Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hidayatulloh

Kehujanan Saat Liburan Musim Panas di Vienna

Wisata | Wednesday, 29 Jun 2022, 20:49 WIB

Hari pertama yang kami lakukan (saya sekeluarga) setiba di Wien Hauptbahnhof atau Vienna Central Station dari Budapest adalah membeli tiket harian di loket yang tersedia. Sebagai informasi, stasiun kereta Wien Hauptbahnhof megah, modern dan dilengkapi pertokoan barang serta makanan. Pastikan setelah keluar kereta, Anda naik eskalator atau lift (bagi yang membawa kereta bayi) lalu berjalan menuju arah pintu masuk untuk membeli tiket harian transportasi publik. Tersedia beberapa pilihan paket tiket seperti 24 jam, 48 jam, 72 jam dan sepekan bagi wisatawan dengan harga yang berbeda. Kami memilih tiket 48 jam sebab menyesuaikan rencana liburan kami menginap dua malam di hotel the Niu Franz dengan harga 14,10 euro/orang. Kami membeli dua tiket untuk saya dan istri, sedangkan anak kami berusia tiga tahun gratis. Jangan khawatir kesulitan di mesin tiket karena ada beberapa staf pria dan wanita berompi merah yang melayani turis lokal dan asing. Pembayaran pun dapat menggunakan uang tunai atau kartu debit.

Pengalaman kami selama dua hari di Vienna, tidak pernah ada pemeriksaan tiket oleh petugas di tram atau busway seperti yang sering kami alami di Budapest atau Miskolc. Namun bukan artinya Anda tidak perlu membeli tiket. Kita sebagai penumpang wajib membayar atas manfaat yang kita dapatkan yakni transportasi publik. Meskipun tak terasa, prinsipnya kita bertransaksi sewa menyewa dengan perusahaan transportasi publik dan mendapatkaan manfaat layanan tram, bus atau subway ke lokasi yang kita tuju. Jangan sampai kita mendapatkan benefit secara tidak halal dan merugikan perusahaan yang berimbas kepada kerugian finansial.

Setelah memegang tickets for public transport yang berlaku di tram, bus dan subway seluruh kota Vienna, kami memutuskan membeli makanan dan minuman karena waktu itu jam 13.21 CEST. Ada toko minuman jus buah seberang loket tiket yang menarik. Sebaiknya Anda siapkan uang Euro tunai karena tidak semua toko dan restoran menerima pembayaran dengan kartu debit atau kredit meskipun berlogo Visa atau Mastercard. Lalu kami membeli kebab dan durum sebagai makan siang di Firato, restoran Turkiye yang berlokasi di Mariahilfer Str. 183, 1150. Menurut pengamatan kami, banyak restoran Turkiye yang tersebar di ibukota Austria. Bahkan dekat hotel tempat menginap kami, ada restoran Annur yang menjual kuliner Turkiye.

Kami memulai perjalanan wisata ke Wiener Rathaus atau Vienna City Hall di Friedrich-Schmidt-Platz 1 1010. Banyak bangunan monumental dan bersejarah di area ini. Kami membutuhkan tenaga ekstra untuk berkeliling jika ingin mengunjungi semua area. Bahkan jika ingin mengunjungi pameran berbagai museum, Anda perlu menyiapkan anggaran dana yang cukup dengan uang tunai Euro atau kartu debit. Kami memutuskan hanya berkeliling tanpa masuk museum hingga akhirnya turun hujan saat kami berjalan depan Museum Gallery MUSA.

Hujan deras menyebabkan kami berhenti berkeliling area pusat kota dan memutuskan untuk segera check in ke hotel. Kami pesan taksi Bolt via aplikasi dan berangkat menuju the Niu Franz. Supir taksi adalah warga negara Turkiye yang sudah bekerja puluhan tahun di Vienna. Dia bercerita bahwa populasi muslim sangat besar disini sehingga banyak masjid dan restoran halal tersedia seantero kota. Faktanya, wanita muda dan tua menggunakan jilbab adalah hal biasa yang kami temukan di setiap lokasi.

Setelah mandi dan shalat, kami melanjutkan perjalanan wisata ke Millenium Tower yang merupakan gedung pencakar langit setinggi 50 lantai, 171 meter, gedung tertinggi kedua dan struktur tertinggi keempat di Austria dengan ketinggian 171 meter (561 kaki). Menara ini terletak di Handelskai 94-96 di distrik ke-20 Brigittenau. Kami hanya membutuhkan waktu 10 menit ke lokasi dari tempat penginapan dengan tram.

Sore hari menjelang magrib adalah waktu yang tepat berkunjung ke tempat ini. Keindahan menara dilengkapi dengan sungai Danube yang besar dan biru. Kami melihat banyak warga lokal yang beraktifitas seperti bersepeda, jalan kaki, hingga duduk santai dan memberi makan angsa di tepi sungai. Bagi Anda yang membawa kereta bayi, akses jalan masuk dan keluar stasiun tram dapat menggunakan lift.

Setelah lebih dari satu jam menikmati kemegahan Millenium Tower dan keindahan sungai Danube, kami berangkat menuju taman hiburan Prater dengan menggunakan tram. Jika Anda akan berkunjung ke Vienna, ibukota Austria untuk berlibur, jangan lupa untuk memasukkan Prater sebagai salah satu destinasi tujuan wisata. Setelah tiba di stasiun tram Prater, kami menyempatkan diri menikmati mie goreng dan ayam renyah di Noodle King dekat pintu keluar stasiun. Itu adalah salah satu restoran Asia yang populer dan cocok bagi perut orang Indonesia. Kami menemukan beberapa outlet yang serupa di beberapa tempat keramaian kota.

Cerita berlanjut ke Prater yang berlokasi di Riesenradplatz 2, A-1020 Vienna dan berjarak lima kilometer dari Wien Hauptbahnhof atau Vienna Central Station. Jam buka taman hiburan Prater adalah 11.00 hingga tengah malam setiap hari. Perjalanan kesana dapat menggunakan subway, tram atau bus dengan menggunakan tiket harian yang dapat dibeli pada mesin tiket stasiun. Bagi Anda yang membawa anak kecil dengan kereta bayi, pengalaman kami perjalanan tetap menyenangkan karena tersedia lift menuju kereta bawah tanah. Pastikan Anda memperhatikan arah menuju lift di setiap stasiun.

Apa yang menarik dari Prater? Menurut pengalaman pribadi kami, salah satu keunggulan taman hiburan ini adalah tidak perlu tiket masuk ke area tempat atraksi yang luasnya puluhan hektar. Anda membayar hanya jika mau naik semua atau sebagian permainan yang tersedia. Kami sangat menikmati pemandangan malam hari di taman hiburan ini karena berbagai atraksi yang bagus dilengkapi cahaya lampu indah. Bagi Anda yang pernah ke Dufan atau Jungeland, mungkin banyak atraksi yang mirip tetapi tentu Prater memiliki keindahan tersendiri bagi kami sebagai obat rindu tanah air tercinta Indonesia.

Penulis adalah mahasiswa University of Miskolc, Hungary penerima beasiswa Stipendium Hungaricum dan dosen UIN Jakarta.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image