Sensasi Healing Sesungguhnya di Puri Tri Agung Pulau Bangka

Melancong  

Liburan adalah waktunya healing, kata anak-anak zaman sekarang. Bersyukurlah Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas yang artinya memiliki spot healing yang banyak pula. Contohnya Puri Tri Agung di Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung.

foto. dokpri

Puri Tri Agung adalah tempat peribadatan tiga ajaran: Budha, Konghucu, dan Taoisme. Setiap tahun tempat ini selalu jadi pusat perayaan Festival Cap Go Meh, Ulambana, Festival Kue Bulan, dan lain sebagainya. Sebelum pandemi melanda, ratusan turis kerap memadati Puri untuk ikut menyaksikan pesona perayaan khas masyarakat Tionghoa tersebut.

Lokasi Puri Tri Agung terletak sekitar 10 menit berkendara dari Pantai Tikus Emas. Perjalanannya lumayan menantang, sebab bangunan tersebut berdiri di atas bukit. Untungnya, meskipun medan berkelok dan naik-turun, jalanan menuju Puri Tri Agung cukup mulus dan lebar untuk dua mobil. Saat sampai di kaki bangunan, pengunjung sudah langsung dibuat terpesona.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebuah bangunan sederhana, tapi juga menimbulkan kesan agung, gagah berdiri berlatarkan perbukitan hijau. Untuk sampai ke halaman depan Puri Tri Agung, pengunjung harus menaiki anak tangga estetis bernuansa warna putih dan dihiasi jajaran umbul-umbul. Sontak saja suasana tersebut membangkitkan kenangan film-film kungfu di masa lalu.

Setelah menapaki tangga dan sampai di teras Puri Tri Agung, mata pengunjung kembali dimanjakan oleh pemandangan birunya lautan Selat Karimata di arah timur. Rasa kagum sungguh sulit dibendung, melihat pesona alam bersanding dengan karya manusia yang apik dan bersih. Hanya sedikit orang yang bertandang ke sana, padahal tidak ada pungutan biaya untuk kunjungan apapun. Indah, sepi, dan menenangkan, begitulah Puri Tri Agung. Itulah definisi healing yang sesungguhnya.

Tepat di depan pintu masuk banguan terdapat semacam kuali yang digunakan untuk pembakaran hio bagi umat yang hendak berdoa. Ornamen-ornamen khas Tionghoa, seperti ukiran naga, menghiasi sekeliling bangunan. Nah, wisatawan juga diperkenankan untuk masuk ke dalam Puri Tri Agung. Pihak pengelola sudah menyediakan buku tamu di dekat pintu kayu besar untuk diisi terlebih dahulu.

Bagian dalamnya sangat luas dengan atap tinggi seperti pagoda. Pada dindingnya terdapat banyak jendela besar, yang kalau dibuka langsung memperlihatkan pemandangan di sekitar. Pilar-pilar besar bercat merah, berdiri menopang gedung, memberi kesan berani dan kokoh. Tidak ketinggalan hiasan-hiasan bergambar bunga lotus yang menempel pada atap bangunan.

Saat memasuki puri, pengunjung disambut tiga patung berjajar di tengah ruangan. Ketiga patung tersebut merepresentasikan tiga ajaran yang sudah disebutkan sebelumnya. Ada patung Buddha Sakyamuni, patung Kong Zi (Konghucu), dan Lao Zi (Taoisme). Hal lain yang menarik perhatian adalah lukisan semacam fresco pada atap bagian dalam Puri Tri Agung. Lukisan tersebut menggambarkan dua naga yang terbang di langit biru berawan dan mengitari bunga lotus.

Bangunan ini memiliki sejarah cukup panjang. Yayasan Bangka Jaya Lestari Padepokan Puri Tri Agung membutuhkan waktu 12 tahun untuk merampungkan pembangunan gedung tersebut. Pada 2015 Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin, meresmikan secara langsung pusat peribadatan itu. Puri Tri Agung tidak saja menjadi tempat beribadat umat Budha, Konghucu, maupun Taoisme. Namun juga menjadi salah satu landmark Pulau Bangka, khususnya Sungai Liat, yang wajib disambangi. Hingga saat ini siapa saja boleh datang berkunjung, selama menghormati fungsi bangunan sebagai tempat ibadah, menjaga kebersihan, dan bersikap sopan. (AR Meinanda)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Calakan artinya cerdas dalam bahasa Sunda. Media Calakan ini diharapkan mencerdaskan para pembacanya khususnya terkait informasi-informasi yang berman

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image