Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hidayatulloh

Istana Schnbrunn dan Masjid Bergaya Arsitektur Turki Usmani di Vienna

Wisata | Wednesday, 29 Jun 2022, 22:02 WIB

Agenda hari kedua kami liburan musim panas sekeluarga di Vienna adalah mengunjungi Schönbrunn Palace yang menjadi kediaman musim panas utama para penguasa Habsburg pada masa dahulu kala. Sejak pertengahan tahun 1950an, istana ini menjadi destinasi wisata penting bagi turis lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Vienna.

Ketika tiba di lokasi, pemandangan pertama yang kami lihat adalah istana megah yang berisi ribuan kamar. Anda perlu membeli tiket jika ingin masuk dan menikmati keindahan istana. Istana Rococo dengan 1.441 kamar adalah salah satu monumen arsitektur, budaya, dan bersejarah terpenting di Austria. Sejarah istana dan tamannya yang luas membentang lebih dari 300 tahun, mencerminkan selera, minat, dan aspirasi raja Habsburg yang terus berubah.

Setelah puas memandang bangunan megah nan indah, kami masuk ke pintu gerbang sebelah kiri dan naik kereta wisata untuk menuju kebun binatang tertua di Eropa. Kami membayar tiket kereta wisata 9 euro/orang sehingga total 18 euro dengan uang tunai. Petugas tidak menerima kartu debit atau kredit. Pastikan Anda bawa uang tunai yang cukup. Tiket berlaku pulang pergi dari pintu masuk hingga berkeliling seluruh area Schönbrunn. Jadi Anda dapat melihat semua area dengan menggunakan kereta wisata, khususnya turis seperti kami yang membawa anak kecil. Jika berjalan kaki pun, mungkin lebih menarik dan menantang.

Setiba di pintu masuk Schönbrunn Zoo, kami antri beli tiket seharga 22 euro/orang setelah diskon karena kami menaiki kereta wisata. Total jadi 44-euro bedua karena anak kami dibawah 6 tahun gratis. Layaknya seperti Kebun Binatang Ragunan yang sering kami kunjungi di tanah air, banyak pedagang makanan minuman hingga mainan disini. Bagi yang membawa anak kecil, bersiaplah dengan anggaran jajanan minimal minuman dan makanan ringan karena berkeliling cukup melelahkan. Tapi tidak usah khawatir jika kehabisan uang tunai, mayoritas pedagang menerima pembayaran dengan kartu debit.

Seperti layaknya kebun binatang, kami menghabiskan waktu untuk melihat tingkah laku berbagai hewan. Panda raksasa, penguin dan orang utan merupakan binatang ikonik disini meskipun yang lain seperti zebra, singa, harimau, beruang dan lainnya. Menurut kami, tata cara penempatan hewan sangat aman bagi pengunjung sehingga potensi kecelakaan jarang terjadi. Sebagai yang terbaik di Austria dan Eropa, kebun binatang ini layak dikunjungi bagi wisatawan yang ingin membahagiakan anak kecil.

Setelah lelah berkeliling jalan kaki, kami keluar area kebun binatang dan membeli minuman, roti dan es krim sambil menunggu kereta wisata untuk kembali ke pintu utama. Ternyata ketika naik kereta, kami disuguhkan banyak lokasi bersejarah terkait dengan istana Schönbrunn seperti Panorama of Schönbrunn from the Gloriette, The Roman Ruin, Sundial House, The Palm House, Columbary dan lainnya. Selama perjalanan kereta wisata, ada narator melalui speaker yang menjelaskan tentang sejarah tiap lokasi yang kami lewati dengan bahasa Jerman, Inggris dan Spanyol. Ternyata kami baru sadar hikmahnya naik kereta wisata yakni mendapatkan cerita sejarah plus hemat tenaga.

Tak terasa waktu kami habis seharian di Schönbrunn dan itu pun kami tidak mengeksplorasi detail setiap kastil dan atraksi lainnya. Lalu kami segera naik tram menuju Islamic Center of Vienna yang berlokasi di Am Bruckhaufen 3, 1210. Kami membutuhkan waktu sekitar 30 menit menuju masjid terbesar di Austria dengan tram dari Schönbrunn.

Masjid megah bergaya arsitektur Turki Usmani ini berdiri di atas tanah seluas 8.300 meter persegi dan agak jauh dari pusat kota. Bangunan berkubah hijau dua lantai ini dilengkapi dengan minaret setinggi 32 meter. Dalam catatan tertulis dekat pintu, masjid ini mendapatkan bantuan finansial dari Faisal bin Abdul Aziz al-Saud, Raja Arab Saudi pada tahun 1975 setelah pembangunan ini terbengkalai akibat kekurangan dana. Dengan lahan parkir luas dilengkapi dengan restoran, masjid ini sangat cocok bagi wisatawan yang ingin melaksanakan shalat dan menikmati keindahan arsitektur tempat ibadah umat Islam sambil rehat sejenak. Kami tiba di waktu shalat Ashar dan bertemu dengan banyak warga Austria yang nampaknya keturunan Turkiye, Timur Tengah dan India/Pakistan/Bangladesh (penampilan orang dari ketiga negara ini kadang serupa).

Kami telah berkunjung ke masjid di waktu yang tepat karena sore hari cuaca cerah. Lokasi masjid berdekatan dengan tepi sungai Danube yang menjadi tempat wisata warga lokal karena tersedia fasilitas taman, lapangan dan area rumput hijau yang luas. Kami menemukan banyak orang dewasa dan anak-anak berenang di tepi sungai yang bersih dan biru. Kami menghabiskan waktu cukup lama di playground dengan anak kami lalu berjalan kaki melintasi tepi sungai yang ramai.

Jelang malam kami pulang ke hotel dan menikmati makan malam berupa kebab dan durum di restoran Turkiye dekat tempat menginap. Kelelahan sepanjang hari terbayarkan dengan kepuasan menikmati liburan di kota yang indah dan ramah.

Penulis adalah dosen UIN Jakarta, alumni Pondok Modern Darussalam Gontor (1999-2005) dan Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darussunnah Jakarta (2007-2011). Sejak 2021 menjadi mahasiswa di University of Miskolc Hungary dengan beasiswa Stipendium Hungaricum.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image