Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Sutanto Terbitkan Buku 'Warta Penanda Masa'

Guru Menulis | 2024-07-23 12:49:16
Sutanto dan Cover buku Warta Penanda Masa

Guru MTsN 3 Bantul, Drs. Sutanto tak berhenti berkarya, kali ini dia menulis buku solo berjudul “Warta Penanda Masa” melalui Komunitas Yuk Menulis (KYM) pimpinan Vitriya Mardiyati. Buku tersebut merupakan buku ketiga yang ditulisnya di 2024, dan menjadi buku solo ke 26 semenjak aktif di KYM sejak Maret 2020.

Menurut Sutanto, ada saatnya manusia terkadang merindukan untuk dapat mengungkap romantika masa lalu. Romantika masa lalu dapat menumbuhkan rasa yang mengharu biru dalam diri seseorang. Berdasar pemikiran tersebut yang mendasarinya menulis kumpulan artikel di tahun 2022.

“Buku ini berisi rangkuman artikel/ naskah berita yang pernah dibuat di tahun 2022. Judul “Warta Penanda Masa” dipilih sebagai pengingat 113 berita yang pernah dibuat untuk dikirim ke media online maupun media cetak,” terangnya.

Vitriya Mardiyati memberi apresiasi kepada Sutanto yang tetap mempercayakan pembuatan buku di KYM. Karena sejak bergabung di komunitasnya 2020 lalu sudah aktif menulis buku solo, buku antologi maupun mengikuti even-even yang digelar KYM.

“Saya mengapresiasi keaktifan Pak Tanto dengan memberinya 3 penghargaan sekaligus di akhir 2023 kemarin dan memberi kepercayaan sebagai koordinator salah satu sayap literasi yang ada di KYM. Semoga hal ini bisa menginspirasi penulis lain,” tutur Vitriya.

Philipus Jehamun, wartawan senior yang memberi pengantar buku Sutanto

Buku spesial yang akan terbit ini diberi pengantar Drs. Philipus Jehamun (Pemimpin Redaksi media online beritabernas.com). Philip mengaku mengenal Sutanto sejak sekitar 20 tahun yang lalu, saat itu dirinya menjadi salah satu Redaktur di Harian Bernas Jogja dan Sutanto masih sebagai Guru MTsN Pundong Bantul dan sebagai Sekretaris Umum (Sekum) Pengcab Percasi Bantul.

Menurut Philip, pekerjaan menulis sebenarnya tidak sepenuhnya identik dengan profesi wartawan. Karena ada profesi lain, seperti profesi guru, juga melakukan pekerjaan menulis, baik karena tuntutan pekerjaan maupun karena hobi atau bakat. Setidaknya itu yang sudah dilakukan dan dibuktikan oleh Sutanto, Guru MTsN 3 Bantul selama ini.

“Meski berprofesi sebagai guru, ia juga melakukan pekerjaan wartawan yaitu menulis, baik karena tuntutan profesi maupun karena hobi. Bahkan menulis sudah menjadi "darah" Pak Tanto-sapaan Drs Sutanto karena selain bekerja sebagai seorang guru juga sebagai wartawan.Hal ini patut diapresiasi dan bisa menjadi inspirasi bagi siapa pun,” tandasnya.

Bedanya, menulis bagi wartawan adalah pekerjaan utama atau sebuah profesi. Sebagai profesi, seorang wartawan dibayar atau digaji oleh perusahaan karena menulis. Dengan kata lain, dengan menulis baik berupa berita maupun opini, seorang wartawan atau jurnalis mendapatkan penghasilan atau digaji.

Sementara bagi profesi lain selain wartawan, seperti guru, penghasilan atau pendapatan bukan semata-mata dari pekerjaan menulis tapi dari pekerjaan sebagai guru yakni mengajar dan mendidik anak-anak. Singkat cerita, menulis bagi wartawan adalah pekerjaan utama dan bersifat wajib, sedangkan bagi profesi lain seperti guru, menulis adalah pekerjaan sampingan atau karena hobi, bukan pekerjaan utama.

Meski tidak sepenuhnya mendapatkan hasil atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan imbalan apapun dari tulisan, namun Pak Tanto tetap produktif menulis layaknya wartawan. Hal ini patut diapresiasi karena motivasinya bukan uang atau mendapat imbalan apapun, tapi karena hobi dan selalu ingin mengembangkan bakat atau mengasah ketrampilan menulis.

“Lewat tulisan, Pak Tanto ikut berperan menyebarkan informasi dan pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya. Kemampuan atau ketrampilan menulis bagi siapa pun, termasuk guru, sangat penting karena bisa mentransfer ilmu pengetahuan tidak hanya secara lisan seperti mengajar di depan kelas tapi juga lewat tulisan. Menulis merupakan suatu pekerjaan menuangkan ide atau gagasan yang dapat dibaca, dicerna dan dipahami pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan bahkan bisa menjadi sumber inspirasi. Sebuah tulisan bisa menjadi bukti otentik buah pikiran dan pengetahuan seseorang yang tak akan pernah hilang,” pungkas Philip.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image