Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Novia Nur Aulia

Kaitan Raut Wajah dengan Kesantunan dalam Berbicara

Eduaksi | Saturday, 25 Jun 2022, 23:43 WIB

Dosen pengampu : Dr Aida Azizah, S.Pd., M.Pd (Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sultan Agung)

Penulis : Novia Nur Aulia (Mahasiswi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung)

Semua orang pasti jika menganggap santun itu sama dengan sopan atau sering diucapkan sopan dan santun, tapi sebenarnya terdapat perbedaan diantara kedua kata tersebut. Sopan ini memiliki arti menunjukkan rasa hormat kepada seseorang yang diajak bicara. Sedangkan santun ini artinya lebih ke memperhalus apa yang diungkapkan yang melibatkan raut wajah orang yang berbicara.

Dalam berbicara tentulah harus menerapkan kesantunan dalam berbahasa oleh karena itu, kesantunan berbahasa memiliki banyak pemahaman yang harus memperhatikan berbagai macam keadaan atau kondisi lingkungan dan juga nilai-nilai sosial budaya masyarakat yang ada disekitar.

Menurut Brown dan Levinson kesantunan ini adalah sebuah sikap kepedulian kepada wajah atau muka, baik milik penutur atau mitra tutur. Arti wajah bukan meliputi muka fisik akan tetapi harga diri. Dari teori ini santun memiliki arti kemampuan untuk selalu menjaga harga diri, perasaan dan kehormatan baik diri sendiri atau orang lain.

Berikut adalah prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson berkaitan dengan nosi muka, yaitu nosi muka positif dan nosi muka negatif. Yang saya analisis dari cerpen berjudul “Tidak Akan Kuulangi!” karya Alif Shara Rahmawati dalam buku berjudul Hilang Tanpa Harapan yang diterbitkan oleh Istana Media.

a. Nosi muka positif

Adalah muka yang menunjukkan citra diri seseorang yang apa yang dituturkannya diyakini sebagai suatu hal yang baik, menyenangkan, patut dihargai, dll. Di dalam cerpen tuturan yang menunjukkan nosi muka positif adalah,

(1) “Dila bilang mau jadi dokter, bener? Ibu tahu itu sulit. Belajar yang rajin tapi jangan terlalu keras dengan dirimu.”

Tuturan (1) termasuk ke dalam tuturan yang santun karena ibu memahami keadaan sulit yang dialami Dila, dan tidak memaksakan Dila untuk terlalu keras kepada diri sendiri.

(2) “Baiklah, lanjutin besok aja. Sekarang kamu istirahat dulu.”

Tuturan (2) termasuk ke dalam tuturan yang santun karena mengetahui keadaan mitra tutur yang lelah dan menyarankan untuk beristirahat.

b. Nosi muka negatif

Adalah muka yang menunjukkan citra diri seseorang berkeinginan agar dia dihargai dengan jalan penutur membiarkannya bebas dari keharusan melakukan sesuatu. Di dalam cerpen tuturan yang menunjukkan nosi muka negatif adalah,

(3) “Jangan berisik tengah malem!”

Tuturan (3) menunjukkan tuturan yang tidak santun karena penutur tidak membiarkan mitra tuturnya bebas melakukan apa yang dirasakannya, dan terkesan membatasi ini juga menyangkut ketidaksantunan muka negatif.

(4) “Jangan nangis!”

Tuturan (4) termasuk ke dalam tuturan yang tidak antun karena penutur memaksa mitra tutur untuk tidak menangis padahal perasaan manusia sulit dikendalikan, dan berkaitan dengan muka negatif yang mempengaruhi.

Prinsip kesantunan Brown dan Levinson tidak berkenaan dengan kaidah-kaidah, tetapi menyangkut strategi-strategi. Berikut lima strategi kesantunan yang dapat dipilih agar penutur santun sebagai berikut melakukan tindak tutur secara apa-adanya, tanpa basa-basi, melakukan tindak tutur dengan menggunakan kesantunan positif, melakukan tindak tutur dengan menggunakan kesantunan negatif, melakukan tindak tutur secara off record dan tidak melakukan tidak tutur atau diam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image