Guru MTsN 3 Bantul Terbitkan Buku “Menebar Rasa”
Sastra | 2021-10-30 11:29:20Bantul DIY- Setelah berhasil menerbitkan beberapa buku melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati, Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul DIY, Drs. Sutanto seakan tiada lelahnya untuk terus berkarya menyalurkan hobinya menulis. Dalam waktu dekat bukunya yang ke-9 yang berjudul Menebar Rasa dengan nomor ISBN 978-623-98420-4-8 akan segera terbit. Yang spesial, buku yang berisi kumpulan puisi ini diberi pengantar oleh Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM sekaligus Penyair, Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum dan Motivator Nasional, Fuzna Marzuqoh, SH.
Hal tersebut dikatakan Sutanto, Sabtu (30/10/2021) di kediamannya Celep RT.07 Srigading Sanden Bantul.
âSampai saat ini ada delapan buah yang telah saya tulis : Anggrek Vanda untuk Bunda, Nada-nada Cinta, Pahlawan Ketapel, Rangkaian Kata Sarat Makna, Burung Berhati Emas, Untaian Kata Penuh Makna, Pak RT Menjadi OTG, Gurit 53. Dan buku ini adalah buku solo yang kesembilan,â ujar Sutanto.
Menurut Novi Siti Kussuji Indrastuti, membaca antologi puisi Menebar Rasa karya Sutanto ini ibarat menapaki semesta kehidupan yang sarat dengan pengalaman hidup yang diperkuat dengan ekspresi jiwa, suasana batin, dan nuansa rasa yang kaya akan perenungan. Dalam antologi puisi ini tampak bahwa penyair mengembangkan gaya penulisan lirik untuk mengemukakan berbagai pesan dalam sajak-sajaknya. Esensi puisi lirik adalah puisi yang diciptakan untuk mengekspresikan ide, gagasan, pesan, atau pengalaman batin penyairnya dengan segala macam endapan kenangan, sikap, maupun suasana batinnya. Pada umumnya dalam puisi lirik gagasan penyair disampaikan melalui âaku lirikâ.
Dalam antologi puisi ini berbagai aspek kehidupan dan pesan diramu dan dikombinasikan sedemikian rupa dalam susunan dan bahasa yang indah sehingga makna yang disampaikan serasa semakin dalam. Beberapa puisi dalam antologi ini melukiskan tentang romantika kenangan cinta dan rindu yang terpendam, seperti dalam sajak berjudul âCerita Kala Remajaâ, âDenting Gitarmuâ, âGadis Jelitaâ, âDebaran di Dadaâ, dan sajak âBersamamuâ yang mengemukakan tentang nikmatnya masa remaja yang penuh romantika.
Sajak-sajak dalam antologi puisi ini juga kental dengan nuansa religius. Misalnya, sajak â Ceritaku Sampai di Mana?â yang mengemukakan bahwa manusia itu sangat âkecilâ dan tidak berdaya di hadapan Tuhan. Sajak âCemburukah Tuhanâ mengungkapkan bahwa manusialah yang membutuhkan Tuhan, bukan Tuhan yang membutuhkan manusia sehingga manusia senantiasa harus mendekatkan diri kepada-Nya.
Sajak-sajak yang termaktub dalam antologi puisi Menebar Rasa ini juga sarat dengan muatan-muatan edukatif. Hal ini disebabkan adanya keterkaitan dengan latar belakang profesi penyair sebagai pendidik. Melalui puisinya, penyair menyelipkan pesan-pesan yang mampu mengedukasi dan bermanfaat bagi para pembacanya.
â Sesuai dengan judulnya, antologipuisi Menebar Rasa menyuguhkan aneka rupa rasa, seperti cinta, rindu, sedih, semangat, sesal, syukur, luka, pasrah, gelisah, resah, kesah, kecewa, sabar, dan bahagia. Antologi puisi ini juga sarat dengan muatan pesan edukatif,â pungkas Novi.
Fuzna Marzuqoh sangat tertarik dengan buku yang akan terbit ini, dalam karya Sutanto ini dia menemukan untaian kata yang indah bak bunga berkembang. Diawali dengan penyadaran tentang aku dan kau yang merupakan wayang, yang harus mengikuti kemauan Sang Dalang. Lalu dilanjutkan dengan goresan tentang lidah tak bertulang, namun bisa tajam melebihi pedang. Sampai pada cerita masa kecil yang indah untuk dikenang.
Menurutnya, Sutanto menunjukkan kualitasnya sebagai seniman kata, setiap diksi yang dipilih, memiliki kedalaman makna.
âPokoknya tak puas rasanya membaca buku ini hanya sekali dua kali, ingin lagi, dibaca lagi, tetap indah terasa. Banyak hal isinya, ada semangat yang memotivasi. ada cinta kasih yang tinggi dan ada peristiwa dalam kehidupan sehari-hari,â pungkas Fuzna.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.