Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Faiz Romzi Ahmad

Laki - laki yang tak Berhenti Menangis

Agama | Wednesday, 13 Jul 2022, 10:08 WIB

Maka menangislah laki - laki itu. Dan sebab terus menangis sepanjang hidupnya. Orang-orang yang melihatnya menjuluki sebagai “laki-laki yang tak berhenti menangis”.

Konon laki - laki itu menangis selama 200 tahun, bahkan ada yang menyebut 300 tahun.

Orang tuanya menamakannya “manusia yang selalu memohon ampun” (Abdul Gaffar), tapi dia mendapat julukan Yaskur atau “manusia yang selalu bersyukur”.

Orang-orang kemudian mengenalnya sebagai Nuh, “laki-laki yang tak berhenti menangis”. Nahm kata Taurat dan itu semua ada penyebabnya.

Syahdan, semua berawal pada suatu hari sewaktu Nuh hendak menanam sebatang pohon.

Sedang sibuk menggali tanah, dia tak menyadari kedatangan seekor kambing (riwayat yang lain menyebutkan yang menghampiri Nuh adalah seekor anjing).

Itulah kambing istimewa, berkaki lima (tiga di depan dua di belakang), bermata tiga, dan mulutnya mencong.

Lalu ketika Nuh menoleh dan melihat kambing itu, dia tak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.

“Jelek banget sih kamu kambing. Kakimu ada lima, matamu tiga, mulutmu mencong," ujar Nuh.

Begitulah kira kira yang terucap dari mulut Nuh. Dia terus tertawa hingga kambing yang ditertawakannya bersuara layaknya manusia.

“Hai Nuh, rupaku memang jelek, dan menurutmu aku mungkin juga makhluk tidak berguna. Tidak bisa berbuat apa - apa sepertimu, tapi apakah kamu lupa wahai manusia berguna”

“Lupa tentang apa?”

“Penciptamu dan penciptaku sama.”

Nuh seketika terdiam. Mulutnya seperti disumpal batu. Darah di sekujur tubuhnya seolah berhenti beredar. Mukanya pucat. Tubuhnya gemetar sejadi-jadinya.

Dia menyadari pikiran dan ucapannya telah keliru. Sombong. Jemawa. Merasa paling sempurna. Merasa paling berguna.

Dan Nuh semakin gemetar ketika usahanya untuk meminta maaf pada kambing yang ditertawakan dan dihinanya tidak kesampaian karena si kambing sudah lenyap dari pandangan matanya.

Dia merunduk sebelum bersimpuh dan meletakkan kepalanya sejajar dengan tanah. Dia meminta ampun sambil menangis.

Sejak itulah, laki-laki yang selatu meminta ampun dan selalu bersyukur itu terus menangis. Orang-orang lalu menjulukinya sebagai laki-laki yang tak berhenti menangis. Laki-laki yang dipanggil Nuh itu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image