , Teroris Papua Membawa Senjata Api melakukan Pembunuhan dibilang KKB ???????????? !!!*

ANGGOTA DPR RI Fraksi Gerindra, Fadli Zon belum lama ini mengkritik Datasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror, yang kerap menangkap terduga teroris.

*Mubazir Anggaran Besar Densus 88 Nggak Berani Basmi KKB , Netizen: Mereka Takut Mati, Biasanya Urusin Kotak Amal dan Kurma ????????????????*

Fadli Zon tampak heran dengan kinerja Densus 88 yang hampir setiap hari melaporkan adanya penangkapan teroris di Indonesia.

Pasalnya Fadli Zon penasaran, apabila memang teroris banyak berkeliaran, pihak mana yang menjadi target teror dan tujuan sebenarnya dari aksi terorisme itu sendiri.

“Hampir tiap hari tangkap teroris, apa yg diteror? Mau teror siapa?,” kata Fadli Zon seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @fadlizon pada Selasa, 9 November 2021.

Kemudian Fadli Zon membandingkan terorisme di Indonesia dengan negara-negara luar. Menurutnya, para teroris di luar negeri selalu mengakui maksud dan tujuan mereka melakukan aksi terorisme.

“Kalau di luar negeri biasanya teroris ngaku apa tujuan dan kehendaknya,” ujarnya.

Sementara itu di Indonesia, Fadli Zon merasa tak habis pikir karena tim khusus seperti Densus 88 malah sibuk mempermasalahkan kotak amal hingga bisnis kurma.

Maka dari itu, seraya mengingatkan ia meminta agar Densus 88 lebih fokus menangani anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, yang jelas telah menyerang banyak orang.

“Ini malah melawan kotak amal n kurma. Uruslah ‘KKB’ di Papua,” tutur Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menambahkan.

Cuitan Fadli Zon. Tangkap layar Twitter @fadlizon.

Seperti diketahui sebelumnya, beberapa waktu lalu Densus 88 berhasil menangkap tiga terduga teroris di Lampung dan menyita sejumlah barang bukti.

Ribuan kotak amal saat itu disita oleh Densus 88 lantaran diduga menjadi sumber dana untuk aksi terorisme di Bandar Lampung.

“Selain menangkap DW, Densus 88 juga menyita 791 kotak amal, sejumlah uang dan barang lainnya. Kotak amal yang disita adalah milik Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurahman bin Auf (LAZ BM ABA),” ujar Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad dilansir dari Antara.

Setelah dilakukan berbagai penyelidikan, Densus 88 mengungkapkan bahwa LAZ BM ABA juga diketahui menjalankan bisnis kurma, yang diduga menjadi sumber dana untuk akvitas terorisme bagi Jamaah Islamiyah (JI).

*Ummat Muslim Bawa Tasbih dibilang Teroris Radikal , Teroris Papua Membawa Senjata Api melakukan Pembunuhan dibilang KKB ???????????? !!!*

Hajinews.id – Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua melalui Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengeluarkan ultimatum kepada seluruh warga non Papua di Intan Jaya, agar keluar dari wilayah itu.

*Mubazir Anggaran Besar Densus 88 Nggak Berani Basmi KKB , Netizen: Mereka Takut Mati, Biasanya Urusin Kotak Amal dan Kurma ????????????????*

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, imbauan itu dikeluarkan karena mereka akan melakukan serangan umum di Intan Jaya dalam waktu dekat.

*Bubarkan Densus 88 yang hanya Hamburkan Uang Rakyat , Lembaga Islamophobia Yang Takut Ke Papua tetapi malah Mengincar Kotak Amal Masjid*

“Berdasarkan laporan resmi dari Pimpinan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya, maka Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM umumkan secara resmi pada hari ini 12 November 2021,” kata Sebby Sambom, juru bicara TPNPB-OPM seperti dilansir dari tribunnews.

“Laporan persiapan perang oleh TPNPB dengan cara budaya sudah selesai dan perang kami belum selesai, maka saya komandan lapangan perang Undius Kogoya, kita lagi masak daun untuk perang,” kata Sebby menirukan Undius Kogoya.

“Masak daun merupakan kami punya adat yaitu sebelum pergi perang kami masak dengan bakar batu, atau sering disebut barapen. Kami orang Papua yang berbusana koteka di Pegunungan Tengah Papua sebelum pergi perang, kami bunuh babi dan masak dengan cara barapen,” Sebby menjelaskan.

“Dan disana (upacara barapen) kami akan ketahui bahwa saat kita pergi perang akan ada tantangan atau tidak. Jadi masak daun itu yang akan sampaikan kepada kami bahwa perang akan baik-baik saja, atau nanti akan ada korban. Semua hal ini akan kami ketahui dari masak daun ini. Dan sebelum pergi perang kami harus lakukan ritual ini,” jelasnya.

“Jadi kami minta untuk kasih keluar info segera agar masyarakat cari tempat perlindungan itu yang di perintahkan Undius Kogoya dari Intan Jaya dari siang ini pukul 12.00,” katanya.

Oknum Polisi yang Jual Senjata ke KKB Papua

Dua oknum polisi JPO dan JS yang ditangkap atas kasus penjualan amunisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua mengaku baru sekali menjalankan tindak kejahatannya tersebut.

Kasatgas Gakkum Ops Nemangkawi Kombes Faisal Ramadhani mengatakan pengakuan itu disampaikan keduanya saat diperiksa di Polda Papua.

“Pengakuan baru sekali,” kata Faisal saat dikonfirmasi, Senin (1/11/2021).

Faisal menyampaikan keduanya juga mengakui menjual amunisi sebanyak 80 butir peluru. Sebaliknya, mereka tidak jual senjata api (senpi) kepada KKB Papua.

“Jual amunisi aja. 80 butir peluru,” jelasnya.

Hingga saat ini, kata Faisal, pihaknya masih mendalami motif kedua pelaku menjual amunisi kepada KKB Papua.

“Masih didalami motifnya,” tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Satgas Nemangkawi menetapkan dua oknum polisi JPO dan AS yang diduga terlibat penjualan amunisi terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai tersangka.

“Iya sudah jadi tersangka,” kata Kasatgas Gakkum Ops Nemangkawi Kombes Faisal Ramadhani saat dikonfirmasi, Senin (1/11/2021).

Faisal juga menjelaskan keduanya juga telah dilakukan penahanan di Polda Papua. Menurut dia, keduanya sudah ditahan sejak pertama kali ditangkap pada Rabu (27/10/2021).

“Sudah ditahan dari kemarin di Polda,” ujarnya.

Satgas Nemangkawi Tangkap Dua Oknum Polisi Polres Nabire

Satgas Nemangkawi menangkap dua oknum polisi yang bertugas di Nabire atas dugaan transaksi atau penjualan amunisi terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pada Rabu (27/10/2021).

Saat dikonfirmasi, Kasatgas Gakum Nemangkawi Kombes Pol Faisal Ramadhani membenarkan adanya informasi itu. Kedua oknum anggota polisi itu telah

diamankan di wilayah Kabupaten Nabire.

“Iya lagi pemeriksaan. Lagi dilakukan pemeriksaan,” kata Faisal saat dikonfirmasi, Jumat (29/10/2021).

Faisal menjelaskan kedua oknum anggota Polri yang ditangkap itu adalah JPO dan AS. Namun demikian, pihaknya masih belum menjelaskan lebih lanjut status kedua anggota Polri tersebut.

Ia menuturkan keduanya kini masih tengah dalam proses pemeriksaan intensif di Polres Nabire.

“Sementara lagi pemeriksaan. Belum digelar perkara,” tukasnya.

Berdasarkan informasi yang beredar, Polri juga menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, uang, ponsel, KTP hingga amunisi yang diduga akan dijual kepada KKB Papua.

*Mubazir Anggaran Besar Densus 88 Nggak Berani Basmi KKB , Netizen: Mereka Takut Mati, Biasanya Urusin Kotak Amal dan Kurma ????????????????*

Anggota DPR RI, Fadli Zon minta Densus 88 berani turun selesaikan persoalan kelompok teroris Papua yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), ia menilai organisasi tersebut menjadi ancaman nyata bagi keutuhan NKRI. Pendapat Fadli Zon ini pun mendapat respon setuju dari netizen, agar tak hanya urus kotak amal dan kurma yang tak melawan.

“Ini ancaman nyata dan tantangan terbuka” ujar Fadli Zon di Twitter-nya, dilansir Fajar.co.id, Sabtu (13/11/2021).

Fadli Zon meminta detasemen khusus anti teror atau Densus 88 untuk turun terlibat dalam perangi teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di papua.

Dia meminta Densus agar tidak berlebihan mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan umat Islam seperti penyitaan kotak amal dan kurma.

“Ayo tak usah urusin kotak amal, pohon kurma, air zam-zam dan lain-lain yang dekat dengan umat Islam. Uruslah itu ancaman TPNPB-OPM. Jaga NKRI” tutur Fadli Zon.

Cuitan politikus Partai Gerindra ini direspon netizen dengan beragam tanggapan.

“Mungkin mereka takut mati kalo melawan mereka yang benar-bener Teroris, karena mereka lebih suka urus kotak Amal yang nggak akan ngelawan” tulis akun @Roddo*** .

“Ada apa dengan densus 88 dan institusi Polri sekarang ini, ko kotak amal dimusuhi kurma diperangi tapi asli teroris didiemin, bingung sebagai orang awam,” kata akun @nengk**

“Yg jelas2 terroris yg meneror warga, kok densus ga tanganin ? yg baru terduga teroris dr umat islam langsung ditindak tegas dan ditangkepin bahkan ditembak mati oleh densus, mending densus dibubarin” kata netizen @Arul170****

“Masing2 satuan ada tugas dan fungsinya ada yang mencegah dan yang memberantas nanti kalo langsung ditindak tanpa pendekatan humanis dibilang pemerintah melanggar HAM” tulis akun @Hikmahseti***

Beberapa waktu lalu, Fadli Zon juga menyindir Densus dengan cuitan di Twitter dengan narasi yang mirip. Cuitan itu ditulis merespon Densus 88 yang menyita kotak amal setelah seorang terduga teroris ditangkap.

“Hampir tiap hari tangkap teroris, apa yang diteror? mau teror siapa? Kalau di luar negeri biasanya teroris ngaku apa tujuan dan kehendaknya. Ini malah melawan kotak amal dan kurma. Uruslah KKB di Papua,” ujar Fadli Zon pada Rabu lalu.

Sekedar diketahui, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto mengatakan penindakan teroris KKB di Papua oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri menunggu koordinasi dengan Panglima TNI.

“Setelah dilantik nanti, Panglima TNI tentunya akan melakukan koordinasi dengan Polri dan pemerintah provinsi untuk mewujudkan apa yang sudah dipaparkan saat “fit and proper test” di DPR. Kita tunggu implementasi program tersebut,” ujar Benny saat dikonfirmasi dikutip ANTARA.

Benny menyebutkan, semua pihak termasuk dirinya mendengarkan paparan calon Panglima TNI dalam “fit and proper test” di Komisi I DPR RI, salah satunya program memenangkan pertempuran tanpa peperangan.

Hal ini yang dimaksudkan Benny dalam menyelesaikan masalah terorisme di Papua oleh KKB menunggu koordinasi Panglima TNI terpilih.

“Mengenai masalah Papua, kita semua mendengar paparan calon Panglima TNI, salah satunya adalah program memenangkan pertempuran tanpa peperangan,” kata Benny yang juga mantan penyidik Densus 88 ini.(dbs).

*Catatan Netizen Muslim +62*

Mohon Turunkan Densus88 ke PAPUA berantas OPM jangan berani hanya sama yang identik ISLAM saja...

Mohon kepada KAPOLRI Jendral Sigit agar turunkan DENSUS 88 ke Papua Berantas OPM, Ingat pak Kapolri dulu Anda kan pernah jadi KAPOLDA BANTEN bahkan disinyalir yang beragama Non Muslim Pertama di Banten yang menjadi KAPOLDA BANTEN dan sekarang malah jadi KAPOLRI dan perlu dicatat Pak Kapolri INDONESIA Merdeka ini Jasa Ulama, Habaib, Santri dan Umat Islam serta Pekikan Takbir Allohu Akbar ✊ Jadi sudah layaklah DENSUS88 itu diturunkan ke PAPUA berantas OPM jangan bisanya jualan isu Teroris dan Radikal pada yang identik dengan ISLAM Mohon agar turunkan DENSUS 88 ke PAPUA kalau ngak berani ganti saja namanya DENAYUR alias Detasemen Ayam Sayur Piye Jal Pak...?!

*Baca Juga Info terkaitnya:*

1. https://retizen.republika.co.id/posts/16718/kh-farid-okbah-memerangi-terorisme-di-indonesia

2. https://retizen.republika.co.id/posts/16673/surat-bagi-aparat-kepolisian-terutama

3. https://retizen.republika.co.id/posts/16712/kesaksian-kesaksian-yang-mengungkapkan-ustadz-farid-okbah-dkk-tak-ajarkan-terorisme

Semoga bermanfaat info ini. Barokallohu fiikum.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image