Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Thresia Antiq

Menghadapi Metaverse, Are We Ready ?

Gaya Hidup | Saturday, 09 Jul 2022, 19:25 WIB

Metaverse merupakan tingkat yang lebih tinggi dalam dunia internet dimana kehidupan virtual dibuat semirip mungkin dengan dunia nyata dengan tujuan memudahkan aktivitas – aktivitas di dunia nyata dengan kecanggihan digital. Metaverse merupakan suatu campuran dari beberapa elemen technologi yang dimana meliputi Augmented Reality, Virtual Reality serta video di mana seluruh manusia dapat merasakan dunia digital serasa hidup. Kata Metaverse sudah ada sejak 1992 yang digunakan pertama kali oleh Neal Stephenson di dalam novelnya yang berjudul “Snow Crash“.

Banyak hal yang bisa dilakukan di dalam Metaverse. Misalnya saja konser virtual. Jika dulu untuk ke konser harus rela meluangkan banyak waktu di perjalanan, maka dengan Metaverse hal itu bukanlah sebuah permasalahan lagi. Sama seperti di dunia nyata, di dalam Metaverse juga bisa membeli pakaian atau barang lainnya, misalnya karya seni. Nantinya pakaian ini akan digunakan oleh avatar milik pribadi dimana fenomena ini disebut digital fashion. Metaverse juga berdampak pada dunia kerja. Pekerjaan akan jauh lebih mudah, tidak ada kata terlambat karena macet di jalan karena kita bisa bergabung langsung ke kantor secara virtual di Metaverse. Dan yang tidak asing adalah kita dapat bermain game secara virtual di Metaverse, tetapi dengan sentuhan yang nyata.

Para pelaku usaha atau bisnis pastinya dapat dengan mudah melakukan pemanfaatkan Metaverse sebagai salah satu cara dalam menargetkan pemasaran suatu produknya melalui digital marketing, dimana sasaran produsen terhadap konsumen yang ditargetkan melalui platform online juga lebih besar dari jumlah sasaran yang dipasarkan. Seiring dengan terlaksananya era-digital marketing melalui Metaverse ini akan mempermudah para pengguna dalam melakukan akses informasi serta produk yang diinginkan dalam dalam Metaverse yang terbilang nyata.

Meskipun Metaverse masih dalam tahap ide teknologi masa depan yang futuristik, tetapi harus dapat dipersiapkan serta diberikan respon baik karena manusia dan teknologi harus selalu sejajar berdampingan demi kemudahan kehidupan yang harmonis.

Dalam dunia pendidikan Metaverse bukanlah hal yang mustahil. Latar belakang dunia pendidikan yang secara universal memiliki tujuan seperti “menuntun, mengarahkan, memimpin” para peserta didik dan memiliki esensi kuat. Yaitu, dapat membuat segala sesuatunya menjadi lebih hidup dengan penuh penguasaan diri yang dilakukan di setiap proses kegiatan pendidikan. Dengan adanya pendidikan, kita paham akan perbedaan, serta dapat memberi keharmonisan dalam kehidupan. Hal ini tentu membuat kalangan dunia pendidikan mempunyai tantangan besar untuk menyambut era Metaverse, sebab perkembangan teknologi juga berdampak pada kehilangan nilai dan warisan budaya yang dimiliki oleh manusia.

Era Metaverse menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan. Peserta didik membutuhkan suatu hal untuk mengatasi dinamika harmonisasi dan penyelarasan kehidupan dengan sebuah teknologi. Eksplorasi knowledge dapat dilakukan secara mandiri, baik dari pendidikan formal maupun non formal.

Pentingnya ilmu pengetahuan harus digali atau dimiliki oleh peserta didik agar nantinya dapat membawanya siap untuk menghadapi dan menyambut era Metaverse, tapi tidak dengan meninggalkan esensi dari pendidikan itu sendiri. Perlunya pendidikan yang humanis dan merata untuk membawa peserta didik selaras dengan pesatnya perkembangan teknologi.

Teknologi telah memudahkan kehidupan. Dunia sekarang berada di era Industri 4.0 dimana sebuah kegiatan dijalankan dengan otomasi menggunakan robot-robot canggih, terutama di bidang pekerjaan pabrik. Kenyataannya, di Indonesia masih banyak yang belum menerapkan Industri 4.0 karena kendala Sumber Daya Manusia (SDM). Meskipun jumlah populasi Indonesia sangat banyak, tetapi hal ini tidak dibarengi dengan kemampuan SDM yang memadai. Pemangkasan tenaga manusia dengan kemampuan SDM rendah ketika Industri 4.0 diterapkan secara menyeluruh, diperkirakan akan meningkatkan angka pengangguran.

Saat ini, cara pemerintah menghadapi hal tersebut adalah dengan dimulainya pembangunan infrastruktur untuk pemerataan distribusi di berbagai sektor serta perombakan kurikulum pendidikan. Harapannya, agar pendidikan saat ini bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan Indonesia bisa tetap mempertahankan kelangsungan hidup serta menghasilkan SDM yang siap untuk bersaing dan siap menghadapi era perkembangan teknologi.

Upaya paling bijak yang dapat dilakukan masyarakat untuk menyikapi Metaverse adalah dengan memiliki pengetahuan yang cukup terkait Metaverse dan faktor-faktor pembentuknya. Masyarakat perlu menyadari ancaman-ancaman yang akan datang seiring dengan terealisasikannya Metaverse. Sebelum terjun dan menjadi pengguna dari Metaverse, masyarakat harus terlebih dahulu menangkap dan memanfaatkan peluang yang ada. Tidak ada kata selesai bagi kemajuan teknologi, tetapi bukan berarti pasrah pada keadaan adalah sebuah pilihan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image