Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dedi Natadiningrat

Sejarah Ruqyah di Zaman Nabi Muhammad

Sejarah | Friday, 19 Nov 2021, 18:39 WIB

Ruqyah Cirebon-Ruqyah dikenal sebagai cara pengobatan dengan membacakan ayat, doa, atau bacaan tertentu kepada “pasien”. Kegiatan penyembuhan dengan doa dan mantra ini tidak terbatas pada ajaran Islam saja, tetapi juga terdapat di berbagai agama, kepercayaan dan tradisi lainnya. Kitab At Thib an Nabawi karya Ibnu Qayyim al Jauziyah merupakan kompilasi hadits dan tentang bagaimana Nabi diperlakukan.

Serta metode pengobatan lain yang populer pada masa Ibn Qayyim sendiri. Ada banyak tradisi yang berkaitan dengan ruqyah. Pokok bahasan ruqyah ini termasuk dalam Sahih al Bukhari, Sahih Muslim, dan kitab hadits lainnya, dari berbagai jalur Sejarah Ruqyah. Hadits ruqyah pada masa Nabi dianggap sahih oleh para ulama hadits dan dapat diamalkan.

Banyaknya sahabat yang meriwayatkan hadits tentang ruqyah menunjukkan bahwa kegiatan ini dilakukan pada masa itu. Menurut bahasa, arti dari ruqyah yaitu al 'audzah, atau doa perlindungan. Jauh sebelum era Islam, tradisi ruqyah telah berkembang di Arab. Kehadiran Islam memberikan corak baru dalam tradisi 'sihir', melalui ajaran Nabi Muhammad.

Ibnu Qutaibah dalam Hadits Ta'wil Mukhtalafil menyebutkan bahwa hadits tentang ruqyah ini bagi sebagian orang terkesan kontradiktif. Nabi (saw) mengatakan bahwa mereka yang melakukan ruqyah tidak termasuk orang-orang yang percaya diri dan tidak mudah bagi mereka untuk masuk surga. Selain itu, Nabi juga pernah menyatakan, “Sesungguhnya ruqyah, jimat, dan tiwalah adalah bagian dari syirik”.

Hal ini menunjukkan bahwa Nabi mengetahui praktik ruqyah yang dilakukan oleh masyarakat pra-Islam yang erat kaitannya dengan sihir, sebagaimana dicatat oleh Ibn Hajar al Asqalani dalam Fathul Bari, syarah kitab Sahih al Bukhari. Namun dalam banyak hadits lain disebutkan bahwa Nabi membolehkan, bahkan menganjurkan dan mengamalkan ruqyah dengan doa-doa atau ayat-ayat Al-Qur'an.

Nabi menyebutkan kebolehan ruqyah: "Jika tidak mengandung syirik." Kemampuan ini disampaikan misalnya kepada teman yang dipatok ular, disengat kalajengking, atau hewan berbisa lainnya. Diketahui bahwa keracunan sampai batas tertentu dapat mengganggu kesadaran, dan tampaknya pada saat itu penanganan sengatan hewan beracun belum diketahui dan dilakukan secara medis seperti sekarang ini.

Ada banyak hadits yang dicatat oleh para ulama mengenai ruqyah tentang Nabi membaca doa ketika menjenguk orang sakit. Bacaan dari ayat tersebut bervariasi, bisa berupa berbagai doa, dzikir, maupun ayat-ayat Alquran lainnya seperti Al Fatihah dan al-mu'awwidzatain. Nabi juga melakukan amalan yang oleh para ulama dianggap sebagai ruqyah bagi dirinya sendiri.

Nabi selalu membaca doa ketika sebelum tidur dan juga membaca surat Al Ikhlas dan al-mu'awwidzatain. Di akhir usianya ketika dia sakit sebelum kematiannya, Nabi berbaring di pangkuan Aisyah. Nabi membaca surat-surat tadi, lalu Aisyah mengusapkan tangannya ke tubuh Rasul. Tradisi-tradisi ajaran ruqyah Nabi yang dianggap sah di atas hanya menunjukkan gambaran seperti itu.

Tingkah laku klien ruqyah seperti muntah dan mual, mengoceh, berteriak, mulut berbusa, atau hal lain yang sering diklaim sebagai “ruqyah sukses”, sejauh penelusuran penulis, tidak dijelaskan dalam hadits tentang ruqyah. Riwayat hadis yang tercatat di atas menunjukkan bahwa amalan ruqyah yang diajarkan oleh Nabi adalah “mendoakan kesembuhan dan membacakan kebaikan untuk orang sakit”, yang dapat dilakukan oleh siapa saja.

Berdoa secara khusus untuk kesehatan tentu sangat dianjurkan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Perdebatan pemahaman hadis ruqyah berbeda dengan persoalan penegasan keberhasilan dan manfaat terapi ruqyah. Ini adalah wacana lain yang menurut hemat penulis tidak harus dipahami dari sudut pandang hadis dan syariat.

Ruqyah di Cirebon" />
Ruqyah di Cirebon

Dampak Ruqyah

Ruqyah menjadi pengobatan pertama yang dilakukan Nabi dan para sahabat jika ada masalah. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdulaziz, Nabi tidak segan-segan meminta para sahabatnya untuk melakukan ruqyah bagi orang sakit.

"قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ، عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَقَالَ ثَابِتٌ يَا أَبَا حَمْزَةَ اشْتَكَيْتُ . فَقَالَ أَنَسٌ أَفَلاَ أَرْقِيكَ بِرُقْيَةِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ بَلَى . قَالَ " اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لاَ شَافِيَ إِلاَّ أَنْتَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا "

Artinya: “Tabit Al-Bunani dan aku masuk setelah Anas bin Malik, Tsabit kemudian berkata: “Wahai Abu Hamzah! Aku sakit.” Kemudian Anas berkata, “Bolehkah aku membacakan Ruqyah Rasulullah kepadamu?” Lalu dia berkata, “Kenapa? boleh.” Anas kemudian berkata, “Ya Allah! Tuhan seluruh umat manusia, sembuhkan penyakitnya dan sembuhkan dia. Sesungguhnya hanya Engkau yang dapat menyembuhkan, tidak ada pengobatan selain Engkau, pengobatan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR Bukhari)

Efek dari Ruqyah adalah membantu mereka yang sakit jasmani dan rohani segera menjadi sehat dan dapat kembali beraktivitas dengan baik. Minum obat, tidak melanggar pantangan, dan terus berdoa sangat dianjurkan selain ruqyah. Sedangkan bagi yang mengalami selain gangguan fisik, sangat dianjurkan untuk terus berdoa dan beramal shaleh dengan mengharap ridha Allah SWT.

Kumpulan Ayat-Ayat Ruqyah

Segala bentuk dan ayat dalam Al-Qur'an dapat digunakan untuk mengharap perlindungan dan kesembuhan dari Allah SWT. Ruqyah juga bisa menggunakan doa menurut hadits shahih seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id.

أَتَى النَّبِيَّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ اشْتَكَيْتَ قَالَ " نَعَمْ " . قَالَ بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ أَوْ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ

Artinya: "Wahai Muhammad, apakah kamu sakit?" Rasulullah SAW kemudian berkata, “Ya.” Maka Malaikat Jibril kemudian membaca, “Bismilhi arqika, min kulli shay'in yu'dhika, min sharri kulli nafsin aw 'aynin aw hasidin. Allahu yashfika, bismillahi arqika.” (Dengan menyebut nama Allah SWT, saya ruqyah kepada Anda, dari semua yang menyakiti Anda, setan di setiap jiwa dan mata, semoga Allah menyembuhkan Anda. Dengan nama Allah SWT saya ruqyah kepada Anda.” (HR. Sunan Ibnu Majah.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah, Nabi Muhammad SAW sempat melakukan ruqyah kepada dirinya sendiri. Ruqyah sendiri atau ruqyah mandiri dilakukan dengan membaca surat An-Nas dan Al-Falaq.

Artinya: “Setiap malam Rasulullah (SAW) pergi tidur, dia menangkupkan kedua tangannya dan meniupnya setelah membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas, lalu menggosokkannya pada bagian-bagian tubuh. yang bisa dijangkau. Mulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuhnya tiga kali." (HR.Bukhori).

Dalam hadits lain juga diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW membaca Surat An-Nas dan Al-Falaq (mu'auwidhat) ketika penyakitnya semakin parah. Setelah membaca surat itu, Nabi menghembuskan nafasnya ke seluruh tubuh. Ketika rasa sakitnya luar biasa, Aisyah ikut membacakan kedua surat itu dan mengembuskan napas pada Nabi. Aisyah kemudian membantu Nabi menyeka nafas di sekujur tubuhnya untuk mendapatkan berkah.

Saat ini kumpulan ayat-ayat ruqyah dapat diperoleh dengan mudah dalam berbagai bentuk. Kumpulan ayat-ayat ruqyah juga dapat diunduh secara gratis dari berbagai situs di internet. Itu saja mengenai Sejarah Ruqyah di Jaman Nabi Muhammad.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image