Sekolah Berbasis Sumber Daya
Sekolah | 2022-06-22 17:22:05Perkembangan pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini mulai menggeliat ke arah yang lebih baik. Hal ini tidak terlepas dari beberapa kebijakan yang mengarah pada perbaikan kualitas guru.
Perbaikan kualitas tersebut seperti pendidikan guru penggerak, PPG dan tersedianya pendidikan dari diknas lewat kursus singkat yang bisa diambil dan bersertifikat.
Upaya tersebut patut diapresisasi karena jika ditilik kebelakang bahwa kualitas pendidikan di Indonesia juga pengaruh dari kualitas para gurunya. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah guru yang perlu di perbaiki? ataukah juga para pemimpin pendidikannya? .
Perubahan mindset pemimpin sekolah sangat menentukan perkembangan dunia pendidikan ditingkat dasar. Kenapa demikian? karena ketika mindset pemimpin sekolah berubah maka perubahan tersebut akan dibawa dan diikuti oleh guru dan staff di bawahnya.
Inilah pentingnya pemimpin pendidikan yang nantinya akan membawa perubahan besar dan mempengaruhi kualitas pendidikan secara keseluruhan. Lalu bagaimana membangun pemimpin pendidikan yang baik dan visioner serta dapat membawa dampak yang luar biasa. Jawabannya adalah berfikir berbasis sumber daya (aset).
Kita akan memulai pemimpin pendidikan dari sekolah, yaitu kepala sekolah. Seorang kepala sekolah setidaknya harus berfikir bahwa sekolah merupakan sebuah eksistem.
Dalam sebuah eksoistem terdapat biotik maupun abiotik yang semuanya terdapat dalam sekolah tersebut. Ekosistem biotik maupun abiotik dalam suatu sekolah adalah aset berharga jika digunakan dengan baik dan semestinya. Bahkan jika kepala sekolah berfikir bahwa eksoistem adalah sebuah aset besar maka perubahan besar akan terjadi dalam sekolah tersebut.
Banyak kepala sekolah seringkali mengeluhkan kemunduruan sekolahnya lewat beberapa alasan seperti lokasi yang kurang strategis, kualitas guru yang kurang, sekolah yang kurang sarana prasana dan yang sering di keluhkan lagi adalah masalah dana.
Hal-hal tersebut sering menjadi keluhan para kepala sekolah kenapa sekolah tidak maju dan lain sebagainya. namun apakah benar demiakian? atau hanya sebagai alasan karena mindset yang salah?.
Untuk merubah mindset tersebut kepala sekolah harus melakukan riset sumber daya apa saja yang dimiliki oleh sekolah dan dapat dimanfaatkan untuk perkembangan kemajuan sekolah di masa depan. Setidaknya terdapat 7 aset dalam ekosistem sekolah/daerah sekitarnya baik bersifat biotik maupun abiotik. Aset-set tersebut diantaranya:
1. Manusia
Aset manusia dalam ekosistem sekolah meliputi siswa, karyawan, guru, orang tua, wali murid dan semua yang berhubungan langsung dengan sekolah.
Aset siswa misalnya, sekolah dapat berkolaborasi dengan siswa berprestasi untuk membawa sekolah lebih berprestasi misalnya dengan mengikutkan mereka ke beberapa lomba sesuai dengan talentanya, orang tua yang mempunyai profresi tertentu juga sebagi aset sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pengajaran, misalnya mengundang mereka dalam mata pelajaran profesi dan orang tua diminta untuk sharing tentang profesi mereka atau aset mansuia lain yang dapat dikolaborasikan untuk pengajaran yang berpihak kepada siswa.
2. Sosial.
Aset sosial dalam hal ini adalah seberapa jauh jaringan sekolah dibangun dalam bidang sosial baik kepada sebuah institusi, asosiasi, organisasi keagamaan, organisasi profesi dan organisasi lain yang dapat dikolaborasikan untuk kepentingan sekolah yang bermuara pada pemanfaatan pengajaran yang berpusat kepada murid.
Contoh dalam hal ini adalah siswa diajak ke panti asuhan setiap perayaan kegamaan untuk mengimplementasikan rasa peduli terhadap sesama, bekerjasama dengan rumah sakit dengan mengunjnginya dalam program dokter kecil dengan tujuan mengerti kinerja rumah sakit dan cara penangannya, kunjungan siswa ke pabrik untuk mengetahui cara pengolahan produk tertentu dan memberikan pelajaran di lapangan.
3. Fisik.
Aset fisik merupakan aset yang dapat dilihat secara fisik dan dan dirasakan secara nyata oleh panca indra. Aset ini merupakan aset utama karena mempengaruhi kesan pertama orang melihat kondisi sekolah tersebut.
Misalnya dalam hal ini adalah gedung yang mewah dan megah akan menarik orang-orang untuk mendaftarakan anak-anak mereka, fasilitas yang lengkap dengan semua cabang olahraga juga merupakan magnet orang lain tertarik bergabung. Namun tidak semua aset tersebut sebagai satu-satunya untuk maju dan memandang selain hal tersebut tidak dapat berkembang.
Sekolah yang tidak mempunyai aset gedung mewah dapat memanfaatkan aset lain untukmenajdi daya tarik sekolah misalnya dengan menghias memakai barang-barang bekas, merenivasi taman agar terlihat sejuk dan sellau menjaga kebersihan sekolah juga dapat diciptakan agar orang tertarik di sekolah tersebut.
4. Lingkungan alam.
Aspek lingkungan alam bisa dimiliki oleh sekolah itu sendiri atau aset yang dimiliki oleh daerahnya. Lingkungan alam disini meliputi, air, udara, danau sungai dan semua yang berbau alam yang dapat dimanfaatkan untuk pengajaran berpusat pada murid.
Contoh dalam hal ini adalah pemanfaatan lahan kosong untuk kepentingan pengajaran seperti kolam lele, pertanakan ayam atau membuat taman yang dapat dimanfaatkan pengajaran di luar kelas.
Aset daerah juga dapat dimasukkan dalam lingkungan alam seperti taman rekreasi yang dimiliki oleh daerah yang dimanfaatkan oleh sekolah sebagai tempat rekreasi siswa. Alam sekitar sekolah seperti pemanfaatan barang-barang bekas di sekitar sekolah untuk media pembelajaran, atau pemanfaatan air AC untuk penyiraman bunga dan aset lain yang secara kreatif dapat dipraktikkan.
5. Finansial.
Finansial merupakan aset yang sering disebut sumber aset utama untuk perkembangan sekolah dan pengajaran. Hal ini dapat dimaklumi karena semua hal membutuhkan uang baik pengajaran, pengadaan sarana prasarana, gaji karyawan dan guru dll.
Namun aspek finansial yang dijadikan set ini adalah bagaimana keuangan ini dapat diperoleh dengan cara kreatif untuk menghasilkan hal-hal yang produktif.
Sumber keuangan bisa diperoleh lewat dua hal yaitu iuran siswa (SPP dan biaya ekstra) dan yang paling populer adalah dana BOS (Bantuan Operaional Sekolah) namun jika kepela sekolah hanya mengandalkan hal ini maka akan sangat terbatas untuk mengembangkan sekolah.
Sumber lain secara kreatif agar kegiatan siswa berjalan tidak melulu dari iuran orang tua maupun siswa namun dapat diperoleh dari sponsor pihak luar yang dikolaborasikan kegiatannya di sekolah.
6. Politik.
Aset politik disini tidak berkaitan dengan partai politik namun lebih berhubungan dengan kebijakan pemerintah yang bermanfaat pada kegiatan pengajaran antara lain kolaborasi dengan dinas pendidikan tentang vaksin anak di sekolah, kerjasama dengan instansi tentang seminar pendidikan bersama dinas pendidikan dll.
7. Agama/Budaya.
Agama dan budaya untuk kepentingan pengajaran dan pendidikan adalah hal yang sering kita lihat di sekolah untuk kegiatan siswa. Seperti perayaan keagamaam di sekolah untuk pengajaran seperti mengundang ustads pada perayaan agama Islam, festival budaya dan lomba di sekolah, mengikuti festival budaya yang diikuti daerahnya atau mengunjungi tempat-tempat seperti museum yang menjadi set daerah namun dimanfaatkan sebagai bahan pengajaran.
Aset-aset diatas dapat digunakan sebagai dasar pemikiran kepala sekolah untuk membuat kratifitas kegiatan atau kreatifitas guru dalam membuat bahan sumber pengajaran yang berpihak kepada murid. Dengan kata lain jika berdasarkan aset-aset diatas maka tidak ada alasan appaun untuk tidak berbuat dan berinovasi lebih baik demi pendidikan Indonesia kedepan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.