Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fenni Bungsu

Kala Menjelang Maghrib di Bulan Maret

Sastra | Tuesday, 21 Jun 2022, 16:32 WIB

Sore itu, langit merona menyibakkan semburat jingga yang menawan. Fenomena yang menyelimuti hampir seluruh cakrawala sejauh batas pandang, hadir di bulan ketiga tahun Masehi. Hal tersebut menginspirasi gadis berhijab ini, yang terkesima menatap langit dari balik jendela kamarnya.

“Pemandangan indah yang mungkin saja dilihat oleh banyak orang di luar sana. Meski berada di tempat yang berbeda, tetapi selalu ada penghubung yang dapat menyatukan,” ujarnya.

design image by fennibungsu

Berada di dalam kamar berukuran 4x4 meter, gadis yang bernama Wardah Aini itu kerap mengerjakan beragam aktivitas di sana. Meja belajar dan kursi berwarna biru menjadi saksi bisu akan kesibukannya menyelesaikan tumpukan tugas kuliah. Ia pun tengah menjalani pekerjaan freelancer sebagai penanggung jawab (PJ) event lomba menulis cerpen, dengan tema Internet Keluarga yang bekerjasama dengan salah satu penerbit.

Ritme kerja sebagai PJ tidak terlalu sulit, tetapi juga tidak semudah yang dibayangkan. Dimulai dari memublikasikan pengumuman lomba di semua media sosial yang dimiliki. Wardah Aini juga harus aktif memeriksa naskah yang telah masuk, update nama peserta, dan menanggapi bila ada pertanyaan yang diajukan calon peserta.

Selain itu, naskah peserta lomba disimpan rapi dalam folder khusus, agar memudahkan dewan juri untuk menilai. Lalu naskah yang sudah diketahui siapa pemenangnya, akan disusunnya secara sistematis sebelum diserahkan ke bagian editor penerbit, untuk diterbitkan. Tak lupa menghubungi para pemenang lomba untuk proses pengiriman hadiah.

Ia meraih gawai berukuran 6,5 inch yang berada di meja belajarnya. Berselancar dari aplikasi pesan, lalu menuju ke media sosial dengan lambang huruf tanpa terkendala jaringan. Sebab sinyal kuat internetnya Indonesia memudahkan urusannya. Satu per satu update status milik temannya ditelaah Wardah Aini dengan saksama. Ada yang ia tanggapi dengan memberikan tanda jempol atau like, memberikan komentar dengan kalimat yang relevan, atau dibiarkan tanpa tanggapan apapun.

Waktu terus beranjak, hingga 40 menit lagi menjelang Maghrib di minggu pertama bulan Maret. Konsentrasi pun berganti, jemarinya lincah menuju postingan lomba yang telah dipublikasikan dua hari lalu. Ramai dengan lebih dari 100 komentar calon peserta, ia sunggingkan senyum sejenak. Scroll layar ponsel dilakukannya, hingga pandangannya tertuju pada salah satu komentar, dari akun Nia Rosa, menarik perhatiannya.

fennibungsu" />
design image by fennibungsu

Nia Rosa: Mau ikutan lomba tapi tidak memiliki laptop T.T

Suatu hal yang aneh dengan pernyataan ini, tetapi aku tetap harus menanggapinya, pikir Wardah.

(reply to Nia Rosa) Wardah Aini: Hai mbak Nia Rosa salam kenal, untuk lomba penulisan cerpen Internet Keluarga ini, tidak ada syarat untuk harus menggunakan laptop. Apapun perangkatnya bisa kok untuk menulis cerpen☺️

(30 detik kemudian) Nia Rosa: Kurang leluasa mbak, untuk ketak-ketik.

Wardah: Dengan tekad kuat, apapun media menulisnya, mbak tetap bisa cerita tanpa batas alias out of the box melalui media perangkat yang dimiliki. Yuk, semangat menulisnya ^_^

Nia Rosa: Ya tapi, untuk menulisnya harus pakai software office, kan. Dan software office itu adanya di laptop.

Wardah: Mbak Nia Rosa membalas komentar ini, apakah terhubung dengan jaringan internet?

Nia Rosa: Ya iya dong mbak Wardah.

Wardah: Berarti tidak ada halangan untuk menulis cerpen, karena mbak bisa mengunduh aplikasi office di ponsel.

Nia Rosa: Eh, kok bisa, mbak? Bukannya kalau menulis harus di laptop ya?

Wardah: Saya cerita pengalaman beberapa bulan lalu, waktu mengikuti lomba Cerpen IndiHome yang diselenggarakan oleh Telkom Group dan terpilih menjadi juara pertamanya. Saya menulis melalui ponsel karena diburu waktu dan tugas kuliah. Saya pun bisa menyelesaikan cerita, dan mengirimkan naskah kepada panitia lomba melalui email sebelum deadline.

Nia Rosa: Wah selamat mbak, ini bisa jadi penyemangat saya.

Wardah: Hayuk mbak, semangat! Sebab menulis dan bekerja bisa di perangkat apapun, yang penting terhubung dengan internetnya Indonesia, sehingga pengiriman naskah atau dokumen dalam bentuk soft file bebas kendala.

Nia Rosa: Aha, iya, Mbak Wardah, terima kasih banyak pencerahannya. Saya bertekad untuk segera menyelesaikan naskahnya, karena ingin menang lomba cerpen. Makasih ya mbak, makasih ya.

Wardah: Terima kasih kembali mbak Nia Rosa. Sangat ditunggu nih naskah terbaiknya, sebelum deadline, ya ^_^

Nia Rosa: Siap, mbak Wardah ^.^

design image by fennibungsu

Walau dipisahkan jarak, Alhamdulillah aku bisa bermanfaat untuk memberikan pandangan positif, sehingga dapat menumbuhkan semangat pada diri orang lain, gumam hati Wardah Aini.

Suasana syahdu perlahan dirasakan. Kumandang adzan menghentikan aktivitas gadis itu. Ponsel diletakkannya seraya tersenyum, mengingat kejadian membalas komentar di akun media sosial tadi. Gadis berhijab itu beranjak menuju kamar mandi untuk berwudhu, dan melaksanakan ibadah solat Maghrib.

**Selesai**

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image