Guru MTsN 3 Bantul Napak Tilas
Kisah | 2024-07-02 07:43:21Masa lalu tidak selayaknya diupakan begitu saja meski tidak semuanya manis untuk dikenang. Namun terkadang dari situasi seperti itu seseorang dapat menyesap romantika masa lalu untuk dijadikan semangat menumbuhkan semangat baru.
Nampaknya pemikiran itu yang mendorong guru seni budaya MTsN 3 Bantul, Sutanto melakukan napak tilas ke Kalurahan Sidumartani Ngemplak Sleman, Senin (1/7/2024).
Bagi Sutanto, Sindumartani adalah sebuah sejarah hidup yang tak mungkin dilupakannya. Kala itu (tahun 1991)selama 3 bulan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di dusun Tambakan Sindumartani Ngempak bersama rekan-rekannya sebagai mahasiswa IKIP Yogyakarta (saat ini UNY).
Kehadiran Sutanto disambut baik Kepala Urusan Danarta, Muhammad Romli di ruang kerjanya. Meski awalnya terkejut dan agak pangling karena 33 tahun tidak bertemu, akhirnya terbuka kembali memori dan mengingatnya kembali.
“Saya ingat betul, waktu itu mas Tanto yang pintar main gitar dan nyanyi menghibur warga masyarakat. Ternyata waktu berjalan begitu cepat tak terasa sudah 33 tahun lalu,” ujar Romli sembari tersenyum.
Saat dirinya KKN, Sutanto masih ingat bahwa Muhammad Romli yang saat itu jabatannya masih Kabag Sosial adalah sosok yang paling berjasa bagi dirinya karena dengan gaya low profile banyak memberi bantuan pemikiran untuk suksesnya program.
“Pak Romli saat itu usianya baru 24 tahun, sangat enerjik. Sebagai pamong muda dan dekat dengan kalangan muda, membuat saya dan teman-teman banyak terbantu,” tutur Sutanto.
Sebagai bentuk rasa hormat dan mempererat kekeluargaan, Sutanto menyampaikan cindera mata 2 buah buku solo yang diterbitkan melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati yaitu Gurit 55 dan Gurit 56 yang berisi kumpulan geguritan.
Mendapat cindera mata 2 buah buku, Romli merasa senang dan menyampaikan terimakasih , dirinya berjanji suatu saat akan melakukan kunjungan balasan.
Dari Kalurahan Sindumartani, Sutanto melanjutkan silaturahmi di kediaman mantan Dukuh Tambakan (alm) Muh.Tasinun diterima Sih Kadarwati (istri almarhum) yang sudah purna tugas sebagai PLKB. Di rumah inilah, dirinya bersama 9 teman lain merasakan menyatu dengan masyarakat dalam berbagai kegiatan dengan segenap pernak pernaik suka duka. 3 bulan merupakan waktu yang cukup untuk mengenal masyarakat dengan berbagai karakter dan untuk memahami karakter teman dalam satu kelompok.
Di akhir kunjungan, tak lupa Sutanto juga memberikan bukunya yang berjudul Ukara Rinumpaka (kumpulan quote berbahasa jawa).
Meski tak lama melakukan silaturahmi, namun obsesi yang telah lama dipendamnya untuk dapat mengunjungi tempat KKN sudah dapat dilakukan.
“Romantika masa lalu yang hadir kembali, semoga dapat memacu diri untuk kebih semangat untuk berkarya dan terus berkarya,” pungkas Sutanto.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.