Liburan Minimalis ke Vienna dan Bratislava dari Hongaria
Wisata | 2022-06-20 19:17:15Bagi kamu yang ingin mengisi liburan musim panas dari perspektif warga Indonesia yang sedang bermukim di Hongaria, mungkin tulisan ini memberikan manfaat buatmu. Saya menuliskannya dari sudut pandang pribadi sebagai mahasiswa doktoral Universitas Miskolc yang membawa pasangan dan anak usia 3 tahun. Tentu gaya liburan seperti ini berbeda dengan kamu yang lajang dari sisi biaya, pilihan penginapan, lokasi wisata dan menu kuliner. Begitu pula bagi kamu yang memiliki keluarga dengan jumlah anak lebih dari satu.
Kami (saya sekeluarga) memilih ibukota Austria dan Slovakia sebagai destinasi luar Hongaria pertama berdasarkan pertimbangan jarak yang dapat ditempuh dengan kereta. Waktu perjalanan Miskolc-Budapest dua jam dan Budapest-Vienna dua jam tiga puluh menit. Lalu Vienna-Bratislava enam puluh menit dan saya memilih pulang melalui rute Bratislava-Budapest-Miskolc. Sebenarnya ada pilihan bus tetapi kami lebih nyaman dengan kereta karena alasan kenyamanan dan pemandangan rute kereta yang menampilkan suasana pertanian Eropa. Apalagi anak kami berusia tiga tahun yang menyukai keleluasaan untuk makan, minum, tidur dan bermain selama perjalanan. Sebelumnya ia pernah mabuk perjalanan dari Budapest ke Miskolc dengan mobil Agora Tranz.
Sebelum memutuskan liburan, sebaiknya kamu memesan penginapan melalui aplikasi atau website resmi. Kami menggunakan aplikasi Booking.com untuk memesan kamar di hotel the Niu Franz selama dua malam dengan harga 193,50-euro tanpa sarapan pagi. Pembayaran melalui kasir hotel saat kedatangan menggunakan kartu debit jadi tidak perlu bayar uang muka. Lokasinya di Dresdner Str. 111, 1200 cukup jauh dari pusat kota tetapi dekat halte tram dan restoran Annur dengan menu Turkiye. Waktu check-in mulai jam 15.00 tetapi boleh menitipkan barang ke resepsionis jika datang lebih awal. Namun kami memilih check-in terlambat karena setiba Vienna langsung berkeliling kota sebelum masuk penginapan.
Setelah mendapatkan penginapan, urusan teknis kedua adalah transportasi. Harga tiket kereta Miskolc-Budapest adalah 4.590-forint dengan catatan saya mendapatkan diskon pelajar, istri membayar penuh dan anak usia tiga tahun gratis. Kami berangkat jam 07.30 CEST dari stasiun Miskolc Tiszai dan tiba di stasiun Keleti jam 09.30 CEST. Selanjutnya kami naik kereta EuroCity Budapest-Vienna jam 10.40 CEST dengan harga 49-euro atau 18.620-forint. Sebenarnya ada jadwal kereta jam 09.40 CEST tapi kami khawatir terlalu dekat dengan ketibaan kami dari Miskolc. Kami anjurkan pembelian tiket melalui aplikasi MÁV beberapa hari sebelumnya karena kami seringkali melihat antrian pembeli di loket tiket Keleti.
Tiba di stasiun utama Vienna atau Wien Hauptbahnhof jam 13.21 CEST, kami terkagum dengan kemegahan dan fasilitasnya. Sangat terlihat kesiapan kotanya menjadi destinasi wisata turis lokal maupun mancanegara. Langkah pertama setelah tiba adalah mencari loket pembelian tiket harian transportasi publik. Sebelumnya kami mengunduh aplikasi IVIE sebagai sumber informasi resmi tentang Vienna dan ada penawaran Vienna City Card, tetapi kami tidak membeli kartunya secara online karena tidak sesuai dengan kebutuhan. Fasilitas kartunya selain gratis transportasi publik, ada juga diskon restoran, museum, atraksi wisata dan hotel. Kami memilih paket 48 jam tiket kendaraan umum seharga 28,20-euro untuk dua orang karena anak kami gratis. Pembelian langsung di mesin tiket yang tersedia dekat pintu masuk utama stasiun. Tak usah khawatir gagap teknologi seperti saya, ada beberapa staf cantik dan tampan berompi merah melayani semua pengunjung yang ingin membeli tiket dengan uang tunai atau kartu debit.
Hari pertama di Vienna, kami mengunjungi Rathaus, Millenium tower dan Prater. Kami tidak mengeluarkan uang sepeser pun di ketiga lokasi ini karena hanya berkeliling dan befoto tanpa masuk museum atau menikmati permainan yang tersedia. Kemudian hari kedua kami berkunjung ke Schönbrunn dan Islamisches Zentrum Wien. Khusus di Schönbrunn, kami membeli tiket kereta wisata untuk berkeliling seharga 18-euro. Lalu kami masuk kebun binantang dengan harga tiket 44 euro. Harga tiket kereta dan kebun binatang untuk dua orang dewasa karena anak kami gratis. Masih banyak lokasi wisata menarik yang belum kami kunjungi tetapi waktu, tenaga dan biaya membatasi kemampuan menjelajahi semuanya.
Kami check-out di hari ketiga jam 10.00 CEST dan langsung menuju Wien Hauptbahnhof untuk berangkat ke Bratislava. Kami membeli dua tiket kereta OBB jurusan Vienna-Bratislava dengan harga 32-euro dan tiba di stasiun Bratislava-Petržalka. Depan stasiun tersedia mesin tiket bus dan kami membeli tiket transportasi publik berdurasi 90 menit dengan harga 5-euro untuk dua orang dewasa karena anak kami pun tak perlu beli tiket.
Kami tak berkeliling ke kastil dan lokasi wisata lain di ibukota Slovakia. Cuaca panas dan kelelahan menjadi alasan kami mencari tempat santai sambal minum es segar di Aupark, salah satu pusat perbelanjaan terbesar. Kami hanya memandangi Bratislava castle dan UFO tower dari tepi sungai Danube. Jam tiga sore kami putuskan menyudahi kunjungan singkat di kota ini dan menaiki bus ke stasiun utama Bratislava Hlavna dan membeli dua tiket dewasa tujuan Budapest seharga 30,6 euro di loket stasiun. Sayangnya kereta yang kami tumpangi berhenti akhir di stasiun Nyugati sedangkan kereta ke Miskolc tersedia di Keleti. Setiba di Nyugati jam 20.30 CEST kami pesan taksi Bolt agar dapat tiba segera di Keleti karena pilihan kereta tersisa jam 21.00 CEST. Jika terlambat maka harus menginap di Budapest. Alhasil kami tiba tepat waktu dan pulang ke tempat tinggal kami di Miskolc. Dua tiket kereta telah kami beli sebelumnya via aplikasi MÁV dengan harga 5.146 forint.
Cerita tentang lokasi yang kami kunjungi nampaknya akan kami ulas dalam tulisan berikutnya. Selamat liburan musim panas!
Penulis adalah mahasiswa Indonesia penerima beasiswa Stipendium Hungaricum di Deák Ferenc Doctoral School of Law and Political Sciences, University of Miskolc dan dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.