Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Institut Daarul Quran

Pentingnya Menanamkan Nilai-nilai Pancasila pada Generasi Muda

Eduaksi | 2021-11-13 15:27:17

Update Info Terkini Terkait Institut Daarul Qur'an Jakarta

Pancasila sebagai dasar Negara menunjukkan bahwa segala sumber hukum di Indonesia merujuk pada Pancasila. Pancasila sebagai ideologi Negara merujuk pada praktik dan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai acuan norma dan pedoman bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai falsafah Negara menjadi sumber nilai bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara . Pancasila sebagai identitas nasional ciri yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya.

Namun akhir-akhir ini, nila-nilai pancasila sudah banyak diabaikan oleh masyarakat termasuk generasi muda. Nilai pancasila yang seharusnya menjadi pandangan hidup, ideologi negara, dasar Negara, dan pemersatu Negara yang majemuk sekarang sudah terbengkalai tiada arti. Banyak masyarakat yang tidak mementingkan Pancasila bahkan mengabaikannya begitu saja, sehingga norma, dan bahkan moral bangsa ini sudah mulai memudar. Hal ini terlihat dari maraknya kejadian-kejadian yang bertentangan dengan nilai Pancasila yang melanda Indonesia. Seperti contohnya pembunuhan, pemerkosaan, tawuran, curanmor , dan lainnya.

Hal-hal tersebut ternyata banyak dilakukan oleh remaja atau kaum muda Indonesia. Kaum muda yang merupakan calon tulang punggung dan penerus bangsa malah melakukan hal yang bertentangan dengan pancasila. Generasi akan kehilangan fungsinya sebagai penerus bangsa jika hal ini terus berlangsung. Dikhawatirkan generasi muda bukannya jadi pelopor pembangunan bangsa melainkan jadi virus pembangunan, penghambat pembangunan bahkan penghancur pembangunan.

Adapun penyebabnya karena kurangnya rasa nasionalisme generasi muda mengenai pentingnya memegang teguh identitas bangsa . Perkembangan zaman yang semakin pesat , di era globalisasi dengan mudah dan cepat mendapatkan segala informasi dari seluruh dunia. Informasi tersebut termasuk kebudayaan dan cara hidup manusia dari berbagai belahan dunia. Karena kurangnya pengetahuan dan bimbingan, kerap kali remaja tidak mampu menyaring informasi yang mereka dapat serta tidak berpikir panjang hanya mengikuti trend terkini.

Mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang berbau barat itu keren dan dijadikan panutan. Padahal budaya barat sangat tidak sesuai dan berbeda dengan budaya Indonesia. Pola pikir generasi muda yang liberalisme dan kapitalisme di awali oleh kehidupan individualisme dapat merusak tatanan kehidupan yang sudah terdapat pada nilai-nilai Pancasila. Hal ini jika diteruskan pasti akan menjadikan bangsa Indonesia semakin mengalami keterpurukan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.

Tentunya sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai pancasila sejak dini agar ketika beranjak remaja mereka sudah mengerti apakah perbuatan yang akan dilakukan bertentangan dengan nilai pancasila. Memupuk rasa nasionalisme dan patriotisme sejak dini agar generasi muda mengetahui penting nya peran generasi muda dalam melanjutkan estafet perjuangan bangsa . Kaum muda harus mampu berpegang teguh dengan kepribadian dan identitas kita, sebagai warga Indonesia. Jangan mudah terpengaruh dengan hal-hal baru yang belum tentu sesuai dengan budaya kita.Selanjutnya setelah nilai-nilai Pancasila sudah tertanam pada diri generasi muda , kemudian peran pihak kedua misalnya dengan menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan generasi muda. Dengan adanya motivasi asas pembinaan dan pembangunan generasi muda, diharapkan generasi muda mampu mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Memiliki rasa tanggung jawab untuk membela bangsa dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman dan pemersatu bangsa.

Contoh pengamalan nilai-nilai pancasila di kehidupan sehari-hari , Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” (1) Kebebasan beragama sesuai keyakinan masing-masing (2) Taat beribadah (3) semangat toleransi anatar umat beragam. Sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”(1) Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia (2) Menjunjung tinggi hak asasi manusia (3) Saling menghargai atas kesamaan hak tanpa membedakan suka dan golongan. Sila ketiga “Persatuan Indonesia” (1) Besikap nasinalisme (2) Mendahulukan kepentingan bersama dari kepentingan pribadi (3)Memegang teguh persatuan dan kesatuan. Sila ke empat“ Kerakyatan yang di pimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Pemusyawaratan/Perwakialn” (1) Menjunjung tinggi asas musyawarah(2) Mengakui persamaan hak (3) Mewujudkan keadilan dalam kehidupan sosial. Sila kelima “ Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” (1) Tidak menyalahgunakan kekuasaan (2) Menetapkan kebijakan dengan adil (3) Mewujudkan kesejahteraan bersama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image