Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deni Darmawan

Cara Mudah Menulis Buku di Masa Pandemi

Eduaksi | 2021-11-06 17:39:02

Oleh : Deni Darmawan, Dosen Universitas Pamulang dan Founder KOMBIS

Pepatah mengatakan, “Begitu banyak jalan menuju Roma.” Begitu juga menulis buku. Banyak cara untuk menulis buku. Cara mudah menulis buku telah saya sampaikan pada acara webinar dengan judul “Cara Mudah Menulis Buku di Masa Pandemi” pada Sabtu (24/10/2021).

Acara ini terselenggara berkat kerjasama dengan Komunitas Belajar Menulis (KOMBIS) dengan Yayasan Cakra Amaliyah. Kegiatan ini juga mendapat antusias dan apresisasi dari para tokoh dalam bentuk video. Seperti Prof. Dr. Ir. Saefuddin, M.Sc. Rektor Univeristas Al-Azhar Indonesia, Dr. Ahmad Doni Kurnia Ketua Komisi II DPR RI, Zulfikar A. Sodikin dari Komisi II Fraksi Golkar.

Saya menjadi narasumber pertama pada webinar ini. Beberapa cara saya sampaikan, bagaimana car menulis buku dengan mudah. Sebelum menulis buku, saya sampaikan agar peserta bisa mengubah mindset terlebih dahulu. Ubahlah mindset kita bahwa menulis itu gampang. Mindset merupakan hal yang penting. Jika mindset kita menganggap bahwa menulis itu sulit, maka sulitlah.

Kedua, menulislah hal yang disenangi. Jika kita senang dengan alam, maka tulislah tentang alam. Jika kita senang dengan sepak bola, maka tulislah tentang pemain bola favorit kita, klub dan sepak terjang prestasi para pemain. Jika kita senang traveling, maka cobalah menulis setiap perjalanan yang pernah kita kunjungi. Jika kita senang terhadap kegiatan dan hobi tertentu, maka menulis itu akan menimbulkan kebahagiaan.

Ketiga, menulis yang dikuasai. Menulis yang dikuasai terkait dengan mata pelajaran atau latar belakang keilmuan kita. Jika anda menguasai matematika, maka tulislah tentang cara mudah belajar matematika. Jika anda menguasai akuntasi, maka tulislah tentang akuntasi. Jika kita menguasai marketing, literasi dan sebagainya, maka tulislah. Itu akan mempermudah kita menulis.

Ke-empat, menulis yang dialami. Menulis apa yang kita alami dan pengalaman yang kita rasakan. Jika kita pernah mengalami hal-hal yang menyenangkan atau menyedihkan, seperti jatuh cinta, rindu, benci, dan sebagainya, maka kita akan gampang menuliskannya.

Ke-lima, menulis hal yang ringan. Menulislah hal-hal yang sederhana dan ringan. Hal-hal yang yang ada disekitar kita, apa yang kita lihat, rasakan, dengar, semua bisa kita tuliskan. Jika hal ringan sudah terbiasa kita tuliskan, maka menulis hal-hal yang berat akan terasa gampang.

Ke-enam, menggali ide. Salah satu kebuntuan dalam menulis kaena kurangnya ide. Menggali ide itu banyak caranya. Mulai dari membaca, mengamati, melihat, mendengar, merasakan, meneliti, mengobrol, mengikuti kegiatan, dan lainnya. Setiap ada ide tulislah di kertas atau buku kecil yang bisa dikantong. Kemudian ide itu kita tuliskan dan kembangkan. Ide menjadi pokok utama untuk menulis outline atau daftar pustaka.

Ke-tujuh menulis setiap hari. Cobalah setiap hari menulis satu lembar. Biasakan menulis selama 15 menit, sampai terus meningkat hingga satu atau dua jam. Menulis setiap hari dibutuhkan komitmen. Menulis setiap hari, tanpa terasa akan menjadi buku. Menulis beberapa paragraf. jika sudah lancar bisa sampai 2 atau 3 lembar dalam sehari.

Selama masa pandemi, saya sudah menulis puluhan artikel di media massa. Kini saya memutuskan untuk menulis buku. Menulis buku antologi sudah saya torehkan. Menulis buku solo sudah saya terbitkan. Buku saya yang berjudul “Menulis itu gampang. Mengasah Keterampilan menulis di masa pandemi” merupakan buku yang saya tulis ketika pandemi menyapa Indonesia. Dari berbagai pengalaman, literatur dan mengikuti kegiatan kepenulisan mampu saya tuliskan hingga menjadi buku.

Saya juga menulis buku biografi. Menulis kisah tentang guru saya yang banyak memberikan inspirasi. Buku yang berjudul “Sang Legenda Dakwah” adalah pengalaman bersama guru saya. Buku itu menjelaskan sedari kecil hingga sepak terjang dalam dunia dakwah dan impiannya membangun padepokan. Saya berusaha merekam dan memotret hidupnya dalam sebuah buku. Buku ini royaltinya saya serahkan ke ahli waris yaitu istrinya.

Buku “Keajaiban Ramadan” saya tulis ketika saya mengisi kultum di bulan Ramadan. Sebagaian ide dan gagasan saya tulis di blog, kemudian saya kembangkan lagi. Akhirnya menjadi sebuah buku. Buku “Kreativitas Menulis Kaum Rebahan” dan buku “Membongkar Rahasia Penulis Hebat” sedang saya kerjakan. Mudah-mudahan diberi kelancaran.

Menulis itu gampang asal kita tahu caranya, tahu celahnya, tahu tips dan triknya. Selamat menulis!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image