Allah Yang Maha Menutup dan Membuka Segala Akses
Agama | 2021-11-01 11:40:55Indonesia mulai memasuki masa pandemi sejak Maret 2020, tepatnya dua pekan setelah kami kembali dari perjalanan Umrah plus Turki bersama para jamaah. Siapa sangka, ternyata perjalanan umrah kala itu yang menjadi keberangkatan terakhir kami sebelum dunia ini dilanda pandemi yang belum kunjung berakhir hingga hari ini. Pandemi ada sebab Rabb semesta alam menjadikannya ada, bukan sebab kendali manusia.
Berbagai rancangan kegiatan yang telah dirancang untuk setahun kedepan bahkan harus terhenti sebab adanya pandemi, termasuk kami yang sudah memiliki beberapa jamaah Umrah untuk keberangkatan bulan Ramadhan kala itu. Bagi sebagian orang, pandemi ini layaknya sebuah monster yang datang dan menghantam seluruh apa yang ada di atas permukaan bumi, namun bagi sebagian orang yang lain pandemi ini bagaikan sebuah hadiah yang telah Allah siapkan sedemikian rupa, hadiah yang Allah berikan ke seluruh penjuru dunia tanpa terkecuali.
Hari demi hari dilalui, kebijakan demi kebijakan dijalani bersama, namun titik akhir dari pandemi belum kunjung ditemukan bahkan sampai detik ini. Berbagai pencegahan dilakukan guna memutus mata rantai penularan Virus Corona dengan harapan agar kesehatan dunia bisa kembali pulih dan perjalanan Umrah kembali dibuka seperti sedia kala. Namun saat itu rasanya dunia seperti runtuh seketika tanpa ada secercah cahaya yang hadir menyinari harapan-harapan kami. Sampai pada titik dimana semua negara di dunia ini memberlakukan penutupan akses masuk pada setiap bandara. Hal ini tentu berdampak pada perjalanan ibadah Umrah kami bersama para jamaah. Begitu banyak kebijakan yang dilayangkan guna menjaga kesehatan bersama.
Menunggu dibukanya akses jamaah Umrah, kami berinisiatif untuk membesarkan pendidikan di Yayasan Baitul Qur'an Muthma'innah. Yayasan yang bergerak pada bidang pendidikan dan perjalanan Umrah ini bersifat keluarga sebab didirikan dan dikelola oleh keluarga besar kami. Yayasan ini berdiri sejak tahun 2013, jauh sebelum pandemi melanda dunia. Saat itu, kami hanya memiliki satu bangunan tertutup dengan ukuran cukup besar. Letaknya bukan di pinggir jalan, keberadaannya tidak terlihat oleh banyak orang, namun Allah menakdirkan banyak langkah kaki yang sampai di lokasi yayasan kami.
Bangunan ini bermula pada perjalanan Haji yang dilakukan oleh Orangtua kami pada tahun 2012 silam. Saat di multazam, beliau tertidur dan bermimpi didatangi oleh seorang laki-laki yang ciri-cirinya menyerupai fisik Rasulullah SAW yang digambarkan di dalam Al-Qur'an. Kemudian beliau bersalaman namun tidak saling menyentuh. Sejak itu, beliau terbayang ada sebuah bangunan kecil yang didalamnya banyak orang datang berbondong-bondong guna memperbaiki agama Allah. Sepulangnya beliau dari perjalanan Haji saat itu, beliau mengaktualisasikan apa yang ada dalam bayangannya dengan mendirikan sebuah bangunan yang fungsinya adalah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, khususnya untuk memperlajari agama Islam.
Sejak awal berdirinya, pendidikan yang dilakukan di dalam bangunan itu berfokus pada pendalaman ajaran-ajaran Islam. Seperti; belajar membaca Al-Qur'an, menghafal Al-Qur'an, mendalami ilmu hadits, ilmu fiqih, memperbaiki akidah, akhlak, dan lain sebagainya. Santrinya berasal dari berbagai kalangan dan beragam usia tanpa terkecuali dan saat itu, kami telah memiliki jenjang pendidikan formal untuk usia Taman Kanak-kanak alias TK. Kini, sejak awal pandemi 2020 silam, pendidikan pada yayasan kami mulai melebarkan sayap dengan membuka jenjang pendidikan formal untuk usia SD. Insya Allah mulai tahun 2022 nanti kami akan membuka jenjang pendidikan formal untuk usia SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Apa mungkin? Tentu saja sangat mungkin!!!
"Tidak ada yang tidak mungkin, jika kita melibatkan Allah untuk mengawal setiap impian yang kita miliki. Tidak ada yang mustahil terjadi, jika Allah mengizinkan semuanya untuk terjadi. Tidak ada pula yang dapat membatasi setiap keinginan kita, kecuali pikiran kita sendiri." - Vita Putri
Maka, sudah seharusnya kita menyerahkan segala kehendak atas impian kita hanya kepada Allah. Tidak perlu lagi kita memikirkan bagaimana caranya, sebab bisa jadi yang terbayang oleh kita sebagai manusia hanya satu cara saja, tapi nyatanya Allah punya cara-cara lain yang tidak terhingga untuk bisa menjadikan impian kita nyata. Seperti yang tertera pada judul tulisan kali ini; Allah Yang Maha Membuka dan Menutup Segala Akses.
Manusia sering terkubur pada pikirannya sendiri yang tanpa disadari, pikirannya sendirilah yang kemudian membatasi impiannya. Dalam sebuah hadits diriwayatkan; "Artinya: Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata bahwa Nabi Saw bersabda, âAllah SWT berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku."
Di tengah masa pandemi, kami menambah 3 lantai bangunan untuk ruang belajar santri, musholah untuk sholat berjamaah, juga beberapa ruang asrama. Saat banyak orang yang kekurangan sebab kondisi pandemi, Alhamdulillah Allah justru membukakan jalan pintu-pintu rezeki untuk kami menambah fasilitas yayasan. Allah cukupkan aliran dana untuk pembangunan pesantren kami bahkan dari arah yang tidak kami sangka. Allah datangkan pula beberapa donatur yang turut mengantarkan donasi berupa uang dan wakaf tanah untuk perluasan lembaga pendidikan kami.
Di tengah masa pandemi pula kami memproses izin operasinal Pesantren Tahfizh Muthma'innah dan Alhamdulillah atas izin Allah prosesnya tidak lama. Tepatnya pada tanggal 30 Juli 2021 izin operasional pesantren kami turun.
Bismillah.. semoga kemudahan-kemudahan yang telah Allah berikan selama ini kepada kami mengantarkan kemudahan-kemudahan yang lain kepada kami untuk mendidik para santri agar menjadi santri-santri yang hafal Al-Qur'an dan berakhlak mulia. Aamiin yaa robbal 'alamiin..
Oleh : Vita Alfiani Putri, M.Pd (Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizh Muthma'innah, Mustikajaya - Kota Bekasi)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.