Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fenni Bungsu

Kisah Inspiratif dari Es Gak Beres yang Berdampak untuk Masyarakat

Humaniora | 2025-10-15 04:00:42

Teriknya siang hari menyilaukan mata, membakar dahaga, diikuti tetesan hawa hangat yang mengalir. Panas menyengat mentari membawa keadaan suhu yang sedang meningkat, sejatinya bisa diturunkan sejenak agar kondisi lebih normal dengan sesuatu yang menyegarkan seperti minuman dingin. Namun, kecepatan langkah kalah dengan kesigapan mereka yang juga memburu minuman es tersebut. Habis, tidak ada stok, ludes terjual.

Yudi Efrinaldi founder Es Gak Beres. dok. Astra

Bener-bener gak beres ini yang jualan. Kalimat yang berisi keluhan itu bisa saja ditanggapi dengan hal yang negatif, karena dirasa tidak membahagiakan hati. Namun, tatkala disikapi dengan pikiran positif, justru memancing gagasan segar seperti yang dilakukan oleh Yudi Efrinaldi. Ia mengkreasikan keluhan itu menjadi jenama “Es Gak Beres” yang mengantarkannya meraih SATU Indonesia Awards tahun 2021. Kiprah yang unik sekaligus menggelitik untuk bisa lebih dalam dikulik.

Lesatan Pegawai Honorer Menjadi Entrepreneur

Pandemi covid-19 belum melanda saat itu. Yudi Efrinaldi masih menggeluti rutinitasnya sebagai pegawai honorer. Namun, ketidakpastian finansial, membuatnya harus berpikir cepat. Tahun 2019, menjadi titik pertamanya terjun sebagai wirausahawan yaitu berjualan pisang goreng krispy dan bubur ayam di Kisaran. Harapan laris tak berbuah manis. Pemuda asal Asahan, Sumatera Utara ini beralih kreasi dengan berjualan es.

Tibalah momen Ramadhan, di mana menikmati takjil berupa minuman dingin akan menambah kesegaran saat berbuka puasa. Hanya saja, tidak semua merasa kesejukan itu, karena para pembeli minuman es ala Yudi Efrinaldi banyak yang mengeluh kehabisan.

"Es kau ini memang gak beres"

Keluhan tersebut Yudi tanggapi dengan pola pikir positif, yaitu menamakan produk minuman es yang dibuatnya menjadi "Es Gak Beres". Tak ada proses yang mengkhianati hasil, itulah yang dicapai oleh peraih SATU Indonesia Awards ini. Produk dengan jenama unik, sehingga memudahkan siapa saja yang mendengarnya akan langsung mengenal siapa pemiliknya.

Saat bulan Ramadan tiba, Yudi berinisiasi dengan produk Es Gak Beres yang ia buat. Bahan bakunya terbilang sederhana dan mudah dicari. Ia mengolah buah-buahan dengan mesin blender. Lalu dalam menjualnya, ia gunakan meja kecil dan gerobak, kemudian dipasarkan di pinggir jalan.

Disamping itu juga, Yudi memanfaatkan media sosial, sehingga dagangannya makin dikenal dan laris terjual. Terlebih minuman dingin ini, ditunjang pula oleh rasa yang nikmat dan harga terjangkau. Dagangan dibuka mulai pukul 3 sore, lalu sebelum Maghrib atau sekitar pukul 6 sore dagangannya telah habis. Dari situlah, ada calon pembeli yang tidak kesampaian menikmati Es Gak Beres ala Yudi ini.

Kerikil yang Menghampiri Yudi Efrinaldi

Bulan Ramadan pun berganti dengan hari raya Idulfitri. Yudi masih semangat dengan produk Es Gak Beres. Namun, menurunnya jumlah pembeli, tidak seperti saat di Ramadan, memberikan dampak pada produk dagangannya itu. Tak hanya masih terdapatnya stok dagangan, rasa produk minuman es itu pun tak sama. Tak lagi nikmat dirasa. Naasnya, ada pembeli yang tetap membeli. Tak ayal, keluhan negatif pun ramai terjadi di media sosial.

Kerikil yang menghampirinya itu sempat membuatnya hilang semangat. Akan tetapi, Yudi tak mau patah arang. Ia kolaborasikan pengetahuan yang didapatnya dari channel Youtube, dengan inspirasi lain yang diketahuinya. Usahanya menorehkan senyuman segar yang membahagiakan, berkat menemukan racikan Es Gak Beres yang Makin Beres dengan memanfaatkan aneka buah.

Batu sandungan lain yang dihadapi olehnya ketika pandemi melanda dunia, perekonomian banyak terdampak, usahanya ini juga mengalami penurunan dari segi pendapatan. Padahal ketika itu, bisnis Es Gak Beres ini memiliki ratusan mitra cabang di banyak daerah, beberapa diantaranya Sumatera Barat, Aceh, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Yudi Efrinaldi menghadapi kerikil yang datang itu dengan rasa optimis.

Suntikan Semangat Menjadi Torehan Prestasi

Dari bisnisnya itu, Yudi Efrinaldi tak hanya meluaskan pangsa pasar dengan memiliki mitra cabang semata, tetapi juga bisa meraih keuntungan hingga 150 juta per bulan. Bahkan membuka peluang kerja bagi masyarakat, dan menjadi motivasi untuk para generasi muda guna menumbuhkan wirausahawan baru.

Ia juga meraih apresiasi SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Award di bidang Kewirausahaan pada tahun 2021. Capaian prestasi dari satu gerakan Es Gak Beres, terus berdampak juga pada sisi lainnya yaitu pelayanan sosial, dengan memberikan bantuan berupa ambulans gratis, membagikan sembako, dan pemberian makanan gratis setiap hari Jumat.

Kesuksesan memang tidak bisa diraih secara instan. Perlu perjuangan, konsistensi, dan dedikasi yang tinggi untuk menghadapi segala kerikil yang ada di hadapan. Kemantapan pemuda 36 tahun bernama Yudi Efrinaldi ini telah membuktikan bagaimana menjadi pelajaran berharga tentang adaptasi, kolaborasi, tidak cepat puas, terus belajar dan bukan selalu mengenai peruntungan tetapi pertimbangkan pula tentang kebermanfaatan untuk sesama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image