Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Rasulullah Teladan Para Guru (Bagian Kedua : Metode Pengajaran Rasulullah)

Guru Menulis | Sunday, 07 Nov 2021, 07:43 WIB

Salah satu metode pengajaran Rasulullah yang penting adalah melalui praktek atau keteladanan dengan tingkah laku yang baik dan budi pekerti yang luhur. Nabi ketika memerintahkan sesuatu, beliau sudah mempraktekkan terlebih dulu perkara itu. Baru kemudian orang-orang mengikuti beliau dan mempraktekkan sebagaimana yang mereka lihat. Akhlak beliau adalah Al-Qur'an. Beliau berada di atas budi pekerti yang agung. Allah telah menjadikan beliau sebagai teladan yang baik bagi para hamba-Nya.

Rasulullah selalu memperhatikan tahapan dalam pengajaran. Beliau mendahulukan perkara yang paling penting, kemudian tingkatan di bawahnya. Beliau mengajarkan sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur. Agar lebih mudah diterima dan lebih kokoh mengakar di dalam hati, baik untuk dihafal maupun dipahami.

Rasulullah selalu memperhatikan waktu dan kondisi para sahabatnya ketika beliau mengingatkan dan mengajarkan kepada mereka, agar mereka tidak bosan. Dalam urusan ini beliau selalu bersikap seimbang dan tengah-tengah (tidak berlebihan).

Nabi sangat memperhatikan perbedaan individu di antara orang-orang yang belajar, baik orang yang sekedar mendengar maupun yang bertanya. Beliau berbicara kepada masing-masing orang menurut kadar pemahamannya dan sesuai kedudukannya. Beliau juga menjaga hati para pemula. Beliau tidak mengajarkan kepada mereka sebagaimana yang diajarkan kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi. Beliau menjawab setiap pertanyaan orang yang bertanya menurut kepentingannya dan sesuai keadaannya.

Salah satu metode pengajaran beliau yang menonjol adalah dialog dan tanya jawab. Cara ini bisa membangkitkan perhatian pendengar dan memancing minat mereka terhadap jawaban, mendayagunakan pikiran untuk menjawab, agar jawaban Nabi -jika mereka tidak mampu menjawabnya- lebih mudah dipahami dan berpengaruh ke dalam jiwa. Tujuannya penggunaan metode ini adalah untuk mencabut kebatilan dari jiwa seseorang yang menganggap baik sesuatu, atau menanamkan kebenaran di dalam hati orang yang menjauhinya atau menganggapnya asing.

Terkadang Rasulullah bertanya kepada para sahabatnya tentang sesuatu yang sebenarnya sudah beliau ketahui. Beliau bertanya kepada mereka hanyalah untuk membangkitkan potensi kepandaian dan kecerdasan mereka. Beliau mengajarkan ilmu melalui teka-teki untuk menguji pengetahuan mereka.

Terkadang Nabi menganalogikan hukum-hukum dan menjelaskan sebab-sebabnya kepada para sahabat jika terjadi kesamaran dan ketidakjelasan hukum atas mereka, sehingga menjadi jelaslah perkara yang sebelumnya masih samar dan belum dipahami. Dengan analogi akan dimengerti jalan dan (ujuan syariat, serta dipahami sasaran jangka panjangnya.

Dalam banyak kesempatan, Nabi menjelaskan apa yang ingin beliau jelaskan dengan membuat perumpamaan berupa sesuatu yang bisa disaksikan oleh orang-orang dengan penglihatan mata, bisa dirasakan dengan lidah, terjadi di bawah jangkauan panca indera, dan bisa dijamah oleh tangan mereka. Metode seperti ini tentu lebih memudahkan untuk dipahami oleh orang yang belajar, serta lebih menyempurnakan dan mempercepat kejelasan atas apa yang ingin beliau ajarkan atau peringatkan.

Menurut para ulama balaghah, bahwa membuat perumpamaan merupakan perkara penting untuk memunculkan makna-makna tersembunyi dan menghilangkan tabir dari detail-detail yang masih tertutup. Allah sering membuat perumpamaan dalam kitab Nya yang mulia, Nabi pun juga mengikuti dengan membuat perumpamaan. Beliau banyak menyebutkan perumpamaan dalam pembicaraan, nasihat, dan perkataan.

Dalam pengajarannya Rasulullah menggabungkan antara penjelasan dengan perkataan dan isyarat kedua tangan beliau yang mulia, untuk semakin memperjelas apa yang beliau maksudkan, dan sebagai peringatan atas pentingnya apa yang beliau sampaikan kepada orang-orang yang mendengarkan atau apa yang beliau ajarkan kepada mereka.

Padang pasir

Nabi juga pernah membawa benda yang dilarang dengan tangan beliau, kemudian mengangkatnya agar bisa dilihat oleh audien. Dalam hal ini beliau menggabungkan antara larangan dari sesuatu dengan perkataan beliau, dan memperlihatkan barang yang dilarang itu pada penglihatan mereka. Dengan demikian akan lebih mudah diingat oleh hati dan lebih jelas dalam menunjukkan pelarangannya.

Beliau dalam banyak kesempatan berinisiatif memberikan faedah kepada para sahabat beliau tanpa ditanya oleh mereka, terlebih lagi dalam perkara-perkara penting yang masing-masing orang tidak memperhatikan maupun mempertanyakannya. Maka Nabi mengajarkan kepada para sahabat beliau jawaban dari syubhat sebelum terjadi karena kekhawatiran ia akan berpengaruh di dalam hati, bersemayam di dalamnya, dan menyebarkan pengaruhnya yang buruk.

Nabi menjawab pertanyaan dari orang yang bertanya. Beliau telah mengajarkan banyak hal tentang syariat, hukum, dan petunjuk dalam agama dengan cara menjawab pertanyaan para sahabatnya. Beliau mendorong para sahabatnya agar menanyakan hal-hal yang ingin mereka tanyakan, baik tentang kejadian, musibah, atau berbagai kewajiban dan syariat yang perlu mereka ketahui.

Terkadang Nabi memberikan jawaban yang lebih banyak daripada apa yang ditanyakan, jika beliau melihat penanya perlu mengetahui lebih banyak dari pertanyaannya. Ini merupakan bentuk kesempurnaan kasih sayang beliau dan luhurnya perhatian beliau terhadap orang-orang yang ingin belajar dan mendalami agama.

Untuk tujuan melatih menjawab pertanyaan tentang perkara ilmu, Nabi pernah mewakilkan kepada salah seorang sahabat beliau untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan kepada beliau. Dalam rangka membiasakan dan melatih para sahabatnya, beliau memerintahkan kepada para sahabat untuk memutuskan perkara perseteruan yang diadukan kepada beliau di hadapan beliau sendiri.

Sesekali Nabi menguji sebagian sahabat beliau. Beliau bertanya kepadanya tentang sebagian ilmu untuk mengetahui kadar kecerdasan dan pengetahuannya. Jika dia tepat dalam menjawab pertanyaan tersebut, beliau memujinya dan menepuk dadanya, sebagai bentuk pemberitahuan bahwa dia pantas mendapatkan kecintaan dan penghargaan dari Rasulullah karena bagusnya jawabannya.

Salah satu metode pengajaran beliau yang paling jelas adalah memotivasi kepada kebaikan yang beliau seru dan menakut nakuti dari kejelekan yang beliau peringatkan darinya Nabi biasa menyemangati kepada kebaikan dengan menyebutkan pahala dan mengingatkan kepada berbagai manfaatnya. Adapun ketika menakut-nakuti dari kejelekan, beliau menyebutkan hukumannya dan akibat-akibat buruknya.

Sungguh Rasulullah adalah seorang pendidik yang dipilih Allah Ta'ala untuk mengajarkan kepada manusia agama dan syariat-Nya yang terakhir dan abadi. Di dunia ini tidak ada sesuatu yang lebih berharga menurut pandangan Allah daripada agama Nya. Maka untuk menyebarkan dan mengajarkannya, Allah Ta’ala memilih nabi dan rasul yang paling utama, Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam.

Sang guru yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan syariat-Nya kepada umat manusia adalah guru dengan penampilan nya, pengalamannya, keadaannya, perkataannya, dan semua kon disinya. Oleh karenanya, kesempurnaan kepribadiannya yang mulia merupakan sebuah metode tersendiri yang mengajarkan kepada para murid agar mereka meniru keteladanan beliau yang mulia dan petunjuk beliau yang tinggi menjulang.

Salah satu sifat penting seorang guru, hendaknya dalam dirinya terdapat kebaikan yang sempurna dalam kecerdasan, keutamaan, ilmu, hikmah, penampilan, keindahan, kehalusan rasa, kesopanan, aktivitas dan diamnya, kebaikan perkataan, bau harum, kebersihan pakaian, kebaikan pandangan, keindahan tutur kata, tingkah laku, manajemen, dan sebagainya.

Dengan memahami pribadi Rasulullah tersebut, para guru pada masa sekarang ini kiranya dapat mengambil kandungan petunjuk dan arahan yang seharusnya dijadikan dasar bagi setiap guru dalam tingkah laku, pemikiran, akhlak, amal, muamalah, perkataan, penampilan, maupun penyampaian ilmunya.

Selamat Hari Guru Nasional.

Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image