Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kamaruddin

Machiavellinisme dan Langgam Politik Menghalalkan Cara Meraih Tujuan

Eduaksi | 2021-11-09 00:00:51
Ilustrasi Niccolo Machiavelli | istimewa

Niccolo Machiavelli, namanya melekat dengan sebutan Machiavellianisme dengan pemahaman tujuan (politik) menghalalkan cara untuk meraih tujuan. Cara-cara yang dimaksud melingkupi Keamanan Nasional, Kemerdekaan Nasional, dan Undang-undang Dasar yang Kuat.

Ketiga hal itu, semua pembahasannya terfokus pada bagaimana caranya mengamankan tujuan politik agar sukses secara praktis.

Machiavelli adalah seorang filsuf masa Renaisans, diplomat, dan seniman drama yang lahir di Florentina tahun 1467. Karyanya yang berjudul Sang Pangeran (Il Principe atau The Prince) yang sangat berpengaruh pada perilaku politisi jahat sehingga namanya melekat sebagai sebutan politik yang menghalalkan segala cara demi meraih tujuan.

Dalam bukunya Sang Pangeran, Machiavelli berfokus pada teknik yang harus digunakan oleh para politisi yang ingin sukses meraih tujuan politiknya tanpa mempertimbangkan moral. Walaupun dianggap sebagai karya yang tidak bermoral, karya Machiavelli dikagumi karena integritas intelektualnya dan konsistensinya.

Tujuan politiknya benar-benar berharga. Belum pernah istilah "Tujuan menghalalkan Cara" menjadi lebih "layak" diterapkan dibandingkan teknik yang diajukan Machiavelli. Menurutnya, seorang politisi harus berhitung sampai mencapai keyakinan bahwa kekuatan sumber dayanya cukup dan harus bersemangat penuh untuk mencapai tujuan bagaimanapun caranya.

Penekanan dari ajaran teknik Machiavelli adalah bagaimana memanipulasi orang lain dan masyarakat awam untuk sebuah kekuasaan. Berkenaan dengan masalah kebajikan pun, ia juga menghubungkannya dengan kekuasaan.

Dia tidak mengajarkan seseorang untuk menjadi pemimpin atau penguasa bijak, tetapi jika kebijaksanaan dipandang bermanfaat untuk sebuah tujuan politik atau popularitas, kebijaksanaan adalah sebuah alat yang pantas digunakan.

Hal inilah yang mungkin membuat dia secara sempurna dibenci banyak orang. tetapi dia tidak peduli dengan kelemahan atau kemunafikan. Jika sebuah tujuan sudah diyakini kebaikannya dan pantas untuk diperjuangkan, yang menjadi masalah selanjutnya adalah menyiapkan seluruh alat dan cara untuk meraihnya, yang tentunya harus lebih kuat dari lawannya.

Tidak diragukan lagi, Sang Pangeran adalah buku petunjuk praktis bagi mereka yang kuat mentalnya dan tega melihat kenyataan pada sebuah lapangan politik yang terkadang tidak ramah.

Pandangan politik idealnya adalah sebuah republik yang dipimpin oleh seorang pangeran (prince), tetapi dengan pengawasan pihak orang bijak.

Selain itu, Machiavelli juga menjelaskan bahwa fondasi paling utama sebuah negara adalah hukum yang tegak dan militer yang kuat. Pangeran yang mumpuni adalah pangeran yang memiliki dua fondasi ini untuk menghadapi musuh dan lawan politiknya.

Benteng yang kuat serta bantuan kekuatan dari negara sekutu memang perlu untuk menimbulkan keengganan lawan menyerang. Kecukupan logistik pun harus dipenuhi jika terjadi pengepungan terhadap benteng dalam jangka waktu lama. Peran untuk menjaga moral pasukan adalah fungsi pangeran sebagai pemimpin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image