Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Luduk Ray

Virus Hepatitis Misterius: Apakah Pandemi akan Tetap Berlanjut?

Edukasi | Saturday, 02 Jul 2022, 21:01 WIB
Ilustrasi Hepatitis (Sumber: Pixabay)

Akhir – akhir ini dunia kembali dihebohkan dengan adanya virus hepatitis baru yang menyebar pada kalangan anak – anak yang sehat dan tidak memiliki riwayat menderita penyakit berat. Laporan dari CDC menuliskan bahwa virus yang bermula dari Inggris ini telah menyebar ke berbagai macam negara termasuk Indonesia dimana terdapat 3 anak yang meninggal akibat dari virus ini. Dengan meredanya kasus virus corona saat ini, apakah pemerintah akan memberhentikan kewajiban mematuhi protokol kesehatan atau akan tetap dilanjutkan hingga virus hepatitis mereda?

Virus hepatitis ini bermula pada pertengahan pandemi covid – 19 dimana 5 anak didiagnosis dengan hepatitis yang tidak diketahui asalnya serta tidak termasuk ke dalam jenis hepatitis A, B, dan C. Penyebaran penyakit ini mirip seperti covid – 19 yaitu melalui kontak langsung dengan penderita atau menghirup udara dari penderita yang batuk atau bersin. Perbedaan yang paling mendasar dari covid – 19 yaitu virus ini hanya menyerang anak – anak berusia 16 tahun ke bawah. Gejala paling berat dari virus ini yaitu penderita harus melakukan transplantasi ginjal.

Menurut saya, pemerintah sebaiknya memberlakukan kembali PPKM di Indonesia untuk menangkal pertumbuhan virus ini, dikarenakan perekonomian Indonesia tahun lalu pada triwulan 3 dan triwulan 4 tumbuh sebesar 3.51% dan 5.02% serta GDP Indonesia mengalami sedikit kenaikan dari Rp. 2.590 trilium pada tahun 2020 menjadi Rp. 2.773 triliun pada tahun 2021. Selain itu, PPKM yang diberlakukan dapat dilakukan hanya untuk kalangan anak – anak seperti pembelajaran kembali diberlakukannya media pembelajaran secara luring sedangkan kalangan lainnya dapat melanjutkan aktivitas secara normal.

Dengan diberlakukannya PPKM untuk masyarakat kalangan muda, pemerintah harus kembali menyiapkan bantuan seperti kuota dan jaringan internet yang memadai untuk para siswa. Namun, karena para pengajar sudah pernah melakukan pembelajaran secara online / daring pada saat pandemi covid – 19, mereka sudah mempunyai pengalaman dalam memberikan media materi online melalui bentuk video dan presentasi sehingga mereka siap jika pemerintah memberlakukan kembali PPKM sementara.

Dampak buruk lain dari virus ini yaitu meningkatnya kasus jual beli organ ginjal melalui perdagangan ilegal serta penculikan. Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya bahwa gejala buruk dari hepatitis ini yaitu perlunya melakukan transplantasi ginjal sedangkan biaya operasi yang diperlukan sangatlah besar apalagi tidak semua rumah sakit mempunyai donor ginjal yang cocok dengan penderita sehingga hal ini dapat meningkatkan kasus transplantasi ginjal yang dilakukan secara ilegal. Transaksi organ ilegal ini sudah dilakukan oleh beberapa orang yang membutuhkannya seperti kasus Arnold Putra dimana dia membeli organ manusia ilegal dari Brazil untuk kepentingan pekerjaan designnya. Oleh karena itu, dengan adanya PPKM untuk kalangan anak – anak dapat mencegah terjadinya kasus penculikan serta juga menurunkan kasus penyebaran kasus hepatitis.

Daftar Pustaka

BBC News Indonesia. 2022. Kontroversi Arnold Putra dan dugaan pesan organ manusia dari Brasil - BBC News Indonesia. [online] Available at: [Accessed 8 May 2022].

bdkjakarta.kemenag.go.id. 2022. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19. [online] Available at: [Accessed 8 May 2022].

Cbsnews.com. 2022. Mystery liver disease kills three more children after "unexpected significant increase" in cases reported. [online] Available at: [Accessed 8 May 2022].

cdc.gov. 2022. Children with Hepatitis of Unknown Cause. [online] Available at: [Accessed 8 May 2022].

Ekon.go.id. 2021. Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2021 Berikan Sinyal Positif Terhadap Prospek Ekonomi Tahun 2022 - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. [online] Available at: [Accessed 8 May 2022].

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image